Aku telah berada disebuah bus untuk menuju sebuah kota kecil diJawa Timur. keputusan yang telah kuambil yang tentu saja dengan emosi sesaat. "Aku harus siap dengan segala resiko yang akan ku hadapi nantinya " pikirku. biarlah aku mulai lembaran baru dalam hidupku disana. melupakan lembaran kisahku yang telah berakhir dan harus aku lewati. sungguh, jika aku boleh menyesal rasanya tidak ingin ada hari dimana aku sangat menyayanginya dengan segenap jiwaku namun aku pun melepaskannya. entah mengapa aku merasakan rasa sakit perih yang sangat dalam. betapa jahatnya aku terhadap diriku sendiri. namun hanya ini yang bisa aku lakukan saat ini, menghilang dan tak ingin kembali. menghilang dalam kegelapan.
"Ahh, aku akan memulai hidup yang baru, " dalam hatiku berucap lirih. "Pasti menyenangkan tinggal disebuah tempat yang tidak mengenal kita sebelumnya dan disana tidak akan ada pertanyaan apa pun tentang aku dan dia. meninggalkan semua bagian lama dari serpihan kehidupannya. Berharap mampu melupakan secarik cerita yang takkan pernah ada dalam hidupnya . Cerita yang membawa sejuta pelangi namun sirna seketika ketika matahari terlalu terik menyinari air danau yang begitu tenang.
****
Sungguh dia tidak tahu tempat apa yang sedang dia tuju sekarang. Telah banyak yang menantikannya. Mereka-mereka yang ada dibalik sebuah tirai yang tak mampu kita masuki dimensinya. Sosok-sosok bayangan yang tak pernah ada penjelasannya. Yahh, sebuah garis takdir yang berliku, tak pernah dapat terlihat dimanakah ujungnya. Perjalanan yang akan membawanya kesebuah titik,,dimana babak baru dalam hidupnya akan dimulai.
***
"Kirei, pikirkanlah sekali lagi tentang keputusanmu ini" ujar mama, seraya menggenggam tanganku. Namun tekadku sudah bulat, mengejar impian dan idealisme ku sendiri. Sudah cukup ku habiskan sisa hidupku hanya mengejar kesenangan sesaat dan sudah cukup memanjakan diriku dengan segelintir kegalauan,,kecemasan yang sama sekali tidak berguna dan hanya menjadi sebuah serpihan kosong yang tak berguna.ndainya aku baik-baik saja, aku tidak akan pernah sampai ditempat ini, gumamku lirih. semua terlalu cepat terjadi, belum sempat aku berfikir jernih tiba-tiba aku telah duduk didalam bus. perjalanan yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya. seharusnya saat ini aku sedang menikmati hari-hariku bersama daniel. yahh daniel bagian dari hidupku yang tiba-tiba saja menguap entah kemana perginya. sebuah cerita indah yang seharusnya berjalan sesuai rencana namun tiba-tiba hancur dan berantakan
'sini, aku bantu ikat tali sepatu kamu''ucapnya seraya mengikat tali sepatuku tanpa menatapku sedikit pun. ''aku menatap punggung orang yang sama sekali tidak aku kenal sebelumnya. ''kakak cari buku apa?mari saya bantu kak, saya lihat kakak ini suka novel yang romance ya? saya banyak novel bagus lho kak!'' ga usah, saya cuma anter teman kok, dia yang mau beli buku!" jawabku dengan ketus melanjutkan bermain game di hp. tiba-tiba dia menyodorkan sebotol air mineral. ''baru pertama ke tempat lapak buku bekas ya?'' aku hanya mengangguk dengan malasnya. aku tidak pernah tau, jika laki-laki dihadapanku ini akan menemaniku beberapa purnama, melewati beberapa kali musim hujan yang sangat ku sukai. beberapa tahun kemudia aku baru tahu, saat dia mengikat tali sepatuku, dia berfikir bahwa aku adalah belahan jiwanya, pemikiran yang sangat tidak rasional, karena kami belum saling mengenal.
Gedung sekolah yang begitu kokoh berdiri diatas perbukitan yang sangat indah. Namun mengapa sangat sepi dan senyap. Dibalik gedung sekolah terlihat pepohonan yang sangat lebat menjulang. Mendesir angin semilir, bukan kesejukan yang menerpa namun seperti nyanyian alam yang sedang kesepian .Dari balik pagar ini aku merasakan hal yang sangat mengganggunya, namun aku sendiri tidak mengetahui apa yang membuatnya tidak nyaman. desau angin yang menyapa lembut wajahku tidak sedikit pun membawa ketenangan dan mengurangi sedikit saja kegundahan di hati. tiba-tiba rasa takut menyeruak dihati ku. rasa takut yang sangat mendekap erat jantung, membuatku sulit untuk bernafas. Sekilas aku menatap jendela kelas di lantai 3. Seperti ada ribuan mata yang sedang mengintaiku. dengan cepat aku membuang pandanganku jauh-jauh dari jendela tersebut. kekalutan yang berkecamuk difikiranku telah ia coba tepiskan namun semua terasa dekat dan nyata. mengapa semua tiba-tiba sangat menyeramkan, bisik ku kepada diriku sendiri, mengapa bayangan-bayangan itu terasa nyata dan mereka terasa begitu dekat.
" halo, selamat siang!" teriakanku memecah kesunyian. namun tak ada suara jawaban apa pun. " atau kah aku salah alamat ya?,. aku sibuk membolak-balik alamat yang ada di tanganku. " sepertinya aku tidak salah alamat, " gumam ku lirih.
Ketika sedang sibuk mengintip dari sela-sela pagar, aku dikejutkan oleh suara yang cukup membuatnya shock. Suara itu berat dan sangat misterius. "Apakah ibu yang bernama kirei"? Tanya lelaki tua tersebut. Terasa lemas kaki dan gemetaran seluruh tubuh ketika aku menatap laki-laki yang ada dihadapanku. " Mengapa aku ketakutan? Ada apa dengan ku ini ? " ucapku dalam hatinya. Pikiranku tiba-tiba menjadi kacau dan kalut. Penyebabnya pun diriku sendiri tidak tahu. aku harus bisa menguasai diriku sendiri. apa pun yang akan ku hadapi aku harus bisa melaluinya. setelah itu rasa takutku menguap. kembali ku menatap lelaki didepan ku ini dengan tatapan dingin. entahlah, semenjak daniel melukaiku rasa takut, cemas, kecewa, bahagia bahkan kesedihan sepertinya hanya tersisa 1% atau bahkan menghilang.
"Iya pak, nama saya kirei", jawabku dengan kaku dan sedikit pelan. " laki-laki ini sangat menyeramkan," Pikirku dalam hati. aku sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa dia sadari laki-laki itu menatapnya dengan tajam, tatapan yang penuh dengan sejuta misteri yang tak terungkapkan. angin yang berhembus dingin membuat siapa pun yang merasakannya akan merinding dan ketakutan. tidak dengan ku, heartless, mungkin itulah aku yang sekarang. aku tidak terlalu peduli
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Of The Darkness
FantasyPerjalanan hidup seorang gadis remaja bernama kirei demi melupakan kisah cintanya dia pergi berpetualang ketempat yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya. Sepenggal kisah yang menorehkan luka dihati kirei, entah butuh waktu berapa lama agar kirei...