LOVE OF THE DARKNESS

42 5 0
                                    

Melangkah dengan gontai ku susuri jalan, melangkah menjauhi sekolah tersebut, berbekal dengan alamat yang diberikan oleh satria. Ku seret dengan paksa koperku yang cukup berat. Begini lah tinggal didaerah pinggiran, jangan kan taxi, ojeg motor pun sangat sulit didapatkan.

Seharusnya tadi aku menerima tawaran satria untuk
mengantarku ketempat aku tinggal didesa ini jadi aku tidak perlu kebingungan mencari rumah tersebut.
Udara sejuk yang menyeruak, aroma dedaunan yang ku hirup membuatku sejenak melupakan kekalutan dalam fikiranku,, . Sekilas ku tatap cincin yang ada di jariku, seandainya indahnya hidupku seperti cincin ini.

***

" hai,, ", ku baca sebuah pesan messenger ku. Saat ku lihat siapa pengirim pesan itu, seperti melayang di udara tanpa ada gaya gravitasi menahan tubuhku. Dia adalah mahasiswa jurusan fisika yang sangat terkenal dikampusku. Mungkinkah dia mengenalku ?? Rasanya tidak mungkin,, aku hanya mahasiswi biasa yang tidak punya kelebihan apa pun, tidak mungkin dia mengirim pesan untukku.

" kenapa kamu gak kuliah tadi #grady? " ku baca lagi pesan yang kedua. My God, itu memang pesan untukku.

" gak papa, cuma sedikit tidak enak badan aja", jawabku
Makan apa nih anak di kampus, mengapa tiba-tiba menyapaku di messenger.

Setelah 2 tahun hanya mampu melihat foto dan aktifitasnya di facebook. Aku bukan fans nya karena aku tahu terlalu banyak wanita cantik yang ada disekelilingnya.

Rasanya bahagia dan sulit dirangkai dengan kata saat ku baca lagi pesan singkat yang mengubahku dalam hitungan detik. Entah apa yang ada di kepalaku saat ini.

***

Disaat ku terlena dengan khayalanku, tiba-tiba ada seseorang yang menyapaku.

Maaf teteh, teteh mencari rumah siapa ?? " tegur seorang laki-laki setengah baya menyapaku dengan ramah.

" saya mencari rumah ibu risma,. Saya kirei, akan mengajar di sekolah yang baru dibangun didesa ini", jawabku seraya mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan.

" oh ibu mengajar di sekolah Lembayung kasih, sambil menyalamiku dengan hangat dan ramah, panggil saja saya mang kosim, saya warga didesa ini, kalau rumah bu risma saya tahu tempatnya, mari saya antarkan ibu guru kesana" jawab mang kosim dengan ramah.

"Mari bu guru biar saya bawa tas nya, "lanjutnya sambil mengangkat koper yang sejak tadi menjadi beban berat dilenganku.

Sambil berjalan mang kosim banyak bercerita tentang desa ini dan adat istiadatnya, saat ku tanyakan mengenai sekolah baru tersebut, mang kosim terdiam berusaha mengalihkan pertanyaanku.

"Memangnya gedung sekolah yang baru itu sejak kapan dibangun? Pada awalnya itu gedung apa mang?? Tanyaku sambil tetap berjalan.

"Maaf bu guru kalau itu saya tidak tahu," jawab mang kosim cepat. Rasanya tidak mungkin mang kosim tidak mengetahuinya, karena beliau sejak kecil tinggal didesa ini. Atau kah ada hal yang ingin disembunyikan oleh mang kosim

Love Of The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang