02-Auntie

47 7 0
                                    

Aku duduk termenung di kebun belakang,memikirkan sesuatu, entahlah aku sangat sedih, ingin sekali rasanya berteriak, mungkin aku dikira berlebihan, tapi beginilah hidup seorang fangirl.

Flashback
setelah percakapan tentang tiket konser,dan mom berjanji akan membelikan tiketnya besok,esoknya aku menunggu kedatangan mom di ruang keluarga dengan menahan kantuk sambil menonton film 'This Is Us', merry dengan setia menemaniku tetapi ia sudah duluan tertidur di sofa sebelahku karena tidak kuat begadang,pukul 12 pm, aku mendengar suara klakson mobil untuk mengisyaratkan satpam untuk membuka gerbang, lalu setelah itu terdengar suara gerbang yang dibuka, aku tau itu mom dan dad, setelah beberapa menit, pintu depan terbuka, mom datang dengan dad dengan wajah lelah melewati ruang keluarga,saat itu juga mom kaget melihatku, ia seperti ingin memarahiku karena ini sudah lewat jam 12 malam,tetapi dad malah memberikan senyuman kepadaku, mengampiriku dan memelukku duluan sebelum mom memarahiku ,aku membalas pelukannya, cukup lama berpelukan, akhirnya dad melepaskannya duluan,aku dapat melihat raut kelelahan diwajah dad tetapi ia masih bisa tersenyum hangat kepadaku, dan aku senang kali ini aku bisa bertemu dad, walaupun ia terlihat sangat lelah, tapi menurutku dad masih tampan dengan setelan jasnya.

"Hey little sweetkie,What are you doing in the middle of the night?"tanya dad

"Daddy, don't call me like that, i'm not children now"jawabku sambil memutar bola mata

"Haha, but you're my child"

"Okay, up to you dad, i don't want to arguing right now"tepat setelah aku menjawab dad malah tertawa kecil

"Ekhem, so,what are you doing in the middle of the night?"tawa dad mereda ketika mom menengahi pembicaraan dengan serius

"Aku sedang menunggu kalian, aku hanya...kangen(?)"ucapku seperti bertanya

"my little sweetkie willing to wait to meet with me, huh?"tanya dad

"Yup, so don't mad at me, i know i was wrong,and i'm sorry for that"

"It's okay sweetkie, sekarang kau sudah bertemu kami kan?, jadi, pergilah ke kamarmu dan tidur, jangan lupa menggosok gigi dan cuci kaki, have sweet dreams sweetkie"ucap dad sambil mencium puncak kepalaku, akupun menurutinya dan menghampiri mom,yang kelihatannya tidak senang karena aku belum tidur jam segini, melihat mom yang seperti itu aku tidak berani untuk bertanya tentang tiket konser, akupun hanya mencium pipinya dan membisikan 'have a sweet dreams mom', lalu pergi menaiki tangga menuju kamar untuk tidur.

~esoknya~
Aku menuruni tangga dengan tergesa gesa, aku akan terlambat jika 5 menit lagi aku belum berangkat, ya hari ini aku pergi kesekolah dan tadi pagi aku bangun kesiangan, di bawah aku tidak menemukan siapa siapa kecuali merry, ia mengisyaratkanku untuk memakan roti dan susu yang berada di pantry, dengan tergesa aku meminum susu dengan satu tegakan, lalu mengambil sepotong roti dan kugigit di mulut, kuambil sepatuku dan memakainya lalu berteriak kepada marry "aku berangkat" lalu berlari kearah mobil yang di dalamnya sudah ada mamang, supir pribadiku, dengan itu aku berangkat menuju sekolahku.

Sekarang disinilah aku, di sekolah swasta berbasis internasional yang terkenal di kota ini, aku berjalan ke kelasku yang berada di lantai 2, sesampainya dikelas aku langsung duduk di bangkuku dan kulihat sebelahku, kosong, demilo ternyata belum datang.sambil menunggu bel masuk aku memasang headsetku lalu mendengarkan beberapa lagu One Direction hingga satu suara mengagetkanku.
"HEY GIRL IT'S NOW OR NEVER, IT'S NOW OR NEVER,DON'T OVERTHINK JUST LET IT GO, LET IT GOOO, LET IT GOOO CAN'T HOLD YOU BACK ANYMOREE,"
suara cempreng yang khas menggema di seluruh ruangan, menyanyikan lagu yang salah seolah tidak takut di protes one direction dan demi lovato, dan dengan polosnya bernyanyi di depan pintu sambil bergaya layaknya orang idiot, yup, itu adalah demilo.

Di dalam kelas, aku sibuk mengirimi mom pesan, mom bilang ia akan segera memesan tiketnya dan mencarikanku orang yang bisa diajak ke konser, setelah mendapat balasan aku buru buru membacanya, setelah melihat isi pesan tersebut aku tercengang.

"Mom sudah memesannya dan ternyata tiketnya sudah sold out dari 3 hari yang lalu"

Aku membaca berulang ulang pesan itu, kecewa, pupus harapanku untuk bertemu idolaku ,itu yang aku rasakan,setelah itu moodku berubah,rasanya aku tidak ingin mengikuti pelajaran dan langsung pulang.

Flashback off

Sekarang adalah 3 hari menuju konser OTRA di jakarta, fans yang lain pasti sibuk dan sedang menunggu idolanya itu mendarat di bandara, aku yakin pasti mereka dicegat oleh banyak body guards yang berjaga, tak ambil pusing, aku hanya duduk di taman belakang, tak mungkin juga aku ikut ikutan berdesakan di bandara, karena peluang untuk bertemu mereka sangat sedikit, dari kemarin demilo terus menanyakanku tentang tiket konser, ia sudah membeli tiket di tribune 2, sebenarnya aku ingin memberitahunya tentang tempat yang ia pilih sangat 'bagus', tapi yasudahlah, itu urusannya dia.

'Greekk, brumm' (gue gak tau suara gerbang ama mobil kek gimana)

Aku berpikir sebentar, tadi itu suara mobil daddy, tapi masa daddy sudah pulang?, ini kan masih jam 1 siang.
Samar samar aku mendengar suara orang yang bercengkrama,suara itu lebih dari 2 orang,aku masih berpikir, dad, mom dan...

"Heiii...kieraa"aku menoleh saat suara yang kukenal menyapaku dengan aksen British nya

"Aunt clare"balasku tak percaya, aunt clare adalah adik daddy satu satunya, ia masih muda, umurnya sekitar 25-an,seingatku sekarang ia masih tinggal di London,aku sudah lama tidak bertemu dengannya, sekitar 8 tahun yang lalu, saat itu ia masih duduk di bangku senior high school, tidak kusangka ternyata dia sudah bekerja sekarang, tapi entahlah aku tidak tau ia bekerja dimana.

Kamipun saling berpelukan melepas rindu, sampai akhirnya dad dan mom pamit untuk kembali ke kantor.kami mengobrol banyak hal, tentang bagaimana perasaanku sendirian di rumahlah, apa yang biasanya aku lakukanlah, bagaimana pengalaman berpindah pindah negaralah, bagaimana teman temanku di sekolahlah, sampai hingga akhirnya aku menceritakan hobby dan idolaku, idola yang membuat hidupku bisa berwarna saat hal hal yang aunt clare tanyakan tadi terasa berat.ia terdiam saat aku menceritakan tentang One Direction, padahal tadinya ia banyak bertanya dan sekarang tiba tiba menjadi diam, aku merasa sikapnya berubah saat pertama kali aku menyebutkan kata One Direction,ia seperti berpikir, setelah aku menceritakan semuanya aku dan dia hanya diam,hening seketika, lalu aku bercerita juga tentang konser One direction yang diadakan di kota ini,aku memberitahunya bagaimana bodohnya aku karena belum memesan tiket sebelumnya dan malah kehabisan, aku menceritakan bagaimana kecewanya aku,aunt clare yang melihatku begitu langsung memegang tanganku dan menenangkanku,setelah itu aku kembali tenang dan mencoba merelakan, dan aunt clare mulai berpikir lagi, sebenarnya aku bingung, kenapa ia senang sekali berpikir, adakah yang ia sembunyikan?, setelah itu ia bertanya sesuatu

"Do you really love them?"aku hanya mengangguk, lalu ia melanjutkan,
"Apakah ada temanmu yang ingin kamu ajak menonton konser itu?"

"Ada, tapi dia sudah membeli tiketnya"ada apa ia menanyakan tentang itu

"Hmm"
"Sebaiknya suruh ia menjual tiketnya"

"Nanti juga kau tahu"

Aku mengangkat satu alisku dengan wajah bingung

"Hm...coba nanti kutanyakan"

Setelah itu aku menelpon demilo, sebenarnya hanya basa basi rutin setiap sahabat dan tidak ada niat untuk menyuruhnya melakukan apa yg aunt clare minta, tapi setelah aku berkata 'hallo' ia langsung berkata kalau ia menjual tiketnya kepada fans lain, aku terkejut dan langsung menanyainya kenapa,

"Kita tuh sahabat, sesama directioners, masa iya gue pergi, elo engga, kemana ke-setia-kawan-an-directioners gue, gak asik kalo lo gak ada, gak lengkap idup gue jadinya, lagi pula gue belum nemu orang yang diatas 17 taun, jadi gue rela aja kok gak nonton, gaada penyesalan yang mendalam kayak elo, gue mah nyantai"

"Ta*k, lo ya, serah dah kata katain aja gue terus,iya iya tau kok yang solidaritasnya tinggi"kataku,
*saat aku berbicara dengan teman dan saat aku berbicara dengan orang tuaku memang beda*

Akhirnya aku dan demilo melanjutkan obrolan tidak penting kita beberapa menit kedepan

Part ini kiera pov semua yak, sorry kalo pendek, gue berterimakasih banyak kalo masih ada yang baca cerita ini, jangan lupa Voment yak

Story Of My Life | One DirectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang