Di sebuah kamar seorang gadis sedang berdiri di depan cermin sambil merapikan baju yang di kenakannya, rambutnya dia gerai begitu saja, wajah cantiknya dia poles dengan bedak tipis, bibir mungilnya dioles dengan lipgloss pink yang semakin menambah kecantikan wajah polosnya.
Baju seragam putih abu-abu melekat ditubuhnya membuat si gadis tersenyum merekah.
"Asaaaa, selamat datang masa SMA, masa yang indah menurut semua orang." Gumamnya dengan ceria.
"Ck, Dek. kakak panggil-panggil juga masih aja ngedekem di kamar." Gerutu Rey.
"Iya kak, Riri dengar, sebentar sih."
"Sebentar-sebentar, ini udah jam berapa, ayo cepat turun, semua nungguin kamu buat sarapan tuh." Omel Rey.
Riri pun menyelendangkan tas selempang dibahunya lalu mengikuti kakaknya menuju meja makan.
"Pagi semuaaa." Sapa Riri.
"Anak ayah cantik banget." Ucap Dipta.
"Perasaan baru kemarin kakek gendong kamu sekarang udah besar aja." Timpal Harry.
Mendengar ucapan ayah dan kakeknya Riri hanya memberikan kecupan manis dipipi mereka.
Setelah pemimpim rumah tangga sudah pada berangkat kerja kini giliran anak-anaknya yang berjalan beriringan menuju mobil yang mengantar mereka terparkir di halaman rumah.
"Hati-hati, jaga adikmu Rey." Ultimatum Deeva kepada Rey.
Rey hanya mengangguk dan masuk ke dalam mobil pribadi yang akan mengantar mereka, Dipta tidak membiarkan anaknya menyetir sendiri atau memfasilitasi kendaraan apapun, mereka tetap diantar dan dijemput oleh sopir yang sudah keluarga Hardinata ini percayai.
Sesampainya di sekolah Riri keluar dari mobil dengan semangat.
"Aaaaaaaaaa, serasa mimpi, aku sekarang memakai seragam putih abu-abu." Pekiknya.
Pletakkkk.
Satu jitakan mendarat dikepala Riri membuat sang empunya mengaduh.
"Kak Rey, sakitt."
"Jangan macem-macem di sekolah, kakak mengawasimu." Ucap Rey sambil lalu.
"Ishhh, kakak nyebelin." Omel Riri.
Arkan hanya tersenyum sambil mengelus sayang kepala Riri yang kena jitak kakaknya.
"Belajar yang bener." Ucap Arkan.
"Siap kak,pastii. Riri kan ingin menjadi generasi Hardinata yang pintar dan mengagumkan."
Arkan mengangguk dan setelah itu juga berlalu, sepeninggal kakak-kakaknya Riri berlari di mana papan pengumuman itu berada karena ada pengumuman soal kelas baru mereka.
Riri melihat papan pengumuman itu sudah dikerumuni siswa baru.
"Permisi, numpang lewat aku mau lihat." Ucap Riri.
Semua siswa yang mendengar ucapan Riri langsung memberikannya jalan, Riri pun dengan leluasa melihat papan pengumuman yang tertempel sebuah pengumuman perihal pembagian kelas siswa baru.
Riri melihat semua kertas-kertas itu dan menemukan namanya yang bertengger di kelas X Ipa-1, setelah menemukan namanya dia mencari nama lain, setelah menemukan nama yang dicarinya juga ternyata sekelas dengannya Riri berteriak heboh.
"Aaaaaa satu kelas, senangnya." Teriaknya.
Siswa baru itu tidak memandang aneh kepada Riri walaupun Riri sedang loncat-loncat kegirangan, siapa yang berani memandang Hardinata generation seperti itu, sepertinya tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Close To You #RiriNialStory
Novela Juvenil(COMPLETED) Sequel Terpaksa Menikah. Keterkaitan cerita #2 Kehidupan teridiri dari dualitas. Bersisian dengan yang tidak sejajar berdampingan dengan antonim kehidupan. Tapi dari perbedaan itu mampu menciptakan kedekatan. Mampu memercikan virus merah...