Pada saat tiba di depan rumah makan, tiba tiba aku menghentikan langkah kakiku.
"Emmm.... kamu lapar ngga? Aku kayaknya ngga lapar deh,"
Ujarku agak terkikuk," loh ko ngga lapar sih? Kan tadi kamu yang ngajakin aku makan bareng," jawabnya.
"Ah masa??? Hhmmm..."
Balasku gugup."Tunggu dulu, jadi kamu ngga sadar ngajakin aku makan bareng? Atau ini cuman sensasi belaka? Jawabnya agak bete.
"Ehh... mmmm... engga lah, aku emang bener ngajakin kamu makan bareng ko, tp aku belum terlalu lapar, jadi aku ngga ikut makan deh, tp klo kamu lapar, sama aku ditemenin ko" jawabku agak terbata2.
"Udah lah irma, ngaku aja, kamu lagi manas2sin cowok tadi yang namanya artha ya?"
"Ih ya ampun engga lah, ngapain coba? Engga dong ehh..."
"Udah bilang aja jujur, kamu keliatan banget tau kalo lagi manas2sin gini... hahaha..."
"Emmmm... tapi aku ngga enak sama kamu, ujarku sembari memasang muka sedih.
"Ya ampun iya kan, kamu ini pasti masih sayang sama cowok tadi ya? Udah cerita aja ke aku, pasti aku dengerin ko, kamu jangan sedih lagi dong..." .ujarnya sembari senyum dengan megeluskan tanganya pada pangkal kepalaku.
"Akhirnya aku menceritakan semuanya kepada izas tentang ka artha di meja makan yang paling ujung.
"Ya udah aku ngerti ko maksud kamu, Kamu sabar aja ya, kalo dia memang benar2 sayang sama kamu, dia pasti akan pertahanan hatinya buat kamu, mungkin dia hanya butuh waktu saja." Ujar izas.
Tidak sadar, ternyata izas memegang tangan kiri ku, di atas meja makan. Sembari senyum melihatku..
"Ya ampuuunn.... manisnya..."
Ujarku tidak sadar aku terpesona dengan senyumannya."Apanya yang manis irma?
Katanya .."Ehh ini ice cone nya sangat manis hehe" jawabku kaget karena ditegur izas.
Setelah beberapa menit, tiba tiba ada ka artha dan silvia datang menghampiri mejaku dan izas,
"Aduh duhh... ciee yang lagi berduaan aja? Boleh dong kita gabung? " kata silvia sembari duduk di meja makan aku dan izas.
"Oh boleh dong, oiya kebetulan nih, kalian ada disini, kalian kan teman2nya irma, jadi kalian aku traktir deh makan sepuasnya disini, untuk ngerayain hari jadi aku sama irma, iya kan irma sayang? ujar izas dengan suara agak dikerasin.
"Emhh.. uhukk.. uhuk..."
akupun tersedak pada saat sedang minum jus, karena aku kaget, tiba2 izas bicara seperti itu."Apahhh????"
Ujarku kaget,Izas langsung memegang pangkal pahaku dengan agak sedikit meremas,
"Ahhhh.... apa? Iya benar, pacarku ini akan memberikan pj alias pajak jadian pada kalian, jadi dia akan mentraktir kalian hari ini.. " jawabku dengan memasang senyum miring dan agak melirik pada izas.
"Wahh? Asyik senang sekali, ka artha kita beruntung ya hari ini bisa mendapatkan traktriran"
Ujar silvia,"Oh iya, beruntung sekali. Ujar ka artha yang hanya diam menyilangkan tangannya.
"Ayo ka kita pesan makanan dulu, hal ini tidak boleh dilewatkan sedikitpun nih...ujar silvia sembari menarik tangan ka artha.
"Emmm.. kamu sendiri aja ya silvia, aku mau ke air sebentar. Kamu saja yang memesan makananya, semua makanan yang kamu pesan, pasti akan aku makan ko. Jawab ka artha.
"Oke deh, bentar ya gaaiss...
Lantun silvia sembari meninggalkan meja makan untuk memesan.Ka artha pun bergegas ke air..
Pada saat mereka sedang meninggalkan meja makan, aku pun berbisik kepada izas.
"Eh izas apa yang kamu katakan tadi? Kamu ini bicara ngawur sekali. Kapan kita jadian??" Ujarku agak kesal...
"Kamu liat dong ekspreksinya si ka artha itu. Dia tuh panik, kayaknya dia cemburu." Ujarnya dengan nada licik.
'Ih kamu ini apa sih? Kalo ketahuan kita hanya bohong gimana? Jawabku dengan nada lirih.
"Udah lah irma, ikutin aja cara mainnya, dijamin ngga akan merugikan siapapun, ini malah rencana untuk membuktikan ka artha itu sebenarnya masih sayang ngga sama kamu?"
"Ah iya deh terserah kamu. Terus sekarang gimana dong?
"Gimana apanya?"
" ya biaya makanannya?! Kita kan ngga sedang jadian, siapa yang mau bayar? Aku ngga ada uang untuk membayar makanan mereka.?"
"Tenang aja, masalah makan biar aku yang bayar, makanan kamu juga aku Bayarin ko."
"Astaga, apa yang sedang direncanakan izas ini. Sebenarnya aku tidak tenang kalo begini. Tapi apa boleh buat, sudah terlanjur." Batinku dalam hati.