"Diruang kerja"
"Sini kamu ikut, sekarang..??"
Tiba-tiba ada yang masuk menarik tanganku, padahal aku sedang fokus mengerjakan job dari pembina pkl.
Silvia pun diam mematung pada saat tau tiba-tiba ka artha menarik tanganku dan membawaku keluar ruangan.
Pembina yang dari tadi melirik pun hanya diam, dan hanya mengacuhkan saja.
"Aduh... ka, maksudnya apa sih? Ko narik2 begini??? Ujarku dengan nada bicara agak tersentak.
"Irma pliss.... jangan mainin aku begini, maksud kamu apa jadian sama temen smp kamu itu? Ujarnya membentak lirih..
"Maksudnya??... aku ngga ngerti maksud kaka." Jawabku membenarkan.
"Terus kamu ngapain pake jadian sama dia segala? Sedangkan aku, kamu malah acuhhin???
Sentaknya.Aku pun mulai ngeh dengan maksud ka artha, lalu aku membalas dengan senyum miring dan mengangkat sebelah alisku.
"Kenapa emang ka? Kaka cemburu yaa??? Jawabku mencoba merelaxkan suasana.
"Ngga usah pake sikap so manis deh, bilang jujur, kenapa kamu jadian sama dia, sedangkan kaka malah diacuhin??? " sentaknya kembali.
Akupun mulai geram karena sentakan ka artha yang dilontarkan padaku.
"Eh ka, aku tuh bukan kamu ya, yang pergi dengan orang lain seenaknya, tanpa mau mengusahakan, kalo kaka benar-benar sayang sama aku, pasti kaka ngga akan ninggalin aku secepat ini.kaka malah sudah berani menggandeng silvia yang jelas-jelas teman sekelasku.itu maksud kaka apa hah?" Jelasku panjang lebar.
Ka artha pun hanya Diam dan menatapku dengan tajam.
"Jadi stop ya, ngga usah gini terus, kalo kaka mau sama silvia ya ambil aja sana! Aku bisa move on dari kaka ko, aku bisa cari yang lain ko, yang lebih bisa memperjuangkanku dan benar-benar sayang. Bukan hanya dimulut doang! Sentakku pada ka artha, sembari meninggalkannya masuk ke ruang kerja kembali.
"Jadi kamu juga sayang sama kaka?? Ujarnya..
Akupun langsung menghentikan langkahku sejenak. Dan meneruskan kembali meninggalkan ka artha.
Ternyata bel istirahat sudah dari tadi. Pada saat aku akan masuk ruangan, ternyata ada silvia sedang bediri didepan pintu masuk. Sembari melihatku dengan mengerungkan dahinya.
"Eh pi? Kamu bikin aku kaget."
Ujarku."Kamu kenapa pi?" Sambungku.
Dia pun langsung keluar tanpa menjawab pertanyaanku.
"Kenapa sih dia?
Astagaaa.... !! Jangan-jangan dia mendengar pembicaraanku dengan ka artha tadi? Ujarku bicara sendiri."Ah bodo amat deh.."
Sambungku sembari jalan menuju bangku kerjaku."Permisi irma, maaf bapa boleh bicara sebentar??
Tiba-tiba pak pembina mendatangiku."Duhh... ada apa ini? Jangan-jangan ini masalah tadi." Batinku dalam hati.
"Oiya pa silahkan,"
Sambutku dengan santun."Kamu ada hubungan apa dengan nak artha?? Tanya nya...
"Loh ko bapa kenal sama ka artha?" Tanya ku balik.
"Kamu ditanya malah nanya balik" ujar pak pembina.
"Eh iya, hmmm... maaf pa, iya kita hanya teman biasa ko pa, memang kenapa ?
Jawabku"Jangan bohong nak irma, tadi kalian kedengaran agak ribut.apa kalian sepasang kekasih? Tanya nya.
"Bukan pak hanya teman dekat."
Jawabku sembari melemparkan senyum."Kamu kan irma hardianti dari smk5 kan? tanya Pak pembina balik.
"Iya pa benar," jawabku.
"Jadi kamu yang dimaksud pak kepala direktur"
"Loh maksudnya apa pa?"
"Nak artha itu anak dari kepala direktur pemilik perusahaan ini, dia sempat menanyakan kamu disini. Pada saat saya menunjukan irma itu kamu, dia bilang setiap hari artha lesu lulai karena kamu, dia telah buta akan cintamu, dia tergila2 padamu, mangkanya pak direktur ingin tahu wanita seperti apa yang digilai anak bungsunya itu. Jelas pak pembina.
Jelas pak pembina membuat aku sangat kaget, dan tak percaya. Ternyata seorang anak pak direktur itu menggilaiku, akupun tak bisa berkata2 pada masa itu"
"Astaga... ngga mungkin pak, "
Mataku terbelalak mendengar semua itu."Sebaiknya kamu segera bicara pada nak artha, bapak tau Jika kamu mengerti, kamu harus berbuat apa. sepertinya pak direktur akan mensetujui kalian, karena pak direktur sangat sayang sekali pada anak bungsunya." jawabnya.
"Yasudah bapa pergi dulu ya"
Astaga gak mungkin, apa yang disukai ka atha padaku. sampai-sampai dia sangat tergila-gila padaku.