Gips|Part One

2.7K 139 2
                                    

Kesiangan.
Ya,aku kesiangan.
Dengan cepat kusibakkan selimut yang menutupi seluruh tubuhku dan berlari ke kamar mandi.
Sungguh ini bukan awal yang baik.
Terlambat di hari pertama di sekolah baru.

"Apa kata orang nanti?"
"Sudahlah Tasher,tidak penting apa kata orang sekarang,"batinku sambil memakai rok klit kotak kotak berwarna hijau tuaku.

Setelah yakin penampilanku sudah cukup rapi,aku pun mengambil kaus kaki panjang milikku dan menenteng ransel serta oxford shoesku.
Memang masih cukup pagi untuk berlari di tangga,tapi aku benar benar tidak punya waktu lagi.

Aku pun mengambil sepotong roti dan meneguk susuku hingga sebuah suara menghentikan aksiku.

"Why so early tas?"kata seseorang.

Aku menoleh,Andrew,saudara laki lakiku.
Dia tampak santai dengan skinny jeans dan kaos hitam yang melekat sempurna di tubuhnya.
Dari sini saja aku sudah dapat melihat absnya yang mati matian dibentuknya.

"Kau bercanda?ini sudah jam tujuh kurang dan kau bilang ini masih pagi?"kataku sambil melayangkan tanganku ke udara.

Dia mengerutkan keningnya.Tak lama dia memberikanku tatapan datarnya yang paling tidak kusukai itu.

"Apa yang membuatmu berpikir kalau sekolah di USA masuk pukul 7?"katanya.

Oh astaga,demi gigi palsu buyut merlin.

Aku membuang nafas tak percaya lalu melepaskan semua barang bawaanku dan duduk di kursi makan.

"What makes me so stupid this morning,"kataku akhirnya.

Ya bagaimana mungkin aku lupa bahwa aku telah tinggal di California dan meninggalkan London,?

"Bersantailah dan nikmati sarapanmu,"katanya.

Aku tidak menanggapi perkataannya dan mulai mengoleskan peanut butter di toastku.

"Pagi,"kata seseorang.Tanpa melihat pun aku sudah tau kalau itu adalah Mom.

"Pagi mom,"Jawab Andrew.

Aku dapat melihat lirikan dari Andrew dan tatapan dari Mom.

"Uhm,selamat pagi Louise,"kata Mom.

Fyi,orang tuaku dan segala embel embelnya memanggilku Louise,namun aku lebih suka jika dipanggil Tasher,jadi yah kakak dan adik laki lakiku memanggilku dengan sebutan itu.

"Pagi,"jawabku singkat dan agak acuh.

Aku tidak terlalu mendengarkan apa yang mereka bicarakan,namun satu yang kusimpulkan,,,
Mom berusaha terlalu keras untuk membangun percakapan di Meja makan ini.

"Oh iya,apakah kalian melihat Luke?"kata Mom.

"Oh iya,dia pergi saat masih gelap tadi,katanya ada keperluan mendadak,"Andrew menjawab.

"Oh iya Louise,hari ini kau akan diantar oleh pak Amman,hari hari berikutnya akan kami usahakan untuk mendapatkanmu sebuah mobil,apa kau keberatan?"mom bertanya dengan hati hati.
Aku jadi merasa tidak enak.

"Uhm baiklah,"jawabku sekenanya.

"Good,kalau begitu mom berangkat dulu,jaga diri kalian baik baik.."kata mom lalu beranjak pergi.

"Oh iya dan satu lagi,Andrew,mom harap kau tidak mengganggu adik mu lagi,"kata mom lalu berlalu.

"That little bastard,"gumam Andrew sambil menyipitkan matanya.

Setelah selesai dengan sarapanku,aku segera mengambil tasku dan merapikan rambut serta memakai kaos kakiku,juga sepatuku.
Tanpa sepatah kata,aku pun melangkahkan kakiku menuju halaman rumahku.

"Hey mau kemana?"belum sempat aku meninggalkan ruang makan,Andrew menahanku dengan pertanyaannya.

Aku berbalik dan memutar mataku,
"Ke mall,menurutmu?"

"Kau tidak mengerti?ini hari pertamamu sekokah,tentu saja sebagai kakak yang baik aku akan mengantarmu,"katanya sambil berjalan menghampiriku dan membawa tasku.

Aku mengerutkan keningku dan mengejarnya yang sudah mendahuluiku,
"Siapa yang bilang aku akan pergi denganmu?"

"Aku,dan aku tidak memberimu pilihan,sekarang masuk,"katanya membuka pintu Ferrari Cali- birunya dan mendorong diriku masuk.

"What the heck?"kataku.

Setelah memastikan pintunya terkunci,dia pergi menghampiri Pak Amman,supir keluarga kami dan bernegosiasi sedikit.
Tak lama dia pun masuk ke mobil dan menjalankan mobilnya.

"Sulit dipercaya,"kataku sambil menggeleng gelengkan kepalaku.

"Apa?!aku hanya ingin mengantar adik kecilku pergi ke sekolah barunya,ada yang salah dengan itu?"kata sambil menggerak gerakkan tangannya ke udara.

"Siapa pun di dunia ini pasti tau kalau kemampuan menyetirmu itu sangat buruk,"kataku tertawa.

"Ugh shut up,"erangnya.

Tak lama kami pun tiba di depan sekolah baruku,Sierra High School.
Aku menarik nafasku dan menghembuskannya perlahan.

"Nervous huh?"ejek Andrew.

"Kau sama sekali tidak membantu,"keluhku.

"Tenanglah,tarik nafasmu dalam dalam dan hembuskan secara perlahan,semoga beruntung,"kata Andrew sambil mengacak ngacak rambutku.

"Stop that you darn,"kataku.

"See ya have a fab day,"katanya.

"You too,"kataku.Lalu mobilnya pun melaju meninggalkanku di depan sekolah baruku.

Finallyy,,
Vomments or Cote puhleassee

Girl in Plaid Skirt (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang