Gips|Part Six

1.5K 108 3
                                    

For every single one of ü

Hari ini Andrew mengantarku ke sekolah.
Berhubung mobilnya sedang rusak,dia memohon padaku untuk dapat memakai Britain selama 1 hari.
Aku sih tidak mempermasalahkan hal itu,asal dia menjemputku tepat waktu.

"Jam 3,ingat jam 3,"kataku.

"Iya,tidak usah memberitahuku berkali kali,"katanya kesal.

Aku terkekeh lalu membuka pintu dan beranjak keluar,
"Ingat jam tigaaa"

Setelah Britain lenyap dari pandanganku,aku pun masuk ke gedung sekolah.

"Masih sepi,"gumamku pelan.

Hari ini aku memakai longsleeves biru donker dengan plaid skirt berwarna coklat,dan dengan oxford shoes.

Aku berjalan menuju lokerku.
Hari benar benar masih pagi,bahkan aku dapat melihat sedikit kabut di jalan tadi.
Angin bertiup kencang.
Musim gugur semakin mendingin saja.

Aku pun membuka lokerku dan mengambil buku sejarah.
Menoleh ke samping kananku,aku jadi teringat Reece.

Ya dia Reece,putra dari rekan kerja ayahku dan bodohnya aku tidak menyadari hal itu.

Maksudku dia lebih bodoh karena tidak mengenaliku,karena sepertinya dia memiliki ketertarikan sendiri denganku.

Memikirkan hal itu membuat bulu kudukku berdiri.

Apa ada orang di belakangku?

Aku pun menolehkan kepalaku ke belakang secara perlahan.

Satu

Dua

Ti..

"ASTAGA!"aku sedikit terlonjak melihat seseorang di belakangku.
Jarak kami hanya 2 meter dan tidak lebih.

"Surprised huh?"katanya menyeringai lalu berjalan ke sampingku dan membuka lokernya.

"Apa yang kau lakukan sepagi ini di sekolah?"kataku menghiraukan ejekkannya dan kembali menyusun buku bukuku.

"Apa urusannya denganmu?"katanya sambil membuka sebuah amplom,berwarna pink,dengan motif hati di tengahnya.

Aku menaikkan alisku.

1 detik.

2 detik.

Mungkin karena tidak menerima jawaban apa apa dariku,dia menjawab pertanyaanku.

"All of this stuffs....are trashes,"katanya sambil mengambil beberapa,beberapa dalam arti amat banyak,surat surat tersebut,meremuknya dan akhirnya dia pun membuangnya ke tong sampah terdekat.

Sadis.

Kucuri pandang ke arah lokernya,kertas kertas tadi sudah lenyap,menampakkan wujud lokernya yang lumayan rapi untuk ukuran cowok sepertinya.
Dan banyak buku dan ensiklopedia,juga kamus dan majalah?

"Aku pergi sepagi ini hanya untuk menghindari para cheerleaders yang suka menguntitiku,"katanya sekembali dari membuang sampah.

"I see...,"kataku acuh sambil menutup lokerku.

"Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan sepagi ini disekolah?"katanya menaikkan alisnya sambil menoleh ke arahku.
Ya,sedari tadi dia tidak menatap mataku saat berbicara.

Apa katanya tadi?
Oh ya,apa yang kulakukan?

"Oh jangan jangan....."dia berkata.

"Jangan jangan apa?"kataku menyipitkan mata.

"Jangan jangan kau juga salah seorang dari penggemar rahasiaku,dan kau datang pagi hanya untuk menyelipkan beberapa surat dan puisi ke dalam lokerku,iya kan?"katanya membelalakkan matanya.

Girl in Plaid Skirt (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang