High School Love On

Malaikat pencabut nyawa

Disisi lain,seorang malaikat berjenis kelamin perempuan sedang menonton drama manusia disebuah mall dengan posisi berbaring miring menghadap TV diatas sofa.Namun disaat sedang menonton drama itu,ada beberapa manusia yang sedang melihat-lihat TV itu,karena merasa terhalangi,akhirnya malaikat itupun memilih berdiri diatas sofa.

"Kenapa suka drama manusia?"tanya seorang malaikat yang berjenis kelamin laki-laki yang bernama sunbae.
"Ceritanya selalu sama dengan hanya manusia sebagai objeknya,apa yang kau begitu ingin kau ketahui tentang hal itu?"lanjutnya.
"Sakit itu bagaimana dan bahagia itu seperti apa?Bagaimanakah perasaan cinta?"tanya malaikat perempuan itu sambil melanjutkan menonton drama.
"Mengapa orang itu saling cinta ketika mereka tahu bahwa mereka akan putus?Mengapa orang hidup ketika mereka tahu mereka akan mati?Sepertinya aku akan sedikit tahu kalau aku menonton itu"lanjutnya lagi.

"Yang pasti manusia tidak akan membiarkan kita beristirahat."saat sunbae mengetahui bahwa catatan hitamnya berbunyi seperti bel mengisyaratkan bahwa ada manusia yang meninggal.
"Kerja bagus."kata malaikat perempuan itu.
"Jangan tertarik pada masalah manusia dan lakukan pekerjaanmu dengan benar."
"Ya,ya"lalu sunbae hanya tersenyum saat mendengar jawaban malaikat perempuan itu dan sunbae pun meninggalkannya.
Malaikat perempuan itupun melanjutkan untuk menonton drama,dan tidak lama didrama itu ada adegan beciuman.

"Apa yang harus kulakukan?Apa yang harus kulakukan?"katanya girang.Namun tidak lama kemudian catatan hitam miliknya berbunyi mengisyaratkan ada manusia yang akan meninggal.
"Ini tidak boleh terjadi sekarang,ini yang paling penting.Orang-orang ini."katanya bingung harus memilih yang mana,namun dikarnakan dia seorang malaikat dia pun mengambil catatan hitamnya dan membuka catatan hitam tersebut,dan dia pun pergi kelokasi itu.

****

Malaikat itupun hanya duduk manis dan melihat apa yang akan terjadi dengan perempuan yang memakai seragam sekolah yang tengah berdiri diatas ketinggian gedung sekolah.

"Jin Young!"panggil seorang laki-laki dan ternyata laki-laki itu adalah Woo hyun.
"Apa yang kau lakukan?"
Malaikat itupun tersadar dengan wajah laki-laki itu yang pernah menabraknya.
"Oh..itu kau."Kata malaikat itu tidak percaya.

"Aku..bukan pertama kalinya berada disini.Setiap kali aku frustasi,menyedihkan,dan ketika aku tidak ingin melihat ibuku,aku selalu datang kesini.Aku benci ibuku dan bahkan lebih benci diriku sendiri."Jin Young menangis.
Lalu woo hyun memilih untuk mendekati Jin Young.
"Jika kau mau mati,mari kita mati bersama-sama."
"Woo Hyun!"
"Pegang tanganku."lalu Woo Hyun menjulurkan tangannya kepada Jin Young.
"Apa ini drama?aku sibuk."kata malaikat yang dari tadi melihat adegan itu.
"Percaya saja.Apakah kau percaya padaku?"kata Woo Hyun sambil perlahan medekati Jin Young.namun Jin Young menggelengkan kepalanya yang mengisyaratkan kalau dia tidak percaya.

Secara tiba-tiba langit yang awalnya cerah telah berubah menjadi awan yang gelap serta adanya sambaran petir.Lalu terdengar suara bunyi bel yang berasal dari catatan hitam milik malaikat perempuan itu,lalu tergambar wajah antara Woo Hyun dan Jin Young.
"Oh,itu Shin Woo Hyun"sambil melihat catatan hitamnya.
"Apa?Siapa itu?Apa yang salah dengan ini?"Lalu malaikat itu menggoyang-goyangkan catatan hitamnya karena merasa aneh dari catatan hitamnya itu.
"Benar-benar,ada apa dengan ini?"lalu jatuhlah catatan hitamnya itu kebawah gedung,namun segera ditangkapnya lagi oleh malaikat perempuan itu dan duduk diatas mobil yang berwarna putih dan melihat kembali isi catatan hitam itu.

Karena Woo Hyun ingin menyelamatkan Jin Young,akhirnya didoronglah Jin Young kesamping,namun sayang Woo Hyun malah jatuh kebawah.Tetapi,dikarnakan Woo Hyun jatuhnya pas diatas malaikat itu,malaikat itupun langsung menahannya dan berubahlah malaikat itu menjadi manusia dan catatan hitamnya lenyap karna malaikat itu telah menolong seorang manusia.Namun mereka berdua tidak sadarkan diri diatas mobil yang berwarna putih dan langitpun berubah menjadi cerah kembali.