Hari kedua Lily pergi.
“Apa yang kamu pikirkan, Sayang?” Wanita itu mengecup bahuku, Membuatku tenggelam dalam ilusi sesaat,
“Tidak apa-apa,” Aku tersenyum ketika ia mulai menyentuhku,
Tidak sama…
Batinku berbisik kejam. Kupaksakan diriku tersenyum pada sosok asing yang hanya terbalut selimut tebal disampingku, Yang baru saja menemaniku memadu cinta sepanjang malam,
Tangannya membelaiku, tapi tidak sama.
Wangi rambutnya,beda
Kulitnya halus, kenapa tidak membuatku bergetar dan terbakar saat menyentuhnya?
Dengar, Bisikannya membangkitkan gairah syahwat bukan? Sama sekali tidak hangat dan membara…
Bagaimana dengan ini ? Bibirnya merah dan ranum, Lihat, Tidak kalah dengan milik Lily…
Kalau begitu, kenapa tidak membuatmu jadi seperti pecandu narkotika?
Sekali lagi, Hatiku meruntuhkan usaha terakhirku, Nuraniku tidak bisa membohongiku lebih jauh…
Ragaku memekik dalam kenikmatan… Akan tetapi hatiku hampa…
Cinta ini benar benar... Kutukan bagiku.
++
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily -I don't even know a milimeter of Romeo and Cinderella
Non-FictionSebuah novelet singkat yang diangkat dari Kisah nyata tentang sepasang kekasih yang tidak bisa bersatu, Melawan arus dalam perbedaan yang tidak bisa dijembatani yaitu 'keyakinan'. Judul dan sebagian quote diambil dari lagu spin off vocaloid, I don'...