"Aku tak akan terjebak dengan rayuanmu." Hinata menjawab dengan keras kepala. "Tak ada jaminan kau tak akan meninggalkanku lagi."
"Aku tak akan menghindar lagi." ucap Sasuke dengan serius.
"Berhenti berpura-pura. Aku tak akan semudah itu terjebak."
Sasuke menghela nafas frustasi. "Katakan saja apa maumu, dan aku akan mengabulkannya!" katanya gusar.
"Kau akan mengabulkan keinginanku?"
"Apapun maumu."
"Mengajakku berkencan?"
"Ya."
"Memberiku bunga di setiap hari jadi kita?"
"Akan kulakukan hingga kau merasa bosan."
"Kau tak akan melarangku bekerja dan menyuruhku tinggal di rumah kan?"
"Jika mauku begitu, aku tak akan repot-repot menahan diri sampai selama ini, Hinata." kali ini terdengar nada jengkel dalam suara Sasuke.
"Terus menjadikanku satu-satunya wanita dalam hidupmu, setelah Mikoto ba-san? Tak akan menghindar meski aku bertingkah seperti orang gila? Meski aku selalu menuntutmu untuk melakukan hal-hal yang tak kau sukai. Aku tahu kau-"
"-Hinata."
Hinata mengerjapkan kedua matanya. "Ya, Sasu?"
"Tutup mulutmu!"
Sasuke menjatuhkan diri ke sofa dan segera menarik sang gadis ke pangkuannya. Dengan cepat bibirnya berada di atas bibir gadis itu.
Setelah sekian lama berfantasi mengenai bibir sang gadis, akhirnya ia dapat merasakannya kembali. Ya. Ia merindukan ini. Menjadi gila karenanya. Kelembutan bibir Hinata membuatnya terlena, dan ia tak menginginkan ini berakhir.
Menggeram pelan, Sasuke meletakkan tangannya ke bagian belakang leher gadis itu, menariknya mendekat untuk memperdalam ciuman mereka. Lidah Sasuke bergerak menelusuri permukaan bibir Hinata, membujuknya untuk membuka. Satu tangan lain bergerak untuk memposisikan Hinata tepat di atas tubuhnya. Ia melakukannya tanpa berniat sedikitpun melepaskan pagutannya terhadap bibir Hinata.
Menyadari bahwa sang gadis kini telah berpartisipasi dalam ciuman mereka, tangan Sasuke kini berkelana, menelusuri tubuh yang telah begitu lama tak dijamahnya. Tubuh yang begitu menggodanya. Tubuh yang begitu dirindunya, dengan lekuk menggoda dan aset yang menggiurkan.
Sialan. Sasuke tak berniat bermain pelan kali ini. Sudah terlalu lama. Dan ia menginginkan Hinata-nya.
Tangannya bergerak menelusuri punggungnya. Lalu turun ke bawah. Lagi. Dan lagi. Hingga berada tepat di bokongnya.
Ia meremas pelan, merasakan Hinata menggigit kecil bibirnya dan mengerang. Sasuke mendesis, dan mencengkram kedua bokongnya sebelum perlahan-lahan memindahkan tubuh sang gadis tepat ke bagian yang mengeras di antara kedua kakinya.
Hinata terkesiap kaget dan mencengkram bahu Sasuke dengan erat sewaktu merasakan sesuatu yang keras di bawah tubuhnya. Ia mengerang pelan, dan tanpa sadar melengkungkan tubuhnya ke arah Sasuke sewaktu pria itu, entah bagaimana, berhasil menemukan titik sensitifnya dan menekannya ke bagian tubuh Sasuke yang mengeras.
Terlalu nikmat. Hinata menarik lepas bibirnya dan menenggelamkan wajahnya ke leher Sasuke. Ia bahkan tak mampu mengontrol dirinya dan mulai menggesekkan tubuhnya ke tubuh Sasuke. Ia tahu ia seharusnya tak bersikap seperti ini. Tapi persetan. Hinata menginginkan Sasuke. Dan kali ini, jika Sasuke berniat meninggalkannya lagi, ia tak akan tinggal diam seperti dulu. Sasuke miliknya. Dan ia tak rela untuk berbagi.
Peluh mulai membasahi kening Hinata, entah di sebabkan oleh panas di antara mereka atau oleh ruangan, ia tak tahu. Ia hanya peduli pada Sasuke, dan sentuhan nikmat yang dilakukan oleh pria itu padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Future Husband
Romance(SasuHina) (AU- Fanfiction) Hinata sudah memiliki daftar panjangnya sendiri untuk kriteria calon suami di masa depan, dan ia telah mencoret nama Uchiha Sasuke dari list-nya. Namun takdir selalu memiliki caranya sendiri, dengan menghadirkan sang woma...