Efek belum bisa tidur, jadi bisa nulis cerita baru. Kali ini, mau ditulis lebih rapi lagi hehehehe. Kisahnya kalian ikuti aja ya ... Cerita ini dibuat sama ringannya sama Just Married
Happy reading...
Mendung gelap sedari pagi sampai sekarang dimana hari sudah agak siangan, mendung mulai memudar tapi gerimis justru mulai datang. Tapi mau hujan atau badai sekalipun, Mama tetap maksa buat dianterin ke rumah Tante Katia, sahabat Mama dari jaman SMA. Sebetulnya aku males banget, udah ujan, becek gak ada ojek. Tapi Mama adalah Mama yang selalu narik aku kemana-mana. Maklum, anak perempuan satu-satunya yang paling unyu-unyu di seluruh dunia. Eits tapi aku bukan anak tunggal. Aku punya dua kakak laki-laki. Kak Rio dan Kak Robin.
Kak Rio seorang workaholic super over protektif kepadaku dan Mama. Kami berdua tunduk patuh di bawah perintahnya. Sejak Papa meninggal sepuluh tahun lalu, Kak Rio jadi kepala keluarga menggantikan Papa. Sementara Kak Robin adalah pahlawanku. Tapi dia wartawan yang disibukkan dengan pekerjaannya, jarang pulang ke rumah kalo toh pulang paling cuma buat mandi dan tidur lalu pergi lagi.
Naik motor sama Mama ke rumah sahabatnya, berbasah-basah ria di bawah guyuran hujan. Aku memacu motor matic dengan kecepatan rendah. Andai aku lagi di rumah. Hujan-hujan gini paling enak makan mi instan yang pedas, ditambah telor setengah matang dan irisan tomat lalu menyeruput susu coklat hangat yang nikmat. Indahnya dunia ... Jadi mupeng deh.
"Rara. Awas!" Mama berteriak, bikin aku kaget setengah mati. Sebuah pohon tumbang di depanku dan baru kutahu setelah mendengar teriakan Mama.
Mama menepuk pundakku beberapa kali, hadiah karena aku melamun. "Pohon segede gajah kok ya gak tahu?" seru Mama.
Aku mencebik, Mama ini udah dianterin kok ya aku masih dipukulin. "Mama. Kenapa ujan-ujan ngajak ke rumah Tante Katia sih..." rajukku.
"Sudah. Gak usah bawel. Mama yakin kamu yang bakal seneng di rumah Tante Katia." Mama benar, Tante Katia selalu manjain aku. Apapun yang kuminta pasti diturutin sama Tante Katia.
Tante Katia udah nganggep aku kayak anaknya sendiri dan aku sudah menganggapnya seperti Mamaku sendiri. Kami begitu dekat sampai kami sering hang out bertiga sama Mama. Eh, tiba-tiba aku baru sadar kalo aku selama ini sering jalan ama emak-emak. #plak
Setelah sejam perjalanan dengan melawan hujan, akhirnya sampai juga di rumah Tante Katia. Kuparkirkan motor di depan pagar rumah, Mama langsung turun dan masuk ke halaman, aku turun dari motor lalu masuk ke halaman masih memakai jas hujan. Sampai di teras, Tante Katia sudah menyambut kedatangan kami.
***
Duduk di ruang keluarga, Tante Katia menghela napas berat. Kayaknya ada masalah lagi antara Tante Katia dan Kak Radit, anak semata wayang Tante Katia. Hadew, Kak Radit tuh sama bebalnya kayak Kak Rio. Sama-sama alergi wanita, padahal umur udah masuk kepala tiga tapi keduanya masih santai dan nyaman dengan kejombloannya.
"Sama kayak Rio, Jeng. Aku sampai capek lihatnya. Rara aja udah punya pacar. Lah Rio masih betah membujang." Mama jadi ikutan curhat.
Tante Katia memandangku beberapa lama. "Jadi kamu sudah punya pacar, Ra?" tanya Tante Katia.
Aku terkekeh, tentu saja aku sudah punya pacar. Rara ini cewek most wanted, cowok mana yang gak bakal klepek-klepek melihatku. Apalagi Mas Teguh, cowok yang kukenal melalui jejaring sosial yang bekerja di sebuah show room mobil terkenal. Memang bukan pemiliknya tapi dia seorang manager disana, sebuah jabatan yang cukup elit bukan?
"Padahal aku ingin ngambil mantu si Rara. Tapi ternyata sudah punya pacar to." Tante Katia kembali menghela napas.
Aku mau dikawinin sama Kak Radit yang cool banget itu? Yang sebelas dua belas sama Kak Rio. Never...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding Story
RandomKak Rio, Kakak yang super duper over protektif ternyata diam-diam bikin cowokku kabur tanpa sebab. Bikin aku patah hati tingkat akut jadinya. Bete banget punya Kakak yang selalu ikut campur sama kehidupanku. Pengen lepas tapi Kak Rio sudah bilang, a...