Bab 12 - Honeymoon Berakhir Kecewa

21.7K 1.3K 63
                                    

Hai-hai

Luama ya aku gak nongol. Tadinya mau rutin tapi ternyata susah nyolong waktu. Masih sibuk sama project-project dunia nyata.

Guys, kalo kalian pengen baca kaaryaku tanpa PHP alias yang updatenya teratur, monggo kunjungi Novel.id dan cari karyaku yang berjudul

DEMON HUNTER

Ceritanya memang horor, tapi lucu dan ada kisah percintaannya kok. Rugi deh kalo gak baca ... jangan lupa klik likenya ya...

Gak banyak cing cong, silahkan baca bab yang butuh waktu seharian buat menulis dan butuh berhari-hari  buat ngumpulin hidayah hehehehe.

Aku juga udah nyiapin satu judul yang semoga bisa nongol disana. Ceritanya tentang janda yang jatuh cinta lagi hehehehe.

***

Aku memandang layar handphone yang terdapat tiga puluh enam misscalled. Aku miringin kepala, berpikir siapa orang iseng yang menerorku semalaman? Untung saja sebelum tidur handphone ku silent jadi gak sampe mengganggu kegiatan paling indah yang pernah ku rasakan. Ngebayangin semalam aja bikin aku senyum-senyum gaje.

Kak Radit memandangku sesaat, ia hanya memakai handuk yang dililitin di pinggang. Nunjukin dada telanjang yang dihiasi bekas merah akibat perbuatanku. Bekas merah yang menghiasi leher kanan dan kiri, di dada dan perutnya.

Ya ampun, seliar itukah aku?

Kak Radit merebut handphoneku dan menatap layarnya beberapa lama. "Robin disini. Dia menginap di kamar ekonomi."

Mataku membulat, aku berdiri dan merebut handphone darinya. Tiga puluh enam misscalled ternyata semua darinya dan ada satu SMS yang bikin senyumku mengembang. "Kakak, aku ke Kak Robin dulu ya."

"Ehm,"

Aku mendongak, memandang bibir mengembang yang semalam sudah membuatku menikmati indahnya surga dunia. Aku menggigit bibir bawah, ngebayangin bibirku menempel padanya. Bibir Kak Radit sangat seksi dan cahaya berkilau pantulan sinar matahari menambah keindahan bibir yang sangat ingin ku nikmati.

"Aku mau menghubungi Rio dulu. Nanti aku jemput,"

Aku gak peduli, aku hanya ingin bibir Kak Radit menempel dengan bibirku. Daripada menahan diri bikin sakit perut, aku langsung memeluk Kak Radit dan menyatukan bibir kami. Menikmati kelembutannya, rasa manisnya. Ah, Kak Radit ... aku kecanduan bibirmu.

***
Berjalan menuju kamar ekonomi hotel yang ada di belakang gedung sambil senyum-senyum gaje. Aku yakin sekarang Kak Radit susah ngomong karena bibirnya makin bengkak. Astaga, kenapa aku jadi liar begini? Sama mantan-mantanku dulu gak begini.

Gak menyangka banget kalo aku bisa seperti ini. Kemana aja aku selama ini sampai gak menyadari kalo ada best kisser yang dah ku anggurin selama ini. Aku menepuk kedua pipi bergantian buat nyadarin diri dari khayalan liar.

Kamar tiga kosong tiga, kamar dimana Kak Robin menginap sudah di depan mata. Tanpa mengetuk, ku buka handle pintu hingga terbuka separuh lalu ku masukin kepala ke dalam.

Melihat tas ransel butut dan sepatu kanvas robek. Sudah pasti hanya Kak Robin yang punya barang sedekil itu. Aku masuk ke dalam, tanpa aba-aba kutubrukin badanku di atas badan Kak Robin. Dia berteriak marah, aku berguling ke samping dan menatapnya sambil tersenyum.

"Kamu ini gak ngenak-ngenakin orang tidur." Muka Kak Robin jelek banget, terlihat kalo dia sedang sangat kelelahan. Rambutnya acak-acakan dan baunya, bau khas Kak Robin yang gak mandi entah berapa hari.

My Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang