Selama 3tahun di SMA Firman hanya berusaha mengganggu seorang wanita yang sangat cantik. Firman tak bisa untuk berhenti menyukai dan mengganggunya.
Tapi, respon dia tetaplah sama. Dia tidak suka jika ada laki-laki yang mengganggunya.
Dasar cewe aneh. Gumam Firman dalam hatinya setiap memikirkan gadis tersebut.
Tapi itulah hal yang membuat Firman tambah menyukainya. Clara, seorang gadis yang sudah Firman kenal 3tahun lamanya. Ia pun sudah jatuh hati padanya sejak pandangan pertama.
"Hai ra." sapa Firman pada gadis yang telah memikat hatinya selama 3tahun lamanya.
Namun apa yang Firman dapatkan? Gadis itu tak membalas sapaannya bahkan untuk menampilkan senyumnya pun tidak.
Firman hanya mendengus dan memperhatikan gadis tersebut saat berjalan melaluinya tanpa beban. Hingga akhirnya punggung gadis tersebut menghilang di sebuah lorong yang membawanya menuju kelasnya.
Clara, adik kelas Firman yang sangat dingin terhadap semua laki-laki. Entah, apa yang membuatnya sedingin es.
Bahkan bukan hanya Firman, tetapi seluruh laki-laki yang mendekatinya pasti tidak akan ia tanggapi. Bagaimana ditanggapi? Membalas dengan senyuman pun tidak.
Selama 3tahun ia masih tetap dingin terhadap Firman. Firman telah meminta banyak bantuan dari para sahabatnya agar membantunya mendekati gadis tersebut. Namun, semua bantuan yang di dapatnya tidak pernah membuahkan hasil.
Firman terkenal playboy di masa SMP, namun saat ini masih saja tetap pada penantian selama 3tahun. Padahal selama 3tahun di SMP mantannya sudah terbilang banyak, 12 orang lah. Tapi di SMA? satupun belum ada.
Firman menghampiri sahabatnya yang berada di meja pojok kantin, tempat favorite mereka untuk nongkrong dan ngobrol.
Dimeja ini sudah terdapat Andri dan Ryan. Mereka sahabat Firman dari orok, eh tidak-- mereka sahabatnya dari SD hingga sekarang.
"Man! Ada Clara tuh baru masuk kantin." ucap Ryan sambil menunjuk-nunjuk Clara dan memang sedang memasuki daerah kantin.
Firman hanya menyeritkan kening dan memandangi Clara dari kejauhan, nampak cantik seperti biasa. "Dia cantik." jawabnya dan Ryan memberi pukulan tepat di bahu Firman.
"Lu jadi kaya cewe yang lagi demen sama cowo man." Andri tampak tertawa kecil mendengar ucapan Ryan.
"Yang ku puja sepanjang masa," ucap Firman dan kemudian Ryan melanjutkan "Tanah airku aman dan makmur." derai tawa mereka menghiasi kantin setelah Ryan melanjutkan kalimat yang di ucap oleh Firman dengan menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa.
"Masih aja sama Clara si dingin itu man." Firman menyeringai kepada Andri setelah ia mengucapkan perkataannya. Bahkan Firman pun tak tahu mengapa ia dapat menyukai Clara yang super dingin.
"Ra!" tiba-tiba Ryan memanggil Clara dan tahu responnya? Hanya nengok ke arah meja mereka lalu memalingkan kembali kepalanya.
"CLARA!" panggil Andri dengan teriak yang lumayan besar, hingga Clara menengok dan akhirnya merespon mereka bertiga. "Kenapa kak?" jawab gadis itu ketus, bahkan dia tidak takut berbicara ketus kepada kakak kelas.
Dijawab ketus, menampikkan senyuman pun tidak. Lo cantik kalau senyum ra. Gumam Firman dalam hatinya.
Dan Firman mulai menampikkan senyum kepada Clara begitu juga dengan Andri dan Ryan. "Kenapa sih lo gak pernah senyum ke kita?" pertanyaan Andri tidak dibalas sepatah katapun oleh Clara.
Clara langsung pergi meninggalkan meja mereka bertiga, tetapi tiba-tiba "Gua usahain kak." dengan menampikkan senyum tipisnya dan akhirnya gadis itu benar-benar menjauh dari meja mereka.
"Gila tadi Clara senyum ke gua." ucap Firman dan disambut derai tawa kedua sahabatnya.
"Sekarang lo malah kaya cewe yang abis di senyumin gebetannya."
Ryan dan Andri masih saja meledek Firman seperti 'cewe' terhadap sikap yang terlalu bahagia jika Clara merespon laki-laki tersebut.
Firman masih tersenyum bahagia selama perjalanan dari kantin menuju ruang kelasnya.
"Gua jadi takut sama lo man." ucap Ryan dan sedetik kemudian berjalan menjauhi Firman yang semula berjalan berdampingan dengannya untuk menuju kelas.
"Anjir muka lu serem kalo senyum-senyum sendiri gitu." kini Andri pun berjalan menjauhi hingga akhirnya Firman berhenti tersenyum.
"Sini sama om." Ledek Firman sambil menampikkan senyuman kepada Ryan dan Andri.
"Om punya uang berapa? Kalo miskin, gak bisa sama aku." jawab Ryan dengan nada bicara seperti wanita.
Akhirnya mereka bertiga pun mulai tertawa selama perjalanan menuju ruang kelas, dan setibanya terlihat seorang gadis di depan pintu kelas mereka.
"Clara?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay?
JugendliteraturFirman? Ya, dia lumayan tampan, untuk ukuran laki-laki ia mungkin kategori setia. Prioritasnya mudah, Clara. "Membuat Clara tersenyum karenanya." Dan Clara? Gadis dingin yang tidak pernah peduli terhadap laki-laki. Karena ia takut akan laki-laki di...