Sudah hampir sejam yang lalu bel pulang berbunyi, tetapi Firman masih saja menikmati sore harinya di pinggir taman sekolah. Ia menghabiskan waktunya untuk memerhatikan seorang gadis yang berada di sisi lain taman dengan beberapa tugasnya.
Firman sudah akrab sekali dengan kegiatan gadis itu, diam-diam ia selalu terpukau dengan keindahan yang Tuhan berikan. Setelah 3 tahun lamanya, baru kali ini Firman berusaha untuk maju dan belum sekalipun berniat berjalan mundur.
Gadis itu sudah sadar jika ada yang memerhatikannya sedari tadi, bahkan ia tahu bahwa Firman-lah yang memerhatikannya. Namun, gadis itu tidak berniat untuk meliriknya, ia masih sibuk dengan tugas dan sepasang headset yang tersangkut di telinganya, musik adalah hidupnya.
Perlahan langkah kaki Firman mendekati gadis itu, ia tersenyum dan merasa jantungnya mulai berdetak cepat saat jarak di antara mereka hampir dekat.
Gadis itu tetap tidak peduli, ia tidak peduli dengan keberadaan Firman bahkan baginya Firman tidak berarti apapun. Sampai saat ini.
Hanya dengan beberapa langkah, Firman sudah berada di sebelah gadis itu dan perlahan menurunkan tubuhnya kemudian duduk di sebelahnya. Gadis itu tidak mengusirnya, bahkan tidak ada tanggapan sedikit pun.
"Hai, Clara." Sapa Firman namun Clara tidak menjawabnya.
Firman mendengus tapi usahanya tidak berhenti sampai di situ, dicuekin oleh gadis ini memang sudah biasa baginya dan bukan masalah besar.
"Ra," sapanya lagi tapi kali ini Clara hanya nengok sebentar dan kembali memandang kearah tugasnya.
Tiba-tiba Clara melepaskan headset yang tersangkut di telinganya, sedetik kemudian ia menatap Firman seperti bertanya—mau apa?
"Pulang bareng yuk, Ra!"
"Pulang aja sana sendiri!" jawab Clara ketus.
Ia kembali menghiraukan Firman dan memasang headset-nya lagi, Firman mendengus kesal melihat kelakuan Clara. Tapi perasaannya tidak pernah pudar untuk Clara.
"Yaudah gue pulang duluan ya." Clara hanya mendehem dan Firman mengacak puncak rambut Clara dengan seringainya.
Clara berdecak kesal tapi Firman malah terkekeh dengan jawaban Clara. Sebenarnya laki-laki ini tidak benar-benar pulang, ia menunggu Clara pulang terlebih dahulu agar ia dapat menjaga gadis tersebut dari jauh.
Sudah hampir pukul 6 sore dan hampir sejam Firman menunggu Clara di mobilnya, memandangi gadis itu dari arah parkiran.
Ra, kapan pulang sih? Ucap batinnya.
Tak lama kemudian Clara bangun dan membereskan semua alat tulis serta tugas-tugasnya ke dalam tas. Firman tersenyum dan segera menghidupkan mesin mobilnya, mengikuti Clara keluar dari sekolah hingga ia menunggu sebuah angkot di pertigaan sekolah.
Hari mulai gelap, matahari sudah hampir berganti menjadi bulan. Tapi disini masih dengan hati yang sama, untuk orang yang sama.
Clara memandang ke arah langit, sepertinya langit sore hari ini tidak mendukung dan sedang bersedih. Sungguh, Clara sangat membenci hujan namun ia tidak pernah sekali pun membawa payung ke sekolah yang hanya untuk sekedar menghalangi tubuhnya dari hujan.
Clara terbiasa menunggu hujan hingga reda atau meminta Kakaknya untuk menjemputnya namun untuk sekarang sangat mustahil baginya meminta Kakaknya menjemput. Sama saja cari mati namanya!
Sedikit demi sedikit air mulai turun dari langit, Clara bergegas mencari tempat untuk berteduh namun sebuah mobil berhenti di depannya. Clara tidak pernah lihat mobil ini sebelumnya. Jantung Clara berdetak lebih cepat takut-takut ternyata seseorang di dalam mobil adalah orang jahat.
Clara melangkah mundur hingga seseorang menampakkan wajahnya dari jendela.
"Ra, ujan nih. Pulang bareng yuk!"
Sialan! Bikin jantungan! gumam Clara setelah melihat siapa sebenarnya yang berada di dalam mobil, ya dia Firman.
"Ra, ayo udah mulai deres!"
"Bisa pulang sendiri kak." mendengar jawaban Clara, Firman malah keluar dari mobil dan menariknya untuk ikut masuk ke dalamnya.
Firman menarik tangan Clara hingga gadis itu terus menerus mendengus kesal, ia benar-benar tidak suka di atur!
Clara dengan kuat memaksa agar tangannya terlepas dari jeratan Firman, namun hasilnya nihil, "Kak, sakit kak!"
Disaat itu juga Firman melepaskan tangannya dan dilihatnya tangan Clara yang memerah karena genggamannya. "Maaf--ra sakit banget ya?" Clara memalingkan matanya namun sebenarnya ia tak merasa kesakitan walaupun tangannya memerah.
"Kalau mau ngajak pulang, jangan maksa!"
"Oh oke oke gue ga paksa. Ta--tapi sekarang udah gerimis ra, mending lo bareng gue."
Clara mengabaikan ajakan Firman hingga akhirnya hujan turun dengan sangat derasnya hingga belum semenit Clara berdiri tapi ia sudah sangat kebasahan.
Ah hujan sialan! Dengus Clara dan beberapa menit kemudian langsung membuka pintu mobil Firman. "Ayo kak!" Firman tersenyum melihat tingkah gadis tersebut.
Di dalam mobil mereka hanya bergeming tak ada yang memulai percakapan namun kini ada yang berbeda, bukan karna suasana mobil Firman yang serba sunyi tanpa alunan musik tapi karena tiba-tiba Clara tidak bisa mengatur kecepatan detak jantungnya.
Hingga Firman mengeluarkan suara untuk memecah kecanggungan. "Ra, kenapa sih lo cuek sama gue?"
Clara tersenyum, bahkan ia tak tahu apa yang membuatnya tersenyum. "Takut kak."
"Hah?"
"Gua takut sama laki-laki em--"
Firman melirik ke arah Clara yang sedang memilin-milin ujung cardigannya yang berwarna putih, tak lama Clara pun meliriknya juga dan akhirnya mata mereka bertemu.
"Gua suka, Ra-- em gua suka sama lo dari 3tahun yang lalu, Ra."
Seketika jantung Clara seperti berhenti berdetak, ia sudah tahu bahwa Firman menyukainya sejak lama. Bukan kepedean! itu menurut opini teman-teman Clara namun Clara acuh tak acuh menanggapinya.
Dan kini Clara hanya bergeming tak tahu harus menjawab apa, "Gausah jawab apa-apa, gua cuma pengen lo tau perasaan gua." lirik Firman tersenyum.
Setelahnya Clara benar-benar bergeming hingga sampai mobil Firman terparkir sudah di depan halaman rumahnya.
---
AN.
Wah baru bisa update lagi hari ini. Maaf ya semua yang udah dibikin nunggu, eh emang ada yang nungguin?
Semoga suka sama part ini:)
Q: kenapa sih baru update?
A: wah udah SMA jadi susah ngatur waktu buat sekolah sama nulis.
Q: buat apa nulis kalau yang dukung juga sedikit, votenya aja dikit. Buang-buang waktu.
A: iya sih bener, tapi tujuan nulis untuk menghibur dan emang hobi bukan karena ingin terkenal melalui banyak vote, tapi kalian bisa lah menghargai orang yang menghibur kalian:)
25 Januari 2016
Alhamdulillah 6teen! ;D
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay?
Teen FictionFirman? Ya, dia lumayan tampan, untuk ukuran laki-laki ia mungkin kategori setia. Prioritasnya mudah, Clara. "Membuat Clara tersenyum karenanya." Dan Clara? Gadis dingin yang tidak pernah peduli terhadap laki-laki. Karena ia takut akan laki-laki di...