3. Confused

85 12 7
                                    

"Heh yan! Sialan lo ngasih ID Line Clara salah." ucap Firman yang baru saja datang dan langsung menghampiri tempat duduknya yang di sebelahnya sudah terdapat sahabat laki-laki tersebut.

"Gak mungkin man." Ryan seketika mengeluarkan Handphonenya dari kantung celananya dan mulai membuka aplikasi Line, "Liat nih." lanjut Ryan dan menunjukkan sebuah room chat yang di dalamnya terdapat chat dari Clara.

"Kok lo bisa chat sama dia yan?" dengan nada bingung Firman menanyakan hal tersebut kepada Ryan.

"Nyolong start dari lo lah, jadi cowo tuh harus gentle." ucapan Ryan di hadiahi sebuah pukulan yang cukup keras di bahu oleh Firman. "Dapet dari Lala." lanjut Ryan lagi dan Firman menyeritkan sedikit keningnya.

Lala memang seorang pacar dari sahabat Firman dan Lala juga sahabat Clara, memang ada kemungkinan Ryan mendapatkannya dari Lala tapi ada urusan apa Ryan sampai menanyakan ID Line  Clara? Bahkan tidak mungkin sekali Lala memberikannya karena sejauh ini Firman pun selalu tidak di tanggapi jika bertanya soal Clara melalui Lala.

"Lala?" pertanyaan Firman hanya di jawab oleh anggukan dari Ryan dan tiba-tiba suara laki-laki lain terdengar, sepertinya ia mendengar pembicaraan Firman dengan Ryan, "Ngapain lo berdua ngomongin cewe gua?"

"Sensitif amat bang cewenya di omongin." ledek Ryan yang membuat Andri semakin geram, "Urusan cewe gua, urusan gua juga." lanjut Andri dengan nada sedikit membentak.

"Kemaren gua jadi nyamuk lagi pas Andri sama Lala pacaran, daripada ada setan mending ada nyamuk kan?" jelas Ryan, Andri dan Firman serius mendengarkan pernyataan dari laki-laki ini. "Lala ada kerja kelompok sama Clara, pengen ngasih kabar kalau dia izin gak bisa hadir." lanjutnya.

"Oh yang Lala minjem hape lo buat hubungin Clara?" ucap Andri dan Ryan mengangguk sebagai jawaban.

"Hape Andri sama Lala lowbat, akhirnya Lala minjem hape gua dan contact Line gua nambah Clara." Ryan menyeringai setelah selesai melanjutkan penjelasannya.

Kring! Kring!

Setelahnya terdengar suara bel masuk pelajaran pertama dan semua murid bergegas masuk ke kelas dan begitu juga dengan Firman yang tidak sabar menunggu kedatangan guru tersebut, ia memang anak yang rajin namun kali ini ia menunggu bukan untuk belajar melainkan izin untuk keluar kelas.

"Man, Bu Windy dateng noh." mendengar ucapan tersebut Firman langsung berdiri dan melangkahkan kakinya ke arah meja guru tempat Bu Windy duduk.

"Bu maaf, boleh saya keluar?" Kata-kata tersebut keluar dari mulut Firman dengan lancar dan di jawab dengan anggukan dari Bu Windy, "Ya, silahkan Rasya." setalelah mengucapkan terimakasih, Firman langsung keluar dan menjauh dari kelasnya karena ia tidak bisa di dekat kelas jika pelajaran Bu Windy mulai.

Firman berjalan menuju kantin namun langkahnya terhenti ketika melihat seorang gadis yang baru saja turun tangga dan berjalan beberapa langkah di depannya. Gadis dengan rambut tergerai bebas berjalan sendirian dan Firman sudah dapat menebak siapa gadis tersebut tanpa melihat wajahnya.

"Clara!" Firman mempercepat langkah kakinya mendekati Clara namun gadis itu bergeming dan terus saja melangkah tanpa menghiraukan sapaan Firman.

Firman menghela napasnya dan mempercepat langkahnya hingga kini ia berada di hadapan gadis tersebut dan gadis itu menatap Firman dingin-- seperti tak ingin diganggu. Tak lama kemudian gadis itu melepaskan sebuah benda dari telinganya.

Ternyata daritadi dia make headset! Ucap Firman dalam hatinya.

Langkah gadis itu terhenti dan mendengus kesal karena Firman sangat mengganggu aktifitas kesukaannya 'mendengarkan musik'. Firman tersenyum di hadapan gadis itu dan gadis itu hanya membalasnya dengan menampikkan senyum tipis dengan hitungan detik.

Stay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang