How to spell "Sorry?"

49.1K 6.2K 283
                                    


How to spell "Sorry?"



#11



Suara keras Pak Soo Man yang sedang mengajarkan relativitas partikel tersebut sama sekali tak ku gubris. Pandanganku lurus ke depan, namun pikiranku mengelana tak tentu arah.

Sekolah, empat hari ini terasa membosankan dan tidak menarik. Juga, entah kenapa aku merasa ... sepi? Hampa?

Ha! Aku mungkin sudah gila. Belajar di kelas dengan 32 murid, di sekolah berisi sekitar 900 murid, setiap ke kantin utama selalu berdesakan dengan puluhan murid, dan aku masih merasa sepi? Mungkin aku benar-benar gila.


"Psst," bisik seseorang. "June!"

Aku menoleh dan mendapati Yeri yang menatapku khawatir. "Melamun lagi?" tanyanya, setengah berbisik. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

Ia menghela napas sebelum akhirnya menjawab, "Cobalah untuk fokus. Jangan mencari masalah," ujarnya menasehati.

Aku menghela napasku. Ini sudah ke 3 kalinya Yeri menyuruhku untuk fokus hari ini. Tapi, Yeri benar. Setidaknya, aku harus mencoba. Toh, ini pelajaran terakhir.

Selama 30 menit yang menyakitkan itu, akhirnya pelajaran eksak itu selesai. Semua teman sekelasku mulai berhamburan keluar tepat ketika bel sekolah berdentang, pertanda pembelajaran telah berakhir.

Di saat yang sama, Jimin dan Taehyung--duo manusia jadi-jadian itu menghampiri aku dan teman-temanku yang sedang mengobrol ketika kelas sudah sepi. Membuatku sedikit bingung. Tidak biasanya mereka menghampiriku tanpa sesosok Jungkook.

"Apa?" tanyaku seraya menaikkan sebelah alisku, karena mereka hanya diam disana mematung tanpa berminat untuk membuka suara.

Jimin dan Taehyung bertukar tatap selama beberapa menit. Geram karena Jimin tak mau berbicara, akhirnya Taehyung mengalah.

"Jungkook tadi sms, dia menyuhmu untuk...," Taehyung tak melanjutkan, dan tampak berpikir keras sekaligus bingung apa yang ia akan katakan.

Ah, aku tahu apa yang ia khawatirkan.

"Tenang saja, bung. Kami sudah tahu kok kalau June jadi pembantu di rumah Jungkook," kata Yeonso, mendahuluiku.

"Bukan pembantu," koreksiku, namun ia hanya mendengus. 

"Tapi kau juga jadi pembantu pribadi tuan muda itu!" balasnya lagi.

Mendengar itu, Jimin dan Taehyung tertawa. Sial. Semoga saja mereka tidak mengadukan hal ini pada Jung-sialan-Kook.

"Kalau begitu," Taehyung mendeham seraya melanjutkan, "sebaiknya kau segera pulang. Ia kelaparan dan masakan Wonwoo hyung pasti membuatnya semakin sakit," ujarnya. Kemudian setelah Jimin dan Taehyung mengucapkan salam, mereka pun pergi.

Astaga, Jungkook. Anak iblis itu semakin manja dan melunjak kalau sedang sakit! Kenapa, sih, dia tidak pernah mau memesan makanan secara delivery? Ugh. Jaman sudah canggih, tapi sepertinya dia ini masih seperti manusia purba.

"Kau tahu," Eunhwa memulai, membuat kami menoleh padanya. "Kau benar-benar diperlakukan seperti cinderella oleh mereka. Dan jungkook, tentu saja."

"Aku setuju," sahut Yeri.

Pfft, bolehkah aku tertawa di depan muka mereka? Cinderella dari Hongkong!

Namun lagi-lagi, sebelum aku menjawab, Yeonso mendahuluiku dan menjawab mereka sesuai dengan pikiranku.

"Apanya yang Cinderella, sih?" omel Yeonso, sekaligus heran. "Kalau yang kalian pikir adalah bagian Cinderella yang di bully, diejek, dan di babu-kan, maka kalian benar," ujarnya seraya memutar bola matanya.

THE PRANK (jungkook fanfic) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang