Bonus Story 2

38K 4.8K 248
                                    

We're Still One

[Tolong tinggalkan jejak berupa vote/komen dan tolong baca pengumuman di bawah. Ada info mengenai SEQUEL]


#






Ini adalah pertengkaran pertama kami setelah menjalin hubungan bersama. Terdengar menggelikan, memang. Tapi, kenyataannya memang begitu.

Juga, aku tidak mendramatisir keadaan. Melainkan Jungkook yang melakukan itu.

Kami bertengkar hanya karena hal sepele--meski memang selalu seperti itu. Dan ia selalu tidak mau meminta maaf duluan.

Meski di setiap pertengkaran hampir selalu ia yang salah, tapi selalu aku yang meminta maaf duluan.

Menyebalkan.



"Mau sampai kapan kau marah, Kook?"

Aku melipat ke dua tanganku di dada dan menatap Jungkook yang saat ini asyik tidur di kasurku dengan komik-komik One Pieceku yang bertebaran di sisinya.

Padahal sedang marah. Tapi hobinya untuk mengganggu dan mengacak-acak kamarku tetap ia jalankan. Dasar tebal muka!

"Jungkook!" Seruku kesal ketika lagi-lagi ia tidak menjawab setiap pertanyaan dan kalimatku.

Ia membanting komikku kasar kemudian menatapku kesal. "Apa sih? Tidak lihat aku sedang baca?" sungutnya kesal.

Eyy harusnya aku yang marah disini.

Tapi, mengetahui sifat Jungkook dengan sangat baik, aku akhirnya memutuskan untuk mengalah. Jika tidak, siapa tahu kami akan perang dingin sampai dua bulan ke depan.

Dia paling ahli dalam hal merajuk dan mengacangi orang.

"Dengar, aku minta maaf, oke? Aku tidak tahu kalau kaus kaki yang kupakai kemarin itu kaus kaki iron man bodohmu yang unlimited."

Iya, benar.

Kami bertengkar karena aku memakai kaus kakinya tanpa seijinnya. Benar-benar hal sepele dan menyebalkan, bukan?

Tapi, aku terpaksa!

Dia menyembunyikan semua kaus kakiku hanya karena nilai ulangan Fisikaku lebih besar 0.5 darinya! Harusnya aku yang marah di sini!

Dari sudut mataku, dapat kulihat ia mencebikkan bibirnya. Menyinyir. Mengulang semua perkataanku tanpa suara dan mencemoohku.

Astaga.

Tolong ingatkan aku kenapa aku mau mencintai orang manja, arogan, kekanakan, jahil, dan menyebalkan seperti dia?

"Jungkook." Aku menatapnya nanar seraya mengerucutkan bibirku sok imut. Berharap saja dengan aegyeo dia akan luluh.

Jungkook menaikkan sebelah alisnya tinggi-tinggi. Ia mendengus, "Kau pikir aku akan mempan dengan yang seperti itu?"

Aku menghela napasku.

Baiklah, mari kita coba dengan hal satu ini. Aku yakin ia tidak akan menolak dan tidak akan marah-marah lagi setelahnya.

THE PRANK (jungkook fanfic) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang