Bertemu Dengannya - (Amora)

900 406 53
                                    

'Dimana sih?'

Aku tersenyum melihat pesan dalam line yang Feli kirimkan, pasti dia sedang marah.

Aku mengetik dengan cepat
'Maaf maaf, aku lagi di Donat Kafe, kamu sih tadi lama banget.'

Tak perlu menunggu lama, line ku berbunyi lagi.

'Yaudah, aku naik taksi aja.'

'Yah marah yahh.'

'Enggak, asal pulang bawa donat sih bisa lah dipertimbangkan'

'Oke oke yang biasanya kan?'

'Iyaaa,byee.'

Kututup lineku, lalu mulai berjalan ke arah tempat pemesanan.

"Mbak, pesen donat tiramusinya tiga, strawberry chesse cake satu, original sus satu, sama apaya? Oh itu donat bluberry tiga mbak" Kataku sambil mengingat ingat apa donat kesukaan Feli.

"Ada lagi mbak?" Tanya si mbak mbak penjaga kasir itu dengan senyum yang sudah menjadi peraturannya untuk menyambut setiap pelanggan.

"Sudah mbak." Aku mengangguk ramah sebagai balasannya.

"Semuanya tujuh puluh tiga ribu mbak."

Aku membuka tas, kucari letak dompetku eh mana ya kok gak ada, kulirik tempat duduk yang tadi kutempati, eh gak ada. Duh dimana yaa?

"Ada apa mbak?" Tanya mbak kasir itu cemas karena aku yang tak kunjung mengeluarkan sejumlah uang yang diminta.

"Duh, berapa tadi semuanya mbak?"  Kututupi kegugupanku dengan mengatakan hal yang terlintas di pikiranku, tapi bodohnya hanya itu yang terlintas dan langsung kuucapkan begitu saja.

"Tujuh puluh tiga ribu mbak." Ulangnya sekali lagi.

"Ini mbak." Tiba tiba tangan dari belakang mengulurkan uang seratus ribuannya pada kasir. Aku yang kaget berusaha tidak berteriak dan tetap tenang.

"Sekalian sama bluberry chesse cake satu sama capuccino satu." Katanya menambahkan.

Mbak mbak penjaga kasir itu mengangguk mengerti dan menerima uang dari pria yang sekarang sudah berdiri di sampingku ini .

Lalu mbak penjaga kasir itu pergi dan menyiapkan pesanan kami. Dengan takut takut,kulirik pria itu.

"Gakpapa kan kalau aku dulu yang bayarin?" Tanyanya membuyarkan lamunanku saat menatap wajahnya.

"Eh iya kok iyaa. Gakpapa, kayaknya tadi dompetku ketinggalan dimobil, nanti aku ganti. Makasih." Aku mengucapkan terimakasih dengan tulus.

"Gausah gakpapa kok." Katanya terlihat serius.

"Gak, gak boleh nolak setelah ini harus ikut ke mobil, nanti kalau di mobil ada dom--" Ucapanku terputus.

"Hus! Udah deh dibilangin juga aku yang bayarin dan gak perlu diganti, cerewet deh." Potongnya setengah bercanda, terlihat dari senyum yang memperlihatkan sederet giginya.

"Trus gimana caraku bayar ke kamu? Kamu mau aku traktir donat aja ya, at--" Lagi dan lagi dia menyela ucapanku.

"Aku juga gak minta ganti apa apa kok." Dia tersenyum, lagi! Tolong, siapapun yang melihat senyumnya pasti akan merespon gugup sepertiku ini.

"Nama kamu siapa?" Tanyaku, alih alih ingin berterimakasih lagi tapi yang kukatakan hanya kalimat ini.

"Handik--"

"Ini mas, mbak pesanannya terimakasih, selamat datang kembali" Kata penjaga kasir itu memotong ucapan pria yang siapa tadi dia sebutkan namanya Handik? Handi mungkin ya? duh si mbak nih, rasa penasaranku masih di ubun ubun rasanya.

"Eh iyaa mbak, makasih ya Handi, kalau ketemu aku traktir deh, byee aku duluan" Kataku memutus percakapan dan langsung berlari menuju parkiran mobil,aku harus segera pulang dan menceritakan kejadian ini pada Felicia, HARUS!

-------

Tinggalkan jejak bagi yang membaca

BUTTERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang