Kudengar deru suara mobil masuk dalam garasi yang kebetulan berada dibawah kamarku, lalu kutengok bawah lewat jendela kamarku.
Amora datang!
Saat aku beranjak dari kasur tiba tiba pintu kamarku terbuka, menampakkan sosok kembaranku yang lahir beda 5menit dariku itu.
Dia tersenyum senyum sendiri, sumringah.
'dasar gila.' pekik ku.
Kunaikkan sebelah alisku saat menatap wajahnya yang merona.
"Hahhhhh! Hahahaha." Dia berteriak, lalu tertawa kencang kencang.
"Heyy! Apa kau terkena penyakit gila? Bagaimana jika kita ke dokter sekarang?" Aku menatapnya iba.
"Dengarkan aku, aku mungkin memang gila, iyaa, gila! gila karena dia! hahahaha." Dia memberikan penjelasan yang sangat sangat tidak jelas.
"Apaan sih!" Aku mengerutkan keningku.
"Tadi aku baru ketemu orang, ganteng banget Fel! Dia beliin donat ini nih." Dia menenteng bungkusan bertuliskan Donat Kafe.
Hmm, menarik sekali. Sebenarnya, Amora tidak terlihat begitu menggebu gebu soal pria. Sejak SMA, aku dan dia ya memang termasuk anak yang populer,tapi aku lebih berpengalaman soal cinta, jelas mantan kekasihku tersebar dimana mana tidak sepertinya, kadang dia terlihat acuh saat aku bercerita soal kekasihku. Dan akhirnyaa, baru kali ini dia membicarakan soal pria kepadaku.
Amora langsung berbaring di kasurku saat aku menerima bungkusan donat itu.
"Dia yang beliin? Kok bisa?"
"Iyaa, jadi tadi ternyata dompetku ketinggalan di mobil, tapi aku udah keburu pesen."
Ceroboh dan tidak teliti, memang begitulah Amora.
"Kan aku gak bawa uang tuh, akhirnya ada cowok yang mau bayarin dan gak minta diganti. Ganteng banget Fel, baik lagi senyumnya ituloo buat dak dik duk." Dia menepuk nepuk dadanya, seperti goyang dangdut yang lagi hits saja!
Ohyaa, ngomong ngomong soal senyum yang buat dak dik duk aku jadi inget soal Dika. Sungguhan! Senyumnya itu juga bisa bikin nenek nenek yang setia bakal selingkuh kali ya sama dia, habis dia manis bener. Mengingat itu membuatku tersenyum sendiri hingga sebuah bantal berbentuk jeruk hinggap di depan muka ku pas!
"Amora ihh sukanya lempar lempar!"
"Habisnya senyum senyum sendiri, kenapa sih eneng? kesambet entar."
"Aku hari ini juga bertemu dengan seseorang yang bikin hatiku jadi dak dik duk, ya Tuhan aku benar benar berterimakasih pada pak Rudi yang memintaku untuk mengajarinya." Kembali kuingat ingat percakapan singkat setelah keluar ruangan pak Rudi tadi.
"Di kampus?" tanyanya.
"Iyalaah, namanya Dika anak baru di kelasku. Senyumnya bener bener ajaib deh Ra, aku yakin kalau kamu lihat senyumnya kamu juga pasti bakal suka sama dia, kayak aku." Aku meyakinkannya.
"Wow, setelah ditinggal nikah sama Farid, baru ini lho kamu cerita soal pria.... lagi." Ada jeda dalam kalimatnya.
Suasana hening sesaat.
Kalau kuingat ingat memang benar ucapan Amora. Kapan ya terakhir kali aku tersenyum senang saat ada pria yang tersenyum tulus di depanku? Hmm, kurasa sudah lama sekali. Sejak Farid meninggalkanku. Farid, mantan kekasihku dengan hubungan yang paling lama aku jalani. Tiga tahun, baru kali ini aku merasa sangat serius sekali,bahkan kukira aku akan berakhir dengan pakaian pengantin bersamanya.Aku tertawa miris, apa yang kuimpikan tak mudah menjadi kenyataan. Akhirnya 8 bulan lalu aku yang datang pada pesta pernikahannya seorang diri! Ya, aku memang sendiri. Amora sengaja kuancam jika dia berani menemaniku pergi kesana, aku hanya ingin membuktikan bahwa aku masih bisa hidup dan menapak di kakiku sendiri. Walau hatiku sudah tak mampu lagi, tetap kusunggingkan senyum paling menawanku di depannya. See, I'm happy for you, trust me.
"Apakah kata kataku salah?"
Aku terhenyak, Amora masih diam ditempatnya dengan menatap mataku dalam.
Aku tersenyum tulus padanya, tidak ada yang salah dari perkataannya. Memang aku saja yang masih tenggelam dalam bayang bayangnya. Amora lah belahan jiwaku, saudaraku yang bersama berbagi tempat di perut mama dulu, dia juga yang menguatkanku selama ini.
-----------
Jangan lupa tinggalkan jejak vote komen bagi yang baca
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLY
Romance"Kecintaanku pada kupu kupu membuatku sadar, suatu saat aku dapat terbang dengan orang yang kucintai bersama sama" -Felicia Anne Gunawan. "Aku menyayangimu. Kamu adalah belahan jiwaku. Aku sudah berjanji padamu. Apa kau meragu pada janjiku itu?" -Am...