Could Just Say The Words

1.6K 131 14
                                    


(Mian, Typo bertebaran)

Author POV

Seoul, 19 September 2015
09.34 KST.

Setelah satu hari tak sadarkan diri, akibat kecelakaan kemarin, Dahyun terbangun dan mendapati orang-orang yang sama sekali ia ingat, berada di sekelilingnya.

"Nega, eonni, Dahyun" ingat Suzy.
"Eonni? Aku tak mengingat apapun, maafkan aku. Namun mengapa aku ada disini? Apakah kalian keluargaku?"
Tanya Dahyun.

Akibat kecelakaan yang dialaminya, Dahyun terpaksa kehilangan sebagian memori ingatannya, keluarga hanya bisa menerima apa yang terjadi pada Dahyun. Namun dokter mengatakan amnesia yang disandang Dahyun, pelan-pelan akan menghilang, namun tak tahu kapan waktunya.

Mark POV
Dahyun, akhirnya sadar dari komanya, namun aku harus menerima kenyataan pahit, ia kehilangn sebagian memori ingatannya.
Mengapa hal ini terjadi pada diri gadis berambut panjang ini? Mengapa ia harus melindungiku?
Kini, Dahyun telah diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit. Semenjak hari itu, aku sangat merasa bersalah dengan gadia yang kucintai ini, seharusnya aku yang melindunginya bukannya ia yang melindungiku.
Aku ingin mengembalikan ingatannya, kenangan dengannya yang belum sempat kuukir dihatinya, aku ingin oa tahu perasaanku padanya.

Siang ini aku berkunjung ke kediaman Dahyun.
Ya, akhir-akhir ini aku sering mengunjungi kediaman Dahyun untuk mencoba memulihkan ingatannya.

"Annyeonghaseyo, noona"
"Annyeong, Mark. Masuk"
Percakapanku dengan Suzy noona.
Hari ini aku berencana mengajak Dahyun bersepeda ke taman.
"Mian oppa, tapi, sebenarnya kau siapa? Mengapa kau sangat baik denganku, dan selalu mencoba membantuku memulihkan ingatanku?"
"Aku Mark, aku teman sekelas denganmu Dahyun, dan kita bersahabat, kau juga memiliki sahabat lain selain aku."

"Yupp, kita sampai di taman, mau ku belikan satu cup ice cream?"
"Emm, baiklah oppa, aku mau"
"Kau tunggu sebentar, akan kubawakan."

Berselang lima menit, jackson cs datang bersama Tzuyu dan Nayeon berdiri di hadapan Dahyun.
"Eonni, maaf aku tak sempat menjengukmu di rumah sakit" Tzuyu membuka pembicaraan.
"Ndde? Nuguseyo?"
"Kami teman-teman satu sekolah dengan mu Dahyun, dan kami adalah sahabat dekatmu. Kami akan membantumu memulihkan ingatanmu. Aku Nayeon, Dahyun"
"Hi, i'm mood maker, Jackson"
"Cute Maknae, Yugyeom"
"Charismatic boy, Bambam"
"Master aegyo, Jinyoung"
"Amazing Voice, Youngjae"
"Charismatic Man, Jaebum"
And "Cutest and Beautiful Girl, Tzuyu"

"Cetakkkkkk..."
"Hyung!! Why you do it to me? Jackson terkejut
"Kenapa kau tiba-tiba muncul disini, eoh?" Mark bertanya.
"Kami kan juga sahabat Dahyun hyung" ungkap Jinyoung.
"Ohh, atau jangan-jangan hyung kita ini, tengah mendekati Dahyun,.kkekekeke"
Plakkkk!!!
"Aku hanya menemaninya berjalan-jalan di taman"
"Eoh, kami juga tak keberatan kok hyung, kekekkeke"
"Kami kesini karena tidak sempat menjenguk Dahyun di rumah sakit, hyung"
"Aishhh, hemm, sudahlah"

"Mian, karena aku tak mengingat kalian sama sekali, aku sangat beruntung memiliki kalian" mata Dahyun berkaca-kaca.
"Dahyun-nie, cepatlah sembuh, kami merindukanmu" balas Tzuyu.
"Kau adalah pemberi semangat kami Dahyun, tak mungkin kami meninggalkan mu, cepatlah sembuh, agar kita dapat bersama berlatih menari seperti dulu" sambung Nayeon menahan air matanya.

--------------########----------------

Dahyun POV

Setiap kali aku mengingat potongan potongan memori ku, kepala ku selalu terasa sakit. Sudah dua bulan ini berusaha mengingat semuanya, dan hal yang pertama aku ingat, saat itu aku pernah menyukai namja. Namun sepertinya namja ini tak menyukaiku, walau begitu aku terus melakukan hal terbaik untuknya. Hingga pagi itu, aku menyelamatkannya, saat sebuah mobil hendak menabraknya. Namun aku tak ingat siapa namja tersebut.

Sore ini, aku meminta bantuan pada Mark oppa untuk mengantarku ke taman sebelah sekolah, aku hendak mengingat kenangan yang pernah kualami disana, pasalnya setiap kali aku berusaha mengingat semuanya, kenangan di bawah pohon Maple sekolah itu selalu tersirat di benakku.

"Kajja oppa, aku sudah siap"
"Baiklah, gadisku, mari kita berangkat"
Entah apa yang merasuki jiwaku, saat Mark oppa mengatakan aku gadisnya, aku sangat gembira, dan sepertinya aku mengingat sesuatu.

"Yupp, kita sampai, Dahyun-ah"
"Bisakah kita menuju kursi panjang di bawah pohon Maple itu oppa?
"Hem, baiklah, kajja"
"Oppa, gomawo. Selama ini kau sangat baik padaku, selalu menemaniku."
"Cheonma, Dahyun-ah, apapun asalkan kau sembuh"
"Aku akan membeli beberapa minuman ringan dan tteokbokki"
"Baik oppa, aku akan menunggu mu."

Sambil menunggu kedatangan Mark oppa, aku mengambil ponselku untuk mendengar musik. Saat aku mengambil ponsel di saku tas gendongku, tak sengaja ponselku terjatuh, aku mencarinya, dan menemukan sesuatu yang tampak seperti buku harian di balik pohon Maple, yang terlihat agak usang, sepertinya terjatuh dalam waktu yang lama. Melihat cover buku tersebut, aku merasa familiar. Kepalaku seketika terasa sakit saat berusaha mengingat sesuatu.
"Buku ini, buku harian milikku, ya tidak salah lagi, di selanya tertulis namaku dan kelasku di sekolah ini."
Aku membaca lembar demi lembar buku harianku, dan mengingat beberapa kenangan ku. Aku terhenti pada helaian belakang.

Aku menulis segala hal mengenai kekagumanku pada Mark oppa, segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Aku tak menyadari perasaanku ini. Namun aku menganggap ia tak menyukaiku. Aku sangat ingin mengatakan hal ini padanya, namun aku tak pernah berani.
"Iya, aku mengingatnya"

Mark POV

Aku kembali membawa minuman dan tteokkboki. Aku tak mengerti mengapa Dahyun tiba-tiba menangis, apa ada yang menyakitinya? Namun aku melihat sebuah buku dipangkuannya. Aku berusaha.duduk disampingnya.
"Dahyun-ah, kau kenapa? Ada yang menyakitimu?"
Dahyun langsung melingkarkan lengannya di pinggangku, dan menangis.

"Oppa, saranghae. Aku telah mengingat semuanya. Saat itu aku tak berani mengatakan hal ini sebelumnya, namun kenyataannya aku tak mampu untuk menahannya, dan hanya ini yang bisa ku ungkapkan"
Dahyun menagis di pelukanku.
"Dahyun, kau....kau yakin?"
"Mianhae oppa, selama ini aku tak berani mengatakannya"
"Kau tahu, aku juga sangat menyukaimu Dahyun, kau adalah gadis yang mebuatku bisa mebuka hatiku.. gomawoyeo, Saranghaeyo Dahyun-ah..."
Seketika saat kami mengatakan kata-kata tersebut bersamaan pohon Maple menggugurkan daunnya, seakan merasakan, kehangatan kasih kami yang bertemu. Dahyun, memberikan kecupan hangatnya tepat di pipi kananku...
Aku memberikan kecupanku dikeningnya. Kami mengeratkan pelukan, tak mau kehilangan salah satu dari kami lagi..

-End-

Thank You so much for reading guys. I hope you can enjoy after read my first Fanfic on wattpad. I'm sorry for the mistake tht i made in this story. Sorry bgt kalo, fanficnya kepanjangan dan updatenya lama, itu karena penulis lagi banyak tugas, hehehehe, okk thank's bgt buat semua yang udh baca. Dan kalo bisa, leave with a vote and comment ya guys, cz penulis baru belajar, kekeke. Saranghae...Gomaweo.
Khob khun khab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Are You Sure?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang