#FFN

2K 111 3
                                    

Kakek menunggu Adis di ruang tengah. Dengan wajah geramnya, dia memandangi cucu jagoannya.

"Apa arti dari yang kakek lihat barusan?."

Glek, Adisa tidak tahu harus menjawab apa. Sejak SMP dulu dia memang tidak pernah diizinkan dekat dengan cowok, apalagi diantar pulang. Kini, itulah yang kakeknya lihat. Adisa jelas bingung harus bagaimana setelah sejak larangan itu diberlakukan dia tidak pernah sekalipun melanggar.

"Sepertinya kakek baru lihat cowok yang tadi mengantarkan kamu..." Kakek Ruri berkata. Dia mendekati cucunya, menampakan wajah militer-seramnya saat masih di masa-masa jayanya dulu.
"Janji, ini adalah terakhir kalinya kamu pulang latihan bela diri diantar orang. Dan janji juga, inilah terakhir kalinya kamu pulang melebihi jam sebelas."

Sebuah ultimatum dialamatkan padanya. Adisa hanya bisa mengangguk sekali dan pamit, pergi tidur.

"Permisi, Kek. Adisa ke atas dulu."

Kakek Ruri mengangguk sekali, mempersilakan cucunya ke kamar.

Kemudian yang Adisa lihat di kamar adalah seorang tak dikenal, yang menembaknya dengan taner.

***

Saat Adis tersadar, yang pertama kali ia lihat adalah kakeknya, yang sedang berbincang dengan dua orang berpakaian rapi. Satu dari mereka adalah orang yanh baru dikenalnya di jam sepuluh lalu. Juan.

Oh, ya, dan mereka bukan berada di rumah. Melainkan di sebuah tempat mirip ruang bawah tanah.

"Sudah sadar." Sosok di sebelah Juan menghampiri Adis, dan tau-tau langsung membantunya berdiri.

"Maaf." Juan memandangnya dalam senyum. Adis membalasnya dengan muka tidak mengerti yang amat ketara.
"...Bagus lo bener-benet nunjukin apa yang lo bisa."katanya sambil membawa Adisa ke sebuah ruangan. Lebih mirip ruangan simulasi, sebenarnya....

"Maksud kamu apa?." Kemudian Adis memandangi segala yang ada di depannya. "Dan...semua ini?."

Tanpa bisa ditahan, Adis menengok ke kakeknya dan si yang satunya yang mengikuti mereka dari belakang.

"Ini apa, Kek?. Kenapa aku dibawa kesini?."tanya Adis, dengan nada keheranan yang tergambar jelas dari sana.

Kakek Ruri tersenyum, "Fighter for Nation." "FFN."

"Hah?."

"Ini program baru intelijen, bekerja sama dengan TNI."tambah orang di sebelah kakek Ruri. "Jadi kami disini bertugas mengumpulkan anak muda yang berbakat dalam beladiri. Kamu salah satunya."

Adisa hanya bisa menggeleng tidak percaya mendengar penjelasan itu.

Kenapa aku? Banyak anak muda lain yang jauh lebih berbakat dariku dalam beladiri....

Sebenarnya, itulah yang ia ingin tanyakan. Tapi dorongan Juan padanya agar segera berada di tengah ruang simulasi membuatnya mengurungkan niat.

"Kecak 1, keluarkan semuanya."perintah orang tak dikenal-tapi penting itu.

Tapi perintah itulah yang membuat Adisa benar-benar mengerti kenapa dia disini.

-------------------
BERSAMBUNG
-------------------

Part tiga akhinya selesai!
Adisa mulai menjadi bagian dari proyek pemerintah Indonesia Baru = Fighter for Nation.

Apa yang akan dia lakukan dalam sandangan anggota baru proyek ini? Apa yang menantinya di balik dinding ruang simulasi?

STAY TUNE, readers *-*
Jangan lupa vote dan komentarnya yaa ^_^

Peace and love,
Alin Ifa

THE FIGHTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang