Chapter 6

1.6K 157 13
                                    

mian, typo bertebaran. kkkk~

Sudah tidak terasa, hari ini adalah hari sekolah Taehyung mengadakan acara wisuda kelulusan. Diacara ini pasti orang tua murid turut hadir. Namun bagaimana dengan Taehyung? Ia hanya yakin bahwa keluarganya pasti melihatnya dan bangga memiliki anak yang berprestasi. Di acara wisuda ini ia berharap akan kedatangan seorang hyungnya Park Jimin.

Kepala sekolah memberi sambutan. Tak lupa memberi tau siapa siswa yang akan maju berpidato atas prestasinya.

Taehyung yang sedari tadi duduk di kursi yang telah disediakan menanti kehadiran Jimin. Jimin sampai sekarang belum datang juga dan itu membuat Taehyung down.

"... dan tahun ini yang menjadi siswa prestasi sea-angkatan 2015/2016 adalah Kim Taehyung siswa dari kelas 3-2. Untuk siswa Kim Taehyung dipersilahkan maju untuk memberi sambutan." Tepuk tangan pun sangat meriah. Bukan hal yang mengagetkan bila Taehyung yang menjadi siswa berprestasi.

Walaupun Taehyung bersikap tenang saat berpidato namun mata dan hatinya tetap mencari keberadaan Jimin. Hingga selesainya pidato ia kembali ke tempat duduk dalam perasaan kecewa. "Aku sudah menduga, hyung tidak akan datang." gumam taehyung dalam hati.


Acara wisuda kelulusan selesai. Semua murid berhamburan keluar dengan senyuman bangga. Taehyung melihat semua temannya pulang bersama orang tua nya dengan penuh kebahagiaan. Taehyung yang memandangnya hanya bisa tersenyum miris. Ia berharap keluarganya juga bangga terhadapnya.

Lalu taehyung pulang sambil membawa piala yang terbuat dari kaca. Ada perasaan bangga dalam hatinya namun hati kecilnya bersedih karena tidak ada yang datang ke acara kelulusannya.

Setibanya dirumah ia membuka pintu rumahnya. Betapa terkejutnya karena isi rumah nya berubah. Rumah Taehyung sudah berhias balon balon dan tulisan ucapan selamat ulang tahun. Namun ia mencari kedalam rumahnya tidak ada siapapun didalam.

"Saengil cukka hamnida saengil cukka hamnida. Saranghaneun uri Taehyung. Saengil cukka hamnida"

Taehyung yang mendengar nyanyian dari belakangnya pun langsung menoleh. Betapa terkejutnya ternyata dia adalah jimin.

"Hyung.." panggil taehyung lirih.

"Selamat ulang tahun tae. Kau tidak perlu menanyakan siapa yang membuat ini, sudah jelas aku yang membuatnya" balas Jimin.

"Hyung gomawo"

"Ne. Ayo kita tiup lilinnya dan jangan lupa make a wish"

Kemudian Taehyung dan Jimin mengepalkan tangan dan menutup mata untuk berdoa. Setelah itu mereka meniup lilin bersama.

"Tae.. hyung minta maaf, tidak bisa hadir di acara kelulusanmu. Sebenarnya hyung sudah mau berangkat namun tiba tiba hyung ditelfon manager untuk datang ke studio. Dan saat hyung mau ke acaramu, bus arah sekolahmu tak kunjung datang, akhirnya hyung pergi kerumahmu saja untuk merayakan ini. Semoga kau suka" jelas Jimin.

"Tak apa hyung. Ini bahkan lebih berkesan. Entah lah aku tidak bisa berkata apa apa lagi" jawab Taehyung. Taehyung terkekeh lalu memeluk Jimin.


"ah bagaimana dengan Hee In?" tanya Jimin.

"soal itu aku sudah mengungkapkan perasaanku, dan untunglah dia juga memiliki perasaan yang sama denganku" jelas Taehyung.

"woah.. jadi itu artinya.."

"u..huh" Taehyung mengangguk.

"wahh!! Selamat!! Ucapanku benar kan?! Hahaha"

"oke oke baiklah. Oh ya berhubung ini hari ulang tahunku dan acara kelulusanku apa kau ingin menemaniku ke pemakaman keluargaku?"

MY BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang