part 2

1.9K 156 22
                                    


Andrew memasuki flat kecil nya di pinggiran kota. Sebuah tempat sederhana untuk melepas lelah dan penatnya aktivitas dunia.

Andrew sengaja memilih flat yang letaknya jauh dari keramaian kota, meski ia harus mengendarai berkilo-kilo meter untuk menuju tempat kerja nya. Namun semua kelelahan terbayar jika ia sudah memasuki flatnya dan menikmati segelas wisky ditemani alunan lembut musik jazz yang ia putar.

Andrew meletakan jaket hitam dan ranselnya diatas kursi kayu dipojok ruangan. Seharian bekerja dan sore hari menjemput Cloe kemudian mengajak gadis kecil itu bermain cukup membuat tenaganya terkuras.

Dulu, sebelas tahun yang lalu ketika Andrew pulang dari bekerja ia menemukan Cloe, yang saat itu kira-kira berusia setahun. Dalam sebuah keranjang Cloe kecil yang sangat menggemaskan. Awalnya Andrew tak tahu jika keranjang itu berisi bayi, Karena penasaran dengan keranjang tak bertuan, Andrew membuka keranjang tersebut, dan ternyata berisi seorang bayi perempuan.

Andrew masuk ke kamar mandi. Setelah membersihkan diri dan berpakaian santai, celana training dan kaos putih polos. Andrew menuju dapur kecil yang disekat untuk memisahkan dapur dan ruang tamu. Andrew membuat kopi, selain wiski kopi minuman favorit kedua yang harus ada untuk menemani malamnya.

Dari dapur Andrew menuju ruangan kecil didepan yang diisi dengan satu sofa satu meja kecil, ia meletakan kopi nya dimeja kecil tersebut dan mulai menikmati secangkir kopi ditemani  berita malam yang disiarkan melalui channel berita terkenal. Hingga jarum jam menunjuk angka 00 Andrew beranjak menuju kamarnya. Dalam temaram lampu ia terlentang  diatas ranjang. Menatap plafon kamarnya yang sedikit menguning di ujung sana.
Lama menghitung jumlah kambing dan sapi matanya tak juga terpejam, jiwanya tak kunjung menembus alam mimpi, padahal tubuhnya sangat ingin berkelana dalam dunia lain.

Akhirnya Andrew bangkit dan duduk di tepian ranjangnya, satu hal yang melelahkan ketika keinginan tidur terkalahkan oleh jiwa yang tak mau tidur. Andrew membuka laci kecil disisi tempat tidurnya, secarik kertas dan sebuah kalung. Dua benda yang sering kali memaksa otaknya berpikir lebih keras dari biasanya.  Andrew menimbang kemudian memasukkan kembali benda tersebut didalam laci. Malamnya bisa semakin panjang jika ia sudah memegang benda itu, sedangkan esok hari ia harus bekerja, tentu lah membutuhkan tenaga.

***

Rasanya baru memejamkan mata, namun getaran dari ponselnya berhasil membangunkannya.

"Halo...?" Sapa Andrew tanpa melihat ID caller.

"Andrew, Cloe demam. Cepat kemari," ujar suara di seberang sana.

Andrew langsung bangun, tak menunggu lama Andrew mencuci mukanya dan segera mengganti baju lalu menyambar kunci motornya. Tampaknya urusan Cloe lebih penting hingga ia tak menyediakan waktu untuk mandi.

Andrew membawa motornya dengan kecepatan penuh. Menyalip beberapa kendaraan hingga nyaris menabrak seorang yang tengah melintas. Meski bukan pertama kali menghadapi Cloe yang demam, Andrew masih saja merasa cemas bukan main.

Andrew menghentikan motornya begitu sampai di rumah. Segera ia masuk dan menuju kamar Cloe. Ia harus memastikan keadaan Cloe.

"Steve..., bagaimana keadaan Cloe...?" Andrew mengatur napasnya yang tersengal akibat berlari.

"Semalam saat aku menemani tidur, tak ada yang aneh dengan Cloe, tapi saat menjelang pagi Cloe terus memanggil namamu saat kuperiksa ternyata dia demam," terang Steve.

Andrew mendekati Cloe. Gadis itu tampak memucat, bibirnya yang biasanya tersenyum merekah kini mengering. Didahinya sudah terpasang kompres demam. Andrew membelai pipi Cloe dan merasakan tangannya panas.

Simply BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang