6

498 33 17
                                    

Mulmed-nya diputer yaa

***

Raiska mengepalkan kedua tangannya tanpa sadar ketika melihat Raka dan Vanka bersenda gurau lalu kemudian menghilang di balik pintu perpustakaan. Sudah cukup tangisan yang ia tumpahkan selama ini hanya untuk seseorang yang ternyata tidak mempunyai rasa apapun terhadapnya.

Raiska tertawa miris tanpa sadar.

'Jatuh cinta itu lucu, ya?

Membuat dia seolah-olah juga mempunyai rasa yang sama terhadap kita.

Membuat dia seolah-olah sedang memperhatikan kita.

Membuat dia seolah-olah peduli terhadap kita.

Dan kita, tetap percaya pada apa yang namanya cinta.

Dengan semua khayalan yang dibentuk sedemikian rupa membuat kita merasa menjadi penulis dan pemain pada saat yang bersamaan.

Berkhayal dan menunggu keajaiban hingga mimpi itu terwujud.

Yang nyatanya sang keajaiban tak pernah datang untuk menjemput sang mimpi.' Raiska membuat pikirannya pusing sendiri.

Raiska berbalik arah, mengurungkan niatnya untuk mengembalikan buku di perpustakaan. Sudah muak ia melihat mereka berdua, belum lagi mengingat bahwa perpustakaan adalah awal tempat mereka bertemu.

Sekelebat pemikiran muncul dalam benak Raiska bagai lampu neon yang bersinar terang. Ia terdiam sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya pelan dan melanjutkan langkahnya menuju kelas sambil mencoba melupakan apa yang terpikir dalam benaknya.

***

Raiska menatap sekitarannya, ia menghela nafas sejenak.

Bergaul.

Kata yang asing dalam telinga Raiska untuk beberapa tahun belakangan ini. Ia bahkan sudah lupa bagaimana caranya bergaul. Bukan dalam artian tidak memiliki teman untuk sekedar mengobrol biasa, namun ia tidak punya teman untuk mendengarkan ceritanya. Selama ini Raka-lah yang selalu menjadi 'tong sampah'-nya, namun kenyataannya sekarang berubah.

Raiska menguatkan hatinya dan berjalan pelan menuju sekelompok anak kelasnya yang sedang ber-hahahihi ria, "Em.. Gue boleh gabung gak?"

Setelah pertanyaan itu, seluruh mata memandanginya lalu saling bertukar pandang. Raiska menahan nafasnya seraya meruntuk dalam hati, 'bodoh.'

"Ih, siapa juga yang ngelarang? Aneh-aneh aja lo!" Cewek yang bernama Keiva menyahut pertama dan tertawa lebar.

"Ayo duduk sini! Kita lagi nge-gosip tentang anak kelas sepuluh. Ganteng banget, Ka! Gila... Gak kuat gue," balas Carlise heboh.

Raiska meringis geli, ternyata tidak seburuk yang ia bayangkan. Ia pun menarik kursi dari meja sebelah.

"Siapa namanya?" tanya Raiska mencoba berbaur dengan yang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Best-Friend [zone]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang