Chapter 8 (Time to Dance! Part 2)

212 29 6
                                    

Eonjena geuryeoyo eonjengan ogetjyo

(Aku selalu merindukan itu, itu akan datang pada saatnya nanti)

Naui cheot-sarangi

(Cinta pertamaku)

Jadi.. tersisa kami berdua. Jongin berdiri berjalan ke sana kemari, membuatku pusing. Sepertinya dia gelisah. Ah, aku jadi kasihan. Akhirnya aku pun angkat suara,"Jongin-ah, bisakah kau duduk? Hitung-hitung menghemat tenaga bukan?"

"Mian. Aku terlalu bersemangat. Aku membayangkan para juri itu adalah penentu apakah kita diterima sebagai trainee," Jawab Jongin seraya tersenyum lebar. Eh..? Jadi aku salah paham menilai? Duh, jadi malu.

"Kau bersemangat sekali jadi trainee. Sejujurnya aku sedikit ragu dan.. entahlah! Mengingat yang ingin menjadi trainee dan lolos bukan aku saja."

"Aku percaya pada keoptimisan dan kemampuanku," Jawab Jongin. Aku terperangah, kuharap dia lolos dalam audisi. Dia pasti akan menjadi seorang artis yang rendah hati, memiliki banyak penggemar, juga pekerja keras. Rasanya tak sabar hari itu segera tiba.

"Ayo Naeun-ah, it's time to play!"

"Play? Are you kidding me?"

Dia tertawa sementara aku tersenyum simpul, ah dia kira ini panggung biasa? Oh iya, baru ingat jika panggung sesungguhnya adalah first debut kami nanti.

Sorot lampu panggung mengarah di setiap.langkah kami. Aku berjalan telat disampingnya, sesekali tangan kami menyatu mengingat jarak yang begitu dekat. Penonton yang tadi ramai dengan tepuk tangan perlahan mulai hening. Rasanya seluruh kesadaran mereka tertuju pada kami.

Menyebalkan, aku baru merasa gugup sekarang! Argh.. ini tidak bagus! Andwe yo..

"Tenangkah dirimu Son Naeun," Bisik Jongin. Sebelum aku sempat menyahut, sebuah tangan meraih tanganku dan membawanya ke genggaman. Tidak erat namun menenangkan.

Jongin MENGGENGGAMKU. Astaga, jika tak ingat ini panggung mungkin aku akan memekik atau.. Ah bahkan sekarang untuk.berguman saja aku tidak berani.

"Fokus fokus fokus!" Teriakan Minju-seonsaengnim terdengar dari belakang. Baiklah saatnya memantapkan langkah!

Kini tepat kami berdua berdiri di tengah panggung. Bisa kulihat teman-teman yang lain mengintip dari backstage bersama 2 guru pembimbing kami. Wajah menyeramkan seperti tak berbelas kasih 5 juri juga tak luput dari pandanganku. Tapi tentu saja ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan itu semua. Karena begitu musik mengalun, tubuh dan pikiranku secara refleks tercurah penuh pada tarian ini.




동화 같은 사랑 (Love Like A Fairytale) 'Girl's Story'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang