delapan

6.4K 248 0
                                    

AL POV


“Oy, Al!” panggil seseorang dari kejauhan, ternyata Dzaki yang manggil.

“Lo ikut basket gak hari ini? katanya lo dihukum bu Wenda ya?” tanyanya sambil tertawa pelan, gue hanya bisa senyum menanggapinya

“Gak ikut gue bro, sorry ya.” Ucap gue sambil menepuk bahunya

“Yaudah kalo gitu, selamat mengerjakan tugas-tugas lo ya.” ucapnya yang berlalu pergi, gue berjalan menuju kelas dalam diam.

Bukan typical gue, yang jalan sambil senyam-senyum merhatiin perempuan-perempuan yang lewat, theyre such a jerk and im not that type. Yaudahlah ya.

Tiba-Tiba jadi keinget tadi dia gue bikin nangis. How stupid you Al, malah dibuat nangis. Bukannya buat dia bahagia.


Gue tersenyum tipis memikirkan perkataan yang barusan terlintas di otak.


buat dia bahagia? Pasti.

**

Drrrrt  Drrrtt

“Pesan masuk!” umpat gue, gue langsung lari jingkrak-jingkrak gak jelas menuju iphone yang tergeletak diatas kasur. Senyumpun sudah menghiasi bibir gu, pasti dia nih yang ngirim pesan

Fabella: Al, gue gak bisa ngerjain semuanya :( bantuin donggg plis plis plis.

"Udah gue duga!”

Al: ya bawel, gue kesana.

Gue langsung mengambil jaket yang terselempang disisi kursi, kemudian menutup pintu dan bergegas menuju garasi, tapi ternyata seseorang berhasil memergokin gue

Sialan.

“Mau kemana lo malem-malem?” ucapnya, dengan nada was-was

“Ke rumah Bella, biasa, ngerjain tugas.” ucap gue dengan tenang, sambil menyalakan motor

“Kerumah Bella? kalian makin lama makin deket ya, apa jangan-jangan...” 

“Hm, cuma sahabat.” ucap gue singkat, sedangkan Jasmine menatap gue dengan sebegitu terkejutnya

Lebay emang kakak gue, FYI.

“Cuma sahabat? kapan lo berani sih?” tanya nya dengan gemas, aku hanya menaikan kedua bahu gue

“Udahlah ka, I don’t wanna talk about this. Gue berangkat ya, kalau papa sama mama udah pulang sms gue.” gue mengegas motor gue dan berlalu

**

“Nih ya Al, gue tuh gak ngerti yang bagian ini semua. Gimana dong, mana hafalan bahasa inggris gue juga belum ngafalin, mana biologi bastard ini harus dikumpulin jam 06.30. Kita berangkat aja jam segitu Al.” eluhnya, gue hanya menatapnya, memperhatikan setiap gerak-gerik dan ucapan yang ia ucapkan. Ekspresinya yang berubah-ubah dan itu sangat lucu buat gue. Dia gemesin. Awalnya gue gak yakin kalo ternyata ada orang yang berani menyia-nyiakan dia begitu aja. padahal itu cinta pertamanya. Gak waras emang tuh orang.


“Al? kok lo bengong sih?” dan sekarang tangannya tepat didepan wajah gue, keatas-kebawah memastikan gue yang bengong dari-tadi.

Padahal gue bengong gara-gara dia.

Gue  tersenyum tipis kearahnya, “Siapa yang bengong sih? lo ngoceh mulu gue bingung. Oiya, nih biologi udah gue kerjain, lebih tepatnya ka Jasmine yang ngerjain jadi lo bisa hafalin tugas bahasa inggris tersayang lo. Soal besok? kita naik motor, gue jemput jam 6, oke?” sekarang dia yang bengong menatap gue dengan tatapan “are you serious?" dan disaat itu juga senyumannya mengembang dibibir yang manis itu

Kelihatannya ya.

Gue belum nyoba. eh bercanda!

“Lo emang yang paling paling deh Al, thankyou banget ya!” histerisnya, gue cuma terkekeh  melihat tingkahnya.

Udah gue bilang, dia itu lucu, gemesin.

Dia beranjak dari duduknya dan mengambil sebuah buku, buku bahasa Inggris lalu memberikannya ke gue. Gue cuma mengerutkan dahi dan menatapnya heran. 

“Bantuin buat ngafalin.” pintanya sambil menyengir lebar, sekali lagi, gue cuma bisa pasrah dibuatnya

“Kebiasaan, gak bisa ngafalin sendiri apa?” dia hanya menggeleng sambil tersenyum sok imut, tapi memang imut. oh c’mon Al!

**

Pukul 06.30 kita sampai disekolah, masih sepi rupanya. Bella malah melengos disamping gue karena buru-buru buat datang pagi. Kalau bukan karena tugas sialan ini gue gak akan pernah mau begini. Never! itu katanya, saat kami masih dijalan.

“Al, gue masih ngantuk. Gue nitip ya.” ucapnya sambil tersenyum lesu padaku, gue cuman ngangguk dan berhambur keluar kelas


*bug!*


“Sial.” umpat gue, sembari memungut buku yang jatuh, seseorang juga tersungkur didepan gue gara-gara ketabrak sama gue.

Mau ketawa tapi kasian, gue yang jatohin.

Sorry.” ternyata seorang perempuan yang barusan gue tabrak, dan kenapa dia yang minta maaf? gue ngulurin tangan bermaksud untuk bantuin dia dan dia terima.

“Gak seharusnya lo yang minta maaf. uhm, sorry?” ucap gue sedatar mungkin, kayaknya gue belum pernah liat perempuan ini di sekolah. kulit asia, mata belo, rambut pendek. I guess, murid baru? tapi kok agak familiar tapi dimana ya? bukan di sekolah ini.

“Eh? iya gak apa-apa.” ucapnya sambil tertunduk malu. Entah kenapa gue langsung jalan ninggalin dia. pdahal gue masih pengen ngobrol gitu, gue termasuk orang yang pengin  tahu cuma gengsi.

BELLA POV

Hari ini hari yang paling buruk! kurang tidur gara-gara harus mencatat jawaban biologi, lalu  hafalan bahasa inggris yang sialnya aku lupa mencatat 1 paragraf penuh. alhasil, aku harus menunggu Al untuk meminjam catatan kepada Amanda. Kasihan dia, mau aja disusahi. Tanpa tersadar aku tersenyum saat dimana Al dengan sabar mengajariku speech yang benar walau tampangnya sudah kelelahan. Eh? apasih Bel, kenapa lo kayak gini? tanyaku kepada diriku sendiri yang tidak bisa berhenti tersenyum, Katanya gak mau jatuh cinta dulu? kini pertanyaan tersebut muncul diotak ku tidak luput dengan senyuman ku yang memudar. Aku membenamkan wajahku kedalam tangan yang kusilangkan dimeja. aku butuh tidur.


Derap langkah tertangkap oleh panca indera pendengaran ku, malas mengangkat wajah kini sebuah tangan menonyor kepala ku sekenanya, dia kira aku boneka apa!

"Hmmm?" gumamku masih diposisi semula

"Eh Dora! malah tidur, pak Bahri udah dateng tuh." tegurnya dengan reflek aku terkesiap dari tidur dan aku merasa pusing. Ya, pusing dikepala ku yang baru saja menghantam sesuatu yang keras. Sesuatu dari wajah Al! aku mendongak berusaha melihat dan yup, Al memegangi hidungnya yang mengalir kan sesuatu bewarna merah. Bodoh, itu darah! aku langsung menjerit pelan tetapi rasa pusing di kepala ku malah makin menjadi. 

"Erghh," erangnya membuat kelas ini yang tidak tau kapan sudah ramai menatap kami dan juga pak Bahri bersama seorang murid perempuan di depan. Aku tidak peduli, yang penting Al harus ke UKS. Aku harus membawa Al ke UKS

"Ada apa kalian berdua, hm?" tanya pak Bahri dari jauh. Al masih memegangi hidungnya, tepat didepan ku. Dengan cepat aku memegangi bahu Al dan membawanya menuju keluar

"Maaf pak ada kecelakaan, saya izin ke UKS. Assalamualaikum." ucapku lalu pergi membawanya yang kini malah terkekeh pelan sambil menatapku dan juga darahnya yang terus menetes. Ugh kepalaku makin pusing aja!

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang