AL POV
Gue memencet bel yang tersedia dirumah ini. Ini kali keempat gue kerumah dia, entah dia yang tiba-tiba nyuruh gue dateng kerumahnya karena sesuatu atau karena gue yang frustasi dan cerita semua ke dia dibanding ke sahabat-sahabat Bella sendiri, gue memilih bercerita ke Zara entah kenapa.
"Iya sebentar!" Teriak Zara dari dalam, gue mendengar suara langkah lebih tepatnya lari menuju pintu dan pintu itu terbuka menampilkan Zara dengan balutan kaus nirvana dan celana rumahnya. Ini sebenarnya agak gak penting gue menjabari apa yang dia pakai.
"Gue gak disuruh masuk?"
Zara tertawa sebentar, "Iya iya, ayo masuk."
Guepun masuk kedalam, seperti biasa gue langsung duduk di sofa. "Ada apa nelfon gue?"
Dia diam ditempat, menggerakan kakinya dengan canggung. "Uh itu, gue mau bicara sesuatu ke lo."
"Bicara aja."
"Tapi ini serius."
Hening, gue bisa mendengar napasnya yang memburu diruangan sepi ini. "Nyokap lo kemana?"
"Lagi pergi ada urusan."
"Sendirian?" Dia mengangguk. Gue membenarkan posisi duduk dan mengusap wajah gue, gak tau karena apa gue jadi keikutan tegang.
"Lo... Pernah tinggal di Canada ya?" Pertanyaan Zara sontak membuat hati gue mencelos
"Kok lo tau?!"
Dia terdiam sebentar, memandang jari-jari kakinya. "Gue tau ini terdengar konyol banget, but I fuckin honestly, kita pernah ketemu sebelum ini."
Gue menyengrit, Kita? Kapan? Tapi, darimana dia tahu gue pernah tinggal di Canada?
"Lo serius?" Zara mengangguk mantap,
"Dan lo juga harus tau, gue dulu dipanggil Renne." Mata gue sontak melebar, sumpah demi Tuhan gue gak habis pikir dengan ini semua
"Renne? Lo gak bercanda kan?"
Zara menggeleng dengan mantap, gue merasakan dirinya gemetar,
"Gak, gue seratus persen gak bercanda, Gheza. Ini gue, Renne, sahabat kecil lo, sosok yang paling lo sayang."
Sudut bibir gue berkedut mendengar itu, jika seseorang bertanya kepada gue siapa cinta pertama gue, gue dengan mantap menjawab dia, Renne.
Renne kecil dengan ponytail ikal yang menggantung, Renne yang selalu gue manjakan dulu, Renne yang berjanji akan jadi istri gue kelak.
Tapi kan, itu dulu dan Zara masih inget, guepun masih gak nyangka kalau Renne mau jadi istri gue nanti padahal gue sendiri dengan polosnya nanya kayak gitu dan gak tau artinya, namanya anak kecil.
Renne, Harry dan Lia adalah sahabat kecil gue yang paling berkesan selama gue hidup. Dan sekarang gue dipertemukan dengan Renne yang notabenenya temen sekelas gue.
"Renne," ucap gue yang lebih terdengar seperti bisikan, "Gue emang sayang sama dia, dia adalah cinta pertama gue, sayang gue ke dia masih membekas."
Zara tersenyum kearah gue, tangannya menyentuh punggung tangan gue, digenggam jari-jemari gue dan gue gak bisa nolak. "Gue sebenarnya... Gue cinta sama lo dari dulu Gheza, dari pertama kita bertemu, disaat masa taman kanak-kanak dulu walau akhirnya kita berpisah, tapi sekarang kita dipertemukan lagi. Apa sebenarnya..."
"Maaf Zar," ucap gue, membuat senyuman diwajah Zara meredup."Walau gue ke Renne gak bisa berhenti sayang sama dia, gue sayang sama dia karena gue ngerasa dia seperti adek gue sendiri, dia terlalu lemah buat sendiri. Maaf, maaf banget tapi gue udah gak punya rasa cinta yang lo mau sedikitpun, Renne."
Wajah Zara berubah seratus delapan puluh derajat, ia menarik tubuhnya menjauh dari gue. Tangannya yang tadi menggenggam tangan guepun beralih kewajahnya, menutupi tangisan yang menyayat hati.
"Gue bodoh! Gue bodoh, Al, gak seharusnya gue nyatain perasaan ke lo. Gue bener-bener malu sebagai cewek." Ucapnya dibalik kedua tangan yang menutupi wajahnya. Tubuhnya bergetar karena tangisan tanpa suara itu.
Gue menyentuh punggungnya, mengusapnya dengan lembut. "Gue hargain perasaan lo kok, tapi gue udah gak bisa bales itu lagi."
Dia mengusap wajahnya dan menyingkirkan tangan gue dari punggungnya "Its okay, gue gak apa-apa. Bella emang lebih baik untuk bersanding sama lo." Ucapnya sambil tersenyum getir, guepun merentangkan tangan dengan tawa yang menggelegar, dunno, gue pengin ketawa.
"Big hug for bestfriend?"
Zara terkekeh dan tenggelam dalam pelukan, "Big hug for bestfriend"
Ting Tong
Zara menarik badan, gue menoleh kearah pintu yang kemudian Zara buka dan memunculkan wajah yang agak familiar di ingatan gue.
"Hey, kok lo tumben dateng?" Zara memeluk sekilas cowok yang tengah tersenyum kepada Zara dan membalas pelukannya
"Gue cuman pengin main aja sama mau ngenalin seseorang." Ucapnya,
"Siapa tuh?" Zara mengedarkan pandangannya dan dia sempat kaget, gue gak tau dia kaget kenapa tapi perasaan gue gak enak.
"Bella?"
Guepun tersentak saat mendengar nama tersebut, jangan dia, please, waktunya gak tepat.
"Hey, Zara." Dia memunculkan wajahnya, kedua mata kita bertemu. Dia mematung ditempat begitupun gue yang berhenti bergerak.
"Loh, lo bukannya..."
"Al? Lo disini?"
Gue yang serasa ditangkap basah mulai bertingkah gelagapan, Zara hanya mematung didepan pintu
"Hey, Gavin dan Bella."
vommenttttssssss!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin Again
Teen FictionKetika cinta tidak dianggap oleh orang yang kita sayangi, dan disaat kita menemukan penggantinya ia malah kembali dan meminta cinta itu lagi, siapa yang akan kamu pilih? All Right Reserved © Copyrights 2013 by fadhila