Part 2

7.9K 300 1
                                    

"Aku salah denger kan pa?"
"Tidak Queen..kamu nggak salah denger" pertanyaan yang seharusnya dijawab papanya itu malah dijawab oleh mama tirinya.

"queen nggak mau nikah, queen kan masih sekolah.. Kalian jahat " Queen berlari dengan linangan airmata menuju kamarnya.

Dia menutup pintu dengan sangat kasar lalu menjatuhkan tubuhnya di atas ranjangnya dan menangis memeluk gulingnya,

"Kalo mama masih ada, pasti semua ini gak akan terjadi, hiks... mama, queen kangen mama" queen mengambil foto mamanya yang terpasang di dinding lalu memeluknya.

"Hiks hiks...mama..."

**

☆Queen☆

Jam dinding dikamarku sudah menunjukkan pukul 22:30, dan aku masih belum bisa memejemkan mataku, airmata yang sedari tadi membanjiri pipiku juga sudah kering, hanya tersisa isakan yang terkadang keluar dari mulutku,

Aku keluar dari kamar untuk sekedar mencari air putih, ternyata papa dan tente Cameron (mama tiriku) belum tidur, rasa kesal kembali menghinggapi hatiku, mereka tidak bisa memaksaku seperti ini,

Sebenarnya apa salahku?

"Jika Queen tak mau, kita tidak bisa memaksanya Cam, Queen masih terlalu muda, dia hanya seorang remaja, memaksanya menikah bukan jalan yang baik aku rasa"
Ucapan papa membuatku lega, akankah perjodohan ini dibatalkan? Atau lebih tepatnya, tidak jadi??

"Kita sudah bicarakan ini john... anak itu harus diberi pelajaran, gara-gara dia mengambil uangmu untuk menonton konser, kau jadi tak bisa bayar hutang dan akhirnya kita harus kehilangan mobil kita satu-satunya, dengar aku john, queen akan jadi dewasa setelah dia menikah, percayalah padaku" cameron mencoba meyakinkan papa, aku kembali merasa sedih,

Aku tau semua ini salahku, karena mengambil uang papa untuk menonton konser jason, papa tak bisa membayar hutangnya tepat waktu, saat itu aku pikir, tidak apa-apa aku mengambilnya karena sangat jarang konser itu diadakan di dekat sini, jason lebih sering manggung di luar negeri, selain itu juga dia sangat sibuk dengan film dan sinetronnya.

"Pa..." aku mulai memunculkan batang hidungku, setelah ku tau sebenarnya papapun tidak setuju dengan ini, aku pikir lebih baik bicara langsung dengannya.

"Queen..kau belum tidur?"
" belum, pa... maaf qeen ngambil uang papa, queen tau queen salah, tapi... queen lakuin itu karena tante cam.." aku mengarahkan tatapan tajamku pada cameron.

"KarenaAku?" Cam heran.

"Karena ada tante cam dan anaknya disini, aku tidak suka ada mereka dirumah ini pa, dan lagi, papa sering pulang telat, aku kesepian pa" aduku.

Papa hanya menghela napasnya, dia tau aku tidak pernah menganggap cameron sebagai mama, dan kurasa dia sudah lelah untuk memperingatkanku akan hal ini,

"Queen.. sudah berapa kali papa bilng, sekarang dia adalah mamamu, kau harus bersikap baik padanya, hentikan sikap kekanakanmu ini,"nasehatnya.

"Tapi queen cuma punya 1 mama, nggak ada yang lain" aku tetap kekeh, mamaku adalah mama Natalie, bukan mama cam, dia tidak akan pernah menjadi mamaku

"Hentikan queen, mungkin mamamu memang benar, kau harus menikah agar bisa lebih dewasa, papa lelah menghadapumi" papa terliht begitu kesal

"Tapi pa..." aku merajuk,
"Tolong pa jangan lakukan ini..."

"Besok kita akan kekediaman calon suamimu queen, "

"Apa? Besok? Tap tapi.." ini terlalu mendadak, aku tidak siap, kenapa besok? Aku tidak ma pa..

"Queen,.. kau bisa putuskan ini setelah kesana besok, papa tau kamu benar-benar tak mau dijodohkan, tapi sikapmu yang seperti ini benar-benar membuat papa kecewa, pokoknya besok kita akan pergi kekediaman keluarga barnett, titik" ayah dan cam segera beranjak dari tempat duduknya lalu memasuki kamarnya setelah mengatakan itu,

Aku benar-benar tidak percaya ini, semua ini gara-gara nenek sihir sialan itu,

****

Aku memakai gaun putih selutut dengan motif bunga dibagian atasnya, ini adalah hadiah terakhir yang mama berikan di ulang tahunku, dan papa memintaku untuk memakainya saat kami pergi ketempat teman papa yang anaknya akan dijodohkan denganku.

Sebuah BMW menjemput kami sekeluarga dari rumah, sungguh berat bagiku pergi kesana, aku berencana akan membuat ulah dan membiarkan mereka membenciku agar perjodohan ini tak perlu terjadi.

"Selamat datang" ucap seorang lelaki yang tak asing dimataku,

Oh tuhan, bukankah itu pengusaha yang sering masuk tv itu? Siapa yang tak mengenalnya, tuan steven barnett konglomerat pemilik Barnett corp yang terkenal di dunia. Apa aku akan dijodohkan dengan anaknya? Atau anak pembantunya?

Kami sekeluarga segera masuk mansion megah dengan puluhan pelayan yang berbaris menyambut kedatangan kami.

Kami segera di antar menuju ke sebuah ruang makan yang luasnya mungkin 10x luas kamarku, luar biasa.

"Silakan, kami sudah mempersiapkan makan siang yang spesial" ucap tuan steven ramah,
Perjalanan dari rumah kami cukup jauh, begitu sampai di tempat ini, hari sudah cukup siang.

"Apa ini anak gadis anda tuan osmond?" Tanyanya sambil tersenyum kepadaku.

"Iya, namanya Queen zarra,"

"Cantik dan manis"pujinya, aku tersipu, tuan steven seramah di tv, beliau juga tampak lebih tampan jika dilihat secara langsung.

Akupun duduk di salah satu kursi.

Lalu seorang wanita parubaya dengan sepiring kakap panggang kesukaanku, dan hal pertama yang melintas dipikiranku saat melihatnya adalah Mama.

Dia nampak mirip mama, dari caranya berjalan, caranya tersenyum, dan caranya membawa piring, dan lagi kakap panggang adalah masakan yang sering mama masak untukku.

"Selamat datang tuan osmond, dan keluarga, dan aku yakin gadis cantik ini adalah calon menantuku, benarkan?" Wanita itu tersenyum ramah, sangat cantik, dan senyumannya juga mengingatkanku akan sosok mama.

"Ini adalah istriku, Natalie"
Apa? Namanyapun sama, aku seperti melihat mamaku kembali.

"Ayo silakan dinikmati dulu hidangan yang kami sajikan, Nathan anakku, akan tiba 30 menit lagi" tuan steven kembali mempersilakan.

Dag dig dug.. hatiku berdebar, seperti apakah sosok anak lelaki tuan barnett yang akan dijodohkan denganku?

TBC
04/01/2015

For My Coldest HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang