Aku hanya menganggukan kepala lagi dan mata ku bekaca-kaca melihat alex menjauh dari ku dan dia terus melihatku sambil mengangkat jarinya seperti angka dua dan gerak mulutnya seperti mengucapkan "two weeks"
Skip
Aku sampai di toko obat milik ayahnya clare "aku bingung dan aku harus bagaimana,aku sudah merencanakan untuk kuliah di boston dan bekerja di sana lalu usiaku 26 tahun aku kembali lagi ke sini memiliki pendamping hidup dan mempunyai anak.tapi ujungnya begini"
"Kalau ujungnya begini,kenapa kau tidak urus saja bayi ini sampai kau melahirkan lalu disinikan banyak orang yang ingin mngadopsi anak,kau berikan saja dan kau bisa melanjutkan apa yang kau rencanakan"
"Benar juga apa yang di katakan clare" batinku.
Skip 9 bulan kemudian
Perutku sudah membesar,aku sedang di ruang keluarga bersama mom dan adik-adik ku.
"Kau sudah periksa ke dokter?" kata mom
"Ya,bayi ini perempuan" kata ku sambil memakan popcorn yang ada di atas perut besarku
"Aku ingin lihat bayi itu" adik-adik ku menghampiriku sembari membawa senter untuk melihat isi perut ku.mereka sangat konyol
Tak lama kemudian perutku bergerak dan bergerak lalu bergerak
"Ya tuhann,bayi ini cegukkan"bentak mom sembari terharu,aku tertawa kecil melihat kelakuan bayi ini.
.
.
."Huu..huu..uhh.."
"Cepat bawakan handuk dan air panasnya!"
"Tahan sayang bidannya akan segera datang!"kata mom sambil menenangkanku
Author's POV
Adik-adiknya rosie pun menuntun bidan itu ke atas dimana kamar rosie disana.pintu pun di tutup di luar hanya ada dad dan adik-adiknya rosie yang sedang ngosngossan
"Jadi wanita itu tidak enak" kata jack dan di angguki oleh benTak lama kemudian bayi itu lahir,semua yang ada di luar -dad,jack dan ben- langsung masuk dan mereka melihat bayi yang sangat lucu dan masih suci ini lahir.
Si bidan pun melihat rosie yang sedang melihat bayi perempuannya tak lama si bidan bertanya "apa kau ingin menggendongnya dan mengurusnya atau aku akan bawa dia ke bawah?" dan rosie bingung lalu melihat lagi bayi perempuannya yang sedang cegukkan membuat rosie tersenyum dan mengangguk ya
Rosie's POV
Aku menggendong malaikat kecilku dan mengusap pipinya pelan,betapa lucu dan cantiknya malaikat kecilku ini
Lalu aku melihat mom,dad,dan adik-adikku mereka tersenyum bahagia menyambut anggota baru.
.
.
.Bayi ini terus-terusan menangis di tengah malam aku sangat khawatir dan aku belum tahu betul si bayi ini menangis karena apa,aku sudah memberinya asi dan menggendongnya sambil berdiri mengayunnya tpi dia masih saja menangis.
"Apa kau butuh bantuan"kata seseorang yang sudah membukakan pitu dan ternyata itu dad
"Oh dad,aku tidak sanggup aku ingin mati sekarang"rengekku sambil duduk di ranjangku membawa bayi ini duduk di pangkuanku
"Tunggu sampai kau mempunyai cucu,sayang" dad menghampiriku dan duduk di sebelahku
Aku tidak tahu kenapa bayi ini tiba-tiba saja berhenti menangis saat dad mengusap kepala lalu mengusap pipi kecilnya
"Saat dad mengantarkan mom untuk melahirkanmu dad di perjalanan menerobos lampu merah yang sudah 3 kali dad lalui sampai-sampai mobil polisi mengikuti dad hingga rumah sakit"
"Dad belum pernah menceritakan itu padaku"
"Dulu kau belum menjadi ibu,sayang" dad mengecup keningku dan kening si bayi ini
Bayi ini tersenyum lalu di sela-sela aku mengobrol dengan dad dia memainkan air ludahnya,itu terdengar sangat lucu sampai aku dan dad menertawainya.
Baru balik lagi,habisnya lgi sibuk di dunia nyata,sorry lagi pula pikiran masih ngeblank meskipun ujian udah kelewat tpi masih aja ngeblank,apa dari dulu ya udah kayak gini-, apaan sih malah curhat emm:p
Jangan lupa vote sareng commentnya *salamorangsunda*^_^