"akhirnya sampai juga!!!" teriak Yuki yang tengah berdiri memandang tata kota tempat ia menjalankan kehidupannya selama ini dari atas pegunungan itu.
"kau lihat Miku, ini sangat indah," katanya sambil memandang kagum. Miku menghampirinya dengan tampang memelas.
"kau ini senang sekali sampai melupakan kalau aku yang membawakan tas beratmu itu," kata Miku dengan sedikit nada tinggi menyertainya. sebenarnya Miku tidak marah jika ia membawakan tas sahabatnya itu. ia hanya ingin melihat ekspresi puppy eyes dari sahabatnya itu yang sekarang terlihat merasa sangat bersalah.
"ta-tapi kamu ikhlas kan Miku?" katanya dengan puppy eyes yang biasanya membuat orang yang marah luluh begitu saja. hampir saja Miku ingin menjawab pertanyaan sahabatnya itu dengan tersenyum, seseorang berjalan menghampiri mereka berdua dengan tatapan dinginnya berdiri di samping Yuki dan menyelimutinya dengan jaket yang cukup tebal. Miku yang melihat tindakan lelaki itu diam tak bergeming. ia tidak mengerti arti dari kejadian yang barusan terjadi tepat di depan matanya.
Miku baru tersadar ketika orang itu berkata padanya dengan agak sedikit ketus "kalau gak ikhlas ngebantuin, kenapa tadi kau bawakan tasnya," mata Miku tidak bisa berkedip. tubuhnya juga tidak bisa bergerak dari tempatnya hingga lelaki itu menatap Yuki,"ayo Yuki kita masuk. disini dingin," katanya sambil membawakan tas Yuki yang berada di samping Miku yang tetap terpaku di tempatnya berdiri. Lalu Yuki digiring oleh lelaki itu masuk kedalam villa yang sudah kami pesan untuk 2 hari.
Miku tetap berdiri ditempatnya. ia masih tidak percaya dengan kejadian yang telah berlalu. dimulai dari Ken ingin membantu Yuki, Ken yang membentaknya, sampai Ken yang menyelimuti Yuki dengan jaket tebalnya.
tanpa Miku sadari, sebuah tetesan air keluar dari matanya. apa yang sebenarnya terjadi? mengapa tiba-tiba Ken mendekati Yuki padahal beberapa hari yang lalu ia meminta Miku untuk menjadi kekasihnya. jika kemarin Miku tidak menolaknya, apakah kejadian tadi akan berlangsung juga padanya? dan Yuki yang berdiri terdiam di tempatnya berdiri sekarang?
Miku menggelengkan kepalanya. ia tersenyum. senyum yang sangat menyakitkan. ini seharusnya merupakan hal yang bagus. hal yang diinginkan Miku untuk saat ini. untuk menyenangkan sahabatnya meskipun harus mengorbankan seseorang yang dicintainya.
Miku menghapus sisa air matanya itu dengan kedua tangannya dan memukul kedua pipinya 'yosh jadikan hari ini hari yang terindah baginya' ia mengangkat tasnya dan membawanya ke dalam villa menyusul Yuki dan Ken.
~So Long~
Hari ini hanya ada acara bebas. semua murid diperbolehkan pergi mengelilingi daerah perkemahan tetapi dibatasi wilayahnya. semua murid dengan ceria bermain, mengambil gambar bersama teman-temannya, dan ada juga yang tertidur di kamarnya.
tidak terkecuali Miku dan Yuki. sekarang mereka sedang berdiri dipinggir tebing yang menyajikan pemandangan tata kota di musim dingin hari itu. mereka bergantian mengambil gambar dengan kamera SLR milik Miku yang tentu saja Yuki yang menginginkan Miku untuk membawanya.
"1...2... chees!" kata Miku sambil mengambil gambar Yuki yang sedang berpose ceria di atas tebing itu.
"ayo Miku, sekarang pakailah handphoneku," katanya sambil mengeluarkan handphone dari saku celananya.
"Ani! bisakah kau membantuku dengan mengambil gambar kami disini?" tanyanya pada gadis yang baru saja lewat di depan kami. tentu saja gadis yang bernama Ani itu mengiyakan permintaan Yuki.
"ayo berpose," katanya.
"siap!"
"1...
"2...
KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Teen FictionSatu kalimat terakhir dalam hidupnya yang membuat kami tetap hidup bahagia sampai saat ini yaitu 'Ingatlah, bahwa kamu tidak sendiri...' // "apa kamu ga malu tuh diliatin sama orang yang sedari tadi tersenyum pada kita hah?" // "gak tuh," // chapter...