Hiruk pikuk sekolah di pagi ini sangatlah riuh. seorang siswi duduk di pojok ruang kelas 2-A Blossom SHS itu dengan headset dilingkarkan dilehernya. ia tidak seperti yang lainnya yang sedang mengerjakan pekerjaan rumah di pagi hari ataupun yang bercanda dengan teman sebayanya. ia lebih menyendiri di tempat duduknya sambil menungguk kedatangan sahabatnya.
rambut menjuntai sampai sepunggung, pipi chubby dan bibir yang manis, kulit putih mulus, bahan langsing dan tinggi semampai, dan mata hazelnya yang cantik. dia adalah Clarisa Miku yang bisa disapa dengan Miku. siswi kelas 2-A di Blossom SHS.
siapa yang tidak kenal dengannya. siswi tercantik seaentro sekolahnya. sudah cantik pintar pula dan sudah pasti dia salah satu anak famous di sekolahnya. satu kekurangan darinya yaitu, ia tidak pandai bergaul dengan orang lain. tidak seperti anak famous lainnya di Blossom SHS, yang memiliki banyak teman. ia hanya memiliki 1 sahabat sejati yaitu Minami Yuki.
memang sahabat sejati. mereka telah bertemu ketika saat masih SD Miku pernah terjatuh dari tangga dan ditolong oleh Yuki kecil. dari kecil mereka telah bersama. banyak barang-barang yang mereka punya, mereka beli bersama alias kembaran. mereka tidak pernah terpisah. Kecuali pada saat pulang sekolah karena mereka memiliki rumah masing-masing. oh ya, satu lagi. ternyata mereka menyukai pria yang sama. Kenneth Yuihan atau bisa disapa Ken.
Siapa yang tidak kenal dengan cowok yang satu ini. Kenneth Yuihan. cowok yang terkenal seaentro sekolah. Dia tampan dan dia adalah pemain Futsal Blossom SHS. oh ya, dia juga ada;ah salah satu anggota pendakian Blossom SHS loohh... bersama Miku dan Yuki tentunya. sangat beruntung Miku dan Yuki bisa satu kelompok dengan Ken.
Setiap pulang sekolah, Miku dan Yuki akan melakukan ritual mereka sehari-hari yaitu pergi ke perpustakaan di sebelah lapangan futsal. tepatnya di lantai 3. untuk melihat Ken bermain futsal bersama teman-temannya dari sana.
Tidak cukup satu kelompok dengan Ken dalam ekskul pendakian Blossom SHS, mereka sering melakukan ritual mata-matanya di sore hari.
memang sahabat sejati...
^^So Long!^^
Terlihat di ambang pintu kelas, seorang perempuan dengan rambut sebahu, tinggi dan lekuk badannya sangat mirip dengan Miku. ysng membedakan mereka hanyalah matanya yang bewarna hitam. dia adalah Minami Yuki. Sahabat si famous Clarisa Miku. ia menghampiri Miku dengan senyumannya yang entah sampai kapan itu akan berakhir. tetapi, Miku tidak pernah bosan dengan senyumannya yang menenangkan hati itu.
"selamat pagi Miku!!!" suaranya yang seperti toa menggema di ruang kelas 2-A ini. seluruh mata tertuju pada mereka berdua yang terdapat di pojok ruangan itu. ada yang melihatnya dengan tatapan 'sudah biasa' ada juga yang melihatnya dengan tatapan 'norak banget'.
mereka yang menatap mereka mendapat tatapan sakrastik dari Miku, seketika siswa kelas itu kembali ke asal mulanya.
"ummm... Miku-" Yuki menatap Miku lesu. Miku melihat ada ayng tidak beres dengan sahabatnya, ia memperhatikan Yuki dengan seksama.
"Yuki... kamu sakit?" Miku bertanya dengan suara rendah.
"e-eh... ti-tidak kok tidak. kau lihat sendiri aku tadi berlarian saat menemuimu. berarti aku sehat" ucap Yuki meyakinkan Miku dengan memperlihatkan senyum manisnya yang agak pudar karena wajahnya yang pucat.
Miku yang melihat sahabatnya itu, menatap wajahnya lekat.
'ada apa dengannya?'
"ummm... Miku..." ucapnya membuat Miku sadar dari lamunannya. "eh... apa?" Miku membenarkan posisi duduknya.
"maaf, aku tidak bisa menemanimu melaksanakan 'ritual' kita sehari-hari-" terlihat wajah sedih terukir di wajahnya yang pucat, "-ka-kau tahukan kalau kita ada camping besok? dan kau tahu juga kalau aku salah satu dari panitia penyelenggaranya?-" Miku mengangguk dan masih menunggu Yuki menyelesaikan ceritanya.
"-jadi hari ini kau akan sendiri. tidak apa kan?" Miku menatapnya kecewa membuat Yuki merasa bersalah.
Ritual yang mereka lakukan setiap hari saat pulang sekolah hari ini akan ditunda dengan jadwal Yuki yang cuku padat. Miku mengerti akan hal ini, dan suatu saat mereka akan sibuk dengan tugasnya masing-masing dan melupakan 'ritual' yang biasa mereka lakukan.
"tidak apa,"jawab Miku singkat sambil tersenyum untuk menghibur Yuki yang sepertinya merasa bersalah. "aku akan melakukannya sendiri," Miku meyakinkannya sekali lagi dan membuat Yuki kembali tersenyum.
"oke kalau begitu, aku ke kelasku dulu ya... sampai jumpa!" Yuki pergi dari kelas Miku dengan sedikit tergesa-gesa. Miku yang melihat tingkah sahabatnya yang tidak biasa itu hanya bisa mengangkat bahu yang berarti bukan masalah serius.
Miku kembali mengambil headsetnya yang sempat terlepas saat berbicara dengan Yuki di atas mejanya. matanya menangkap sebuah amplop putih yang terjatuh di samping mejanya.
Ia membolak-balikkan amplop itu, mencari nama atau data lain si empunya surat. rasa ingin tahunya pun muncul. ia membuka amplop putih yang berisi selembar kertas. ia membacanya secara perlahan dan sepertinya itu adalah diagnosa penyakit dari sebuah rumah sakit.
Nama :Minami Yuki
Umur : 16 tahun
Penyakit : kanker darah
Usia bertahan : 7 hari
Miku yang membacanya membelalakkan matanya lemas dan tak percaya. tangannya gemetar memegang kertas itu. selama ini Yuki tidak pernah menyembunyikan sesuatu darinya. mengapa hal ini tidak diberitahukan kepadanya.
ia memasukkan secarik kertas itu kedalam amplop dan memasukkannya kedalam tas.
Miku masih tidak percaya dengan apa yang dibacanya tadi. Yuki sahabatnya mengidap penyakit kanker darah dan hidupnya tidak akan lama lagi, yaitu 7 hari dan dimulai dari hari ini.
Tanpa sepengetahuannya, cairan bening jatuh dari mata hazelnya 'ini tidak boleh terjadi' pikirnya.
'aku harus membahagiakannya apapun yang terjadi di akhir sisa hidupnya'
Miku menatap langit dari jendela kelas disampingnya. Air matanya mulai deras tanpa sepengetahuan dirinya dan teman-temannya. Miku menangis.
'oh Tuhan, apa yang harus ku lakukan?'
#To be Continued
^^So Long!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Teen FictionSatu kalimat terakhir dalam hidupnya yang membuat kami tetap hidup bahagia sampai saat ini yaitu 'Ingatlah, bahwa kamu tidak sendiri...' // "apa kamu ga malu tuh diliatin sama orang yang sedari tadi tersenyum pada kita hah?" // "gak tuh," // chapter...