Chapter 2. Who is Rey?

1K 2 0
                                    

Aku yang sangat mencintai Rey lantas merubah ketidak-inginanku itu pada awalnya.

Aku ragu, aku takut, aku khawatir, namun begitu cepatnya itu semua lenyap dengan aku mempercayakan segalanya untuk Rey.

Tanpa harus kami jelaskan lewat kata-kata,

aku telah melakukan ini untuk pertama kalinya,

aku telah menjadi milikmu Rey,
hatiku, jiwaku, pikiran dan
bahkan tubuhku,

Aku milik seorang "Alvaro Reyshaka".
Itulah Alvaro Reyshaka, seorang Rey yang telah berhasil mengambil keperawanan seorang Vallerie Adasha (Val), dan kabar mengejutkannya Val adalah namaku sendiri.

Pria yang sudah kupacari semenjak kelas 3 SMP itu berhasil membuatku yakin bahwa aku adalah “i am yours”.

Pertama kali aku mengenali Rey saat kelas 1 SMP, sewaktu aku pindah ke rumah dan gereja yang baru. Aku sering kali berpapasan dengan Rey dalam gereja itu namun aku tak tahu namanya waktu itu, hanya sekedar memandangnya dari kejauhan saat ia sedang masuk dan keluar dari gereja.

Ternyata gereja yang baru kudatangi itu adalah gereja yang dipegang oleh Ayahnya Rey sebagai Bapak Gembala atau bisa dibilang Pendeta sekaligus Ketua Majelis di gereja tersebut.

-----------

Tepat hari minggu yang merupakan jadwalku beribadah di gereja baru itu, aku hadir di gereja lebih awal dan mendapati ruangan gereja yang masih kosong jemaat.

Lantas, aku pun duduk di tengah-tengah barisan kursi gereja dan memanfaatkan kekosongan gereja itu dengan merenungkan hidupku yang selama ini telah aku lewati penuh dengan kesedihan, bahkan sesekali isak tangisku menyeruak tanpa sebab yang pasti.

Entah, apakah ini cara Tuhan untuk menenangkanku di dalam rumah sucinya?

Seraya aku menangis, aku melihat di depan kursiku seperti ada pantulan cahaya yang menyinari akibat pintu gereja yang terbuka di belakang barisan kursiku.

Dan sepintas aku langsung meliriknya dan mendapati bahwa seseorang akan masuk ke gereja yang nampak awal hanya aku seorang diri.

Lantas, aku dengan sekejap langsung membasuh air mataku dengan telungkup tanganku agar aku bisa menyembunyikan kesedihanku dari orang yang baru saja masuk gereja itu.

Tak lama kemudian pijakan kaki orang itu terdengar semakin jelas yang berjalan ke arah tengah-tengah barisan kursi. Dan aku pun sangat terkejud, orang itu akhirnya duduk tepat di samping kananku.

Orang itu adalah seorang pria muda seumuranku dengan wajah yang teduh dan mengenakan kemeja berwarna abu-abu. Sungguh aku sangat malu bertemu dengan pria itu, aku lantas terus memalingkan wajahku darinya seraya tak ingin ia melihat wajahku yang sembab dan kalut.

Pria itu lantas menyapaku,

"Mungkin, aku tak tahu apa yang menjadi masalahmu. Tapi, yang kuyakini adalah bahwa segala perkara dapat kamu tanggung dalam kekuatan yang ada di dalam-Nya untukmu.", sapa pria itu padaku tanpa melihat ke arahku dan hanya melihat ke podium khotbah gereja yang ada tepat di hadapannya saat duduk.

"Dunia tak lagi sama, hidup ini menjadi asing. Aku sedih untuk sesuatu yang tak kutahu. Aku gunda untuk sesuatu yang tak ada. Dan jari ini ingin sekali menunjuk sesuatu yang bisa menjadi sebab, tapi tak kutemukan apa-apa. Aku pun tidak tahu masalah apa yang membuat kesedihan datang padaku"

"Mungkin begitu bertubinya masalah yang kamu hadapi, sampai kamu pun terkadang lelah dan menangis tanpa sebab. Aku paham itu", jawab pria itu dengan tanggap.

"Pada saat yang sama, seluruh sel tubuhku berkata lain. Mereka tahu akan sesuatu yang tak dapat digapai oleh pikiran. Apa rasanya? Bila tubuhmu sendiri menyimpan banyak rahasia darimu? Dan bayangkan bila yang kamu dapatkan hanyalah 'aku ingin menangis, menangis, menangis...' ", jawabku untuk lebih memperjelas curahan hatiku pada pria itu.

"Bukan suatu hal yang asing bila tubuhmu menyembunyikan sesuatu yang tak kamu tahu, karena aku pun terkadang berada di posisi itu. Aku pernah sepertimu, bersedih untuk sesuatu yang tak kutahu alasan pastinya. Yang kutahu aku ingin menjalankan hidupku dengan sebaik mungkin, termasuk untuk menghiburmu. Perkenalkan aku Rey", pria itu mengenali dirinya dan mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan cara yang tak biasa menurutku.

"Aku baru mengerti sekarang. Bahwa ada seseorang yang memahami apa yang kurasakan saat ini dan itu adalah kamu, Rey. Aku Val, aku sering melihatmu beberapa kali di gereja dan di sekolah.", jawabku dengan juga memperkenalkan diriku padanya.

-----------

Kata sebagian besar manusia di bumi ini, mereka bilang dunia ini bulat dan begitu luas. Namun rasanya aku bukanlah termasuk dari sebagian besar manusia itu, aku merasa bumi ini seperti bola kelereng, kecil dan sempit.

Aku bahkan tidak mengira bahwa ternyata kami bersekolah di satu SMP yang sama. Saat itu di SMP kami, kegiatan pramuka adalah kegiatan yang wajib untuk kami ikuti. Sehingga di kepramukaan tersebut, aku mendapati bahwa ternyata Rey juga ketua pramuka di sekolahku sekaligus kakak kelasku dengan perbedaan dua tahun di atasku.

Sebenarnya aku sudah pernah berpacaran dengan Rey tepatnya saat aku kelas 1 SMP, tak lama dari waktu aku mengenalinya. Namun hubunganku dengan Rey pada saat aku kelas 1 SMP saat itu harus kandas, lantaran tidak kuat dengan ucapan teman-teman sekelasku yang mencemoohku terus-menerus dengan kata-kata bahwa aku telah merenggut kekasih orang lain.

Sehingga, kami hanya berpacaran selama 4 bulan saat kelas 1 SMP itu dan tidak ada hal yang berarti pada hubunganku dengan Rey saat itu karena hari-hariku selalu penuh dengan cemoohan yang membuat jiwaku untuk stabil saja tidak bisa, apa lagi untuk bahagia.

Cinta seperti sesuatu yang terulang kembali. Seperti sebuah drama Korea yang memiliki beragam episode sebelum akhirnya berujung kebahagiaan. Rey telah menjadi pacarku lagi sejak aku kelas 3 SMP, sementara saat itu juga awal Rey masuk ke jenjang pendidikan SMA.

Dan hubungan kami berlanjut sampai sekarang,

sampai akhirnya aku menyerahkan mahkota kewanitaanku padanya.



Nantikan kelanjutannya pada Chapter 3 yaa...



[Vote Yuk!😊 Vote dari Kamu akan membuat Penulis semakin semangat untuk melanjutkan Based On True Story ini. Begitu pun kritik dan saran bisa Kamu cantumkan juga di kolom Komentar di bawah ini. Terima kasih💕]

Salam hangat,
❤Ig: @dianitser_

LOVE, LUST, & LIFE DEMANDS - A Wattpad Romance by DIAN NITA S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang