Chapter 4. I Take Him

439 4 0
                                    

     Minggu pun akhirnya tiba, siang beranjak datang dan kita tumbuh menjadi dewasa, bersahaja, mulai menemui rutinitas mingguan, menyusuri perjalananku dengan spiritual terbuka, aku pergi ke gereja seperti minggu biasanya.

     Pandanganku dengan refleks seakan melihat-lihat ke sekitar gereja, seraya aku berjalan perlahan masuk ke dalamnya, seperti sedang mengidentifikasi apakah aku melihat pria itu lagi di gereja ini. Ya, Rey maksudku. Hmm.. aku ini mengharapkan apa?, ah sepertinya aku sedang lelah.

     Putaran jam terasa seperti kincir angin yang memutari poros begitu cepat, senin pun menjemputku lagi pada hari ini. Aku belajar di SMP baruku seperti hari senin biasanya yang dimulai dengan upacara bendera.

“Eh Prisha kamu kemarin sakit ya?”, sapa Charina pada Prisha yang pada Jumat lalu tidak masuk sekolah.

“Iyah nih temen-temen, aku kemarin sakit radang tenggorokan, bener-bener gak kuat buat masuk sekolah karena pusing banget”, jawab Prisha lirih masih belum tampak sepenuhnya pulih.

“Oh begitu, kalau kamu gak kuat sampai pulang sekolah nanti, kamu pulang lebih cepet aja ya, biar cepet sembuh kamunya”, pungkasku pada Prisha.
“Iyah Pris”, sahut Elina.

“Nah iya Pris, parah lo kemaren juga gak dateng ke acara ultah gw”, celetuk Daniel menanggapi Prisha.

“Oke temen-temen, makasih yah. Ohiya btw.. kemarin kalian nyeplokkin Si Daniel ? Yah maaf aku gak bisa ikutan, padahal aku juga pengen nyiram kamu Dan ahhahaha…”, respons Prisha pada kami berempat.

“Ahahah.. padahal kemaren seru banget loh Pris”, ungkap Elina.

“Iyah sampe kayaknya ada yang malu-malu gitu buat jahil-jahilan”, celetuk Charina keceplosan.

“Hah.. siapa yang malu?”, tanya Prisha.

“Oh enggak, maksudnya malu buat jahil karena kita baru kenal sama sepupu dan teman sepupunya si Daniel, Prish”, perjelas Elina.

“Oh maksudnya Kak Clarissa, Dirga, dan Rey? Aku tahu itu, Rey sempat bilang ke aku untuk pergi ke ultah si Daniel waktu itu”, perjelas Prisha lagi.

“Ohh, jadi maksud kamu.. Pacar kamu yang selama ini kamu ceritain ke kami itu Kak Reyshaka ya, Kak Rey?”, tanyaku dengan penasaran.

“Iyah.. hehehe.. (dengan wajah memerah)”, jawab Prisha dengan raut wajah yang tampak malu

“Ohh gitu, jangan sungkan lagi cerita tentang dia ya, kita semua kenal dia kok sekarang”, bisikku pada Prisha sambil menutupi rasa kagetku.

“Siap”, jawab Prisha sambil mengangguk.

“Hey kalian bisikin apa sih, udah yuk sedikit lagi waktunya guru akan masuk ke kelas, masa kita masih di luar kelas aja”, ajak Daniel kepada kami berempat.

     Kelas pun dimulai, selama pelajaran berlangsung entah mengapa aku selalu memperhatikan Prisha saat ini, aku melihat betapa ia beruntung memiliki kekasih seperti Rey, sesekali aku dan dia pun memperhatikan pelajaran hingga suatu waktu aku dapati ia sedang menulis di buku tulis kecil bersampul putih polos. Aku merasa itu seperti bukan buku catatan karena seharusnya bila buku catatan itu harus bersampulkan warna cokelat. Hmm.. sedang menulis apakah dia. Ah entahlah.. mengapa aku seperti ini, aku harus fokus pada diriku sendiri dan pelajaran hari ini.

     Bel sekolah berbunyi seraya menjadi alarm kebebasan kami, kami bergegas merapikan buku dan peralatan sekolah kami dan memasukkannya ke dalam tas. Begitu pun denganku, satu per satu peralatan aku masukkan ke dalam tasku, memeriksa di setiap sisi meja dan kolongnya untuk melihat apakah semua benda kepunyaanku sudah masuk ke dalam tas, rupanya sudah semua, aku pun pelan-pelan menutup resleting tasku agar tidak mudah rusak.

LOVE, LUST, & LIFE DEMANDS - A Wattpad Romance by DIAN NITA S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang