Masih dengan keterpanaan yang sama ku melihat kau dalam mimpiku.Bersama awan cerah yang melingkar di sekitarku.Aku hanyut akan mimpi yang fana.Berharap aku tidak akan pernah bangun dari mimpi ini.Aku men...
PRAKKKK.....
"Aww.....apaan sih lo, sakit tau" kata Cerita pada seraya melempar kembali botol lotion yang melayang bebas ke bahu belakangnya.
"Lo ngerjain apaan sih, udah mau jam Sembilan Cer.Persiapan ritual,ritual."
"Tar dulu ah, gue harus ngumpulin ini besok.Penting nih" jawab Cerita tanpa mengalihkan perhatiannya dari komputer yang ada di hadapannya.
Giza menghela nafas kasar."Emang apaan sih tu" tanyanya seraya mendekat.Berdiri di belakang Cerita, membuatnya bisa melihat apa yang di kerjakan sahabatnya itu di komputernya.
"gue lolos tahap pertama eskul, terus di suruh buat ini deh.Bodo ah gue bikin asal aja kan yang penting ngumpulin"
Giza tertawa geli melihat sahabatnya."Ohh eskul, tumben? Padahal ya prediksi gue lo gak akan ambil eskul apapun disini.Lagian juga kita kan udah kelas tiga ngapain masih eskul" tayanya dengan sedikit memancing Cerita.
"Siapa juga yang mau ambil eskul.Gue juga gak niat kali ikut eskul.Membakar waktuku." Kata-kata itu hanya di tanggapi oleh Giza dengan anggukan kepalanya.Tetapi ia tersadar akan sesuatu.Cerita menghentikan ketikan tangannya dan memutar kursinya pada Giza yang sekarang sudah berada di pinggir tempat tidurnya, sambil membaca majalah.
"Giz lo tau nggak" katanya Cerita seraya mendekat pada Giza
"Hmm" jawabnya seraya menatap Cerita
"Disekolahan gue ya, ada eskul yang aneh.Lo mau tau gak apa?"
"Aneh? Eskul apaan emangnya?" Cerita berdiri mengambil sebuah jilidan kertas dan memberikannya pada Giza.Giza mengernyitkan dahinya heran saat menatap Cerita.Tapi tanpa di suruh lagi Giza mulai membuka satu persatu halaman tersebut.
"Terus kenapa sama ini Cer ?" Tanya Giza yang masih heran di suruh melihat ini
"Coba lo buka halaman terakhir kertas itu" perintah Cerita.Giza melakukannya dan wajahnya memandang ekspresi tidak percaya terhadap apa yang di lihatnya saat ini.Ia lalu memandang wajah Cerita dan jilidan kertas itu bergantian.
Giza lalu menggenggam tangan Cerita "Cer lo harus hati-hati" kata Giza setelah bangun dari keterkejutan yang baru saja di alaminya.
"Maksudnya?" Cerita tidak sepenuhnya sadar apa maksud yang di katakana oleh sahabatnya ini.
Giza menatap Cerita tidak percaya, ia fikir Cerita sudah memprediksi hal yang difikirannya.Tapi ia salah, Cerita adalah anak yang cerdas hanya saja ia terlalu polos dan baik hati."Mereka yang ada di eskul ini pasti adalah anak-anak yang peka sama lingkungan sekitar mereka" mulai Giza, secara perlahan berusaha membuat Cerita tidak terkejut dengan apa yang di katakannya.Giza memberitahukan kepada Cerita bahwa anak-anak yang masuk eskul detektif ini bisa saja mengetahui bahwa Cerita menderita aghorafhobia.
"Udah gak usah di fikirin Cer, lo hati-hati aja ya.Jangan mudah percaya sama orang lain" ingat Giza.
"gue gak mikir sampe kesana Giz" jawab Cerita yang masih dengan keterkejutannya.Wajahnya masih dengan pandangan kosong, menatap lurus ke depan.Membuat Giza merasa bersalah.Giza lalu menarik Cerita, menyadarkannya dan menyuruhnya cepat melakukan ritual.
Cerita tersentak ia lalu memasukkan hasil print nya kedalam map, lalu memasukkannya ke dalam tas.Ia lalu mulai melakukan ritual.Jangan salah sangka dulu ritual apa yang di maksud.Ritual ini ialah ritual menjelang tidur, biasalah kalau anak perempuan remaja lagi pasti selalu jaga penampilan.Ritual yang dilakukan juga biasa menggosok gigi, facial wash, night cream, body butter, dan yang membuat tidur menjadi nyenyak baju tidur yang nyaman.Lalu dimulailah perjalanan tidur cantik mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Green Tea
Teen FictionAku tahu ada yang salah denganku. Tidak pernah ada rasa seperti ini sebelumnya. Siapakah gerangan ia? Mencoba mengikuti alurnya itulah caraku untuk mengetahui akhirnya, mencoba menerima tentang semua permainannya, mencoba mengakhiri segalanya dengan...