Eight - feelings

14 1 0
                                    

Gomen ... maaf ya Author bingung nih wattpad sama hpnya error terus jadi ini ceritanya ngeggantung maaf ya , bagi yang udah nunggu lama nih Author bakal ngasih 2 Bab supaya sekaligus...
Gomen :)

♡♡

Ini gila...
Farrel? , Nauval? , Farrel? , Nauval?

Sebenernya gue ini kenapa sih?
Semenjak dari tadi Ely mondar mandir di kamarnya sendiri sambil menghitung jarinya. Sebelum menyadari bahwa dia bakal mampus hari ini.
Gue bingung banget nih , hahhhh!
desah ely frustasi karna pikirannya acak-acakan gara-gara dua cowok itu datang bersamaan memasuki hidupnya.
kalau gue gini terus, gue bisa dianggap cewe murahan dong? Ya ampun...
Ely menghempaskan dirinya ke sofa mini berwarna hijau tosca miliknya.

"Elly!! Astagfirullah kamu udah telat sayang!" Terdengar teriakan
Mama dari bawah.
eh, ini bukannya?
Hah?! Udah jam setengah 7?
Mati aku

Dengan gerakan secepat kilat Ely langsung mengambil Tasnya dan turun dari tangga kemudian dengan mulusnya mendarat di daratan. Dan menyergap Roti Panggang buatan Mama sambil menjepitnya di mulut dan memakai Sepatu.

"Ma Elly pergi du-lu ya" ucap Elly terbata-bata karna masih menjepit Roti di mulutnya
"Elly sayang ati-ati di jalan ya"
"Yaa ma"

¤¤
Ding-dong-ding-dong
Elly melempar tasnya tepat di atas kursinya kemudian melepas sweater hitamnya "Oke" Umpat Elly
Im taken action 'Now'
Dengan sedikit menunduk di lantai 2 dan Sneaking bagaikan gaya - gaya Ninja di Film Action, Elly menuruni tangga dengan hati-hati agar tidak berpapasan dengan Guru killer atau anak Osis dan semacamnya.
sedikit lagi bisik Elly. 'hup' dengan cepat Elly masuk ke dalam barisan kelas VIII-1 dan dengan cepat memakai Topi Agar Bapa yang sedang berjaga tidak sadar bahwa Elly nyusup ke barisan.
mission completed hehe senyum Elly bangga.

¤¤
"Hahhh" Desah Elly lega disaat pertama kali ia melakukan hal semacam 'itu' dengan lancar.
"Kenapa lo El -kaya ya-ng baru abis berak aja?"
Ck Fani, Lo kalau makan makan aja deh gausah ngomong yang aneh-anehhh geram Elly
Sambil mencubit pipi Fani gemas dengan pipinya yang terisi penuh Roti Keju.

ck,apaan sih ! ganggu orang makan aja deh.
Elly yang ngeliat makanan fani jadi berhamburan pun Puas melihatnya sambil tersenyum jahil "Masih bayi lo fan, makan sampe kemana-mana"

"ah gila lo El, ini kan gara-gara lo makanya jadi berantakan" Gerutu Fani sambil membersihkan sisa sisa keju di meja kantin.
"Jorok ih Fan, kalau dibantuin Daniel gimana?"
Fani melotot secara spontan ke arah Elly sementara Elly menaik turunkan alisnya, sama seperti yang dilakukan Fani sebelumnya.
Fani pun hanya bisa pasrah dan memalingkan wajah sambil cemberut "Kayanya gue kena Karma nih" "Congrats for your Karma" senyum jahil Elly sekarang semakin menjadi-jadi.

hehehehe....
Udah ah Ell !!
"Ada yang salting nih"

¤¤
Hembusan angin menerbu daun-daun yang tak berdaya dan membawanya pergi entah kemana. Semua daun berguguran dan yang tersisa hanyalah sebuah ranting dan cabang disekitarnya, Burung-burung berkicauan menyanyikan sebuah lagu untuk pasangannya.

Dan tampaklah seorang pemuda berdiri di depan sebuah batu nisan , batu yang mengukirkan nama yang indah. Pemuda itu hanya menatap kosong Batu nisan itu tak peduli bahwa ada dedaunan yang menutup tanah dibawahnya, ia hanyalah pemuda yang menatap kosong batu nisan itu dan mengepalkan tangannya yang Terbalut gulungan putih itu.
Ia mengepalkan tangannya dan mulai merasakan sesuatu yang hangat di pipinya, namun ia tidak mengusapnya. Ia membiarkannya sambil mengigit bibir bawahnya menahan kesakitan yang ia rasakan pada masa lampau.

¤¤
"hu uh" gimana nih sekolah udah sepi , lalu katanya farrel mau pulang bareng tapi dianya lama banget....
Sesaat kemudian Elly melihat siluet tubuh yang sepertinya familiar dari kejauhan, dan ternyata "ah bener!' Farrel!! Lambai Elly semangat sambil menghampirinya. Awalnya Elly ingin protes ke Farrel karena dia harus nunggu lama disini. padahal kan sebenernya pulang sendiri juga bisa.
"eh?" Elly heran saat melihat keadaan farrel yang tidak seperti biasanya. Sekarang ia memakai Jaket terusan seperti untuk dipakai di musim dingin kalau di luar negeri. Entah kenapa serasa 'beda'? ucap Elly tak sadar.
"Elly? Kenapa?" tanya Farrel bingung karna Elly terus melihatnya tanpa berkedip tepat di manik matanya yang berwarna coklat keabuan ini. Elly seakan-akan Jatuh tenggelam kedalamnya.
"eh?-emm enggak sih cuma..." Ucap Elly terbata bata sambil menutup mulutnya dengan tangan dan menghindari tatapan Farrel, Pastinya Elly sudah malu kalau keliatan natap kaya gitu.
'ya ampun' begonya..

Farrel yang kayanya penasaran malah mendekatkan wajahnya dengan wajah Elly dan menatap wajahnya dalam. Sekali lagi Elly melihat manik mata Farrel yang berbeda dari orang indonesia pada umumnya.
Namun, Elly memalingkan wajahnya lagi.

"Hm, kamu marah ya karena tadi ngejemputnya lama? maaf ya" Ucap Farrel tanpa pikir panjang lagi.
"hah? eh nggak kok. Gak apa-apa Farrel, Justru tadi tuh..." aku mau bilang kalau kamu makin ganteng , eh.
kok pikiran jadi ngaco ya?

"ck, kok ga dilanjutin sih ,ngomong jangan setengah-setengah dong nanti Tuhan marah"
Elly jadi mulai kebingungan dengan perkataan Farrel maupun dirinya.
"emangnya marah kenapa?"

"Karna Allah menciptakan manusia dengan sempurna dan proses yang menyatu jadi jangan ngomong setengah-setengah kan kita udah diciptain jadi satu" ucap farrel sambil mengerlipkan sebelah matanya.

Tanpa pikir panjang Farrel mengenggam tangan Elly lembut dan mengajaknya pergi karena Angin tidak akan berhenti.
Angin akan terus berhembus seiringnya waktu...

TBC~
Tunggu chap selanjutnya ya

Love in a LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang