Five : The Mardika

24.8K 1.6K 12
                                    

Hari sabtu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Nabila. Bagaimana tidak, selain hari ini sekolahnya libur, hari sabtu juga adalah saat yang tepat untuk Nabila melakukan istirahat.

Istirahat dalam kamusnya adalah tidur sampai jam 11 siang.

Namun, sabtu pagi ini berbeda dengan sabtu-sabtu sebelumnya. Dimana, Nabila harus bangun tepat jam 6 pagi untuk mengurus Baby Z yang ternyata bangun lebih pagi dari dirinya.

Catatan. Sekarang juga Nabila memiliki beker baru. Tangisan Baby Z yang selalu sukses membangunkannya. Lebih ampuh daripada teriakkan mama.

Pagi itu, Nabila sudah direpotkan dengan mengurusi Zidan ini dan itu. Mandi lah, makan lah, dan lain lain. Yah, itung-itung belajar jadi ibu. Ya, gak?

Tenang aja, soal mengurusi Zidan, cewek itu sudah diajari oleh Bi Minah. Mulai dari menyuapi bayi sampai memakaikan popok. Walaupun belum terlalu mahir yah paling enggak cewek itu bisa melakukannnya.

Sementara Nabila sedang sibuk dengan Zidan, hal yang dilakukan Arkan hanyalah duduk di depan sofa sambil menonton tayangan di channel favoritnya selain National Geographic yaitu disney channel.

Emang kurang sesuai sama umurnya yang sudah menginjak belasan.

"Arkan! Yaampun lo tuh ya gadir banget. Bantuin gue kek apa kek." Omel Bila setelah ia akhirnya selesai dengan keperluan Zidan dan bayi itu sekarang terlihat lucu dengan overall jeans yang dilapisi dengan kaus oranye bergambar jeruk yang agak tertutupi oleh overallnya.

Sepasang baju yang merupakan salah satu pemberian dari Gladis yang kebetulan memiliki Tante yang memiliki anak berusia tidak terlalu jauh dengan Zidan yang berusia lebih dari enam bulanan. Baju yang diberikan itu ukurannya sudah terlalu sempit untuk adik sepupunya itu makanya Gladis memutuskan untuk memberikannya kepada Nabia mengingat cewek itu pernah bercerita mengenai insiden penemuan Zidan.

Juga, karena Gladis sudah bisa menebak pasti Nabila belum membeli baju untuk adik angkatnya itu.

Soal umur Zidan, Nabila baru mengira-ngira karena bayi itu sudah bisa berbalik dengan posisi perut dibawah atau telungkup dan mulai belajar merangkak. Itu juga menurut suatu artikel yang pernah ia baca di suatu situs internet.

"Arkan!" Bila memanggil Arkan sekali lagi seraya melangkah mendekati sofa tempat Arkan sedang berbaring menghadap televisi.

Ternyata, setelah dilihat lebih dekat, anak itu malah tertidur di sofa yang membuat Nabila mendengus kesal.

Sedetik kemudian, ponsel Nabila yang berada di kantung celananya itu berbunyi. Pertanda ada panggilan masuk.

Nabila tidak sempat melihat siapa penelponnya dan langsung men-slide ikon hijau dengan simbol telepon yang ada di ponselnya itu.

"Halo?"

Sebuah pertanyaan langsung terdengar di seberang sana. "Bil, Lo di rumah?"

Nabila tahu benar suara itu. Ia lalu melihat ke layar ponselnya. Benar saja, di sana tertulis nama Fakhri.

"Ga. Gue lagi di rumah nenek." Jawab Nabila singkat.

Ia memang malas untuk berbasa-basi dengan mahluk yang satu itu. "Serius?" Terdapat nada tidak percaya dalam suara Fakhri barusan.

Bila refleks mengangguk cepat hingga sedetik kemudian ia sadar kalau Fakhri tidak akan bisa melihatnya di seberang sana. "Iya. Ga percayaan amat si lo. Dah ah gue lagi sibuk. Bye."

Bila langsung menutup telepon dari Fakhri seraya kembali sibuk mengurusi Zidan yang harus minum susu sekarang juga.

Cewek itu dengan terampil menuangkan beberapa sendok susu ke dalam air hangat yang sebelumnya sudah ia tuang ke botol susu Zidan.

Baby & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang