You Mean It

25 2 0
                                    

"Tapi Ver?"

"Kenapa?"

"Kenapa lo khawatir? Gue kan gak butuh kekhawatiran lo kali. Gue udah gede. " Tiba – tiba dari arah belakang ada anak yang membawa segelas susu hangat ( dan kelihatannya adalah adik tingkat Nadine) tidak sengaja menabrak Nadine dan alhasil susu yang lezat tersebut menumpahi seragam Nadine. Nadine yang notabene nya sebagai anak beringas langsung murka terhadap anak tersebut.

"LO GAK PUNYA MATA?"

"Nadine lo gak boleh ngomong gitu"

"Diem lo Ver, ini urusan gue"

"Tapi Nadine, ... "

Belum selesai urusannya dengan Vero, sekarang tambah lagi masalah bagi Nadine. Manalagi Vero pake ikut campur segala, batin Nadine. Vero yang tidak senang melihat Nadine berbuat sesuka hati menarik tangan Nadine dan berniat pergi dari Kantin tersebut. Namun sayang, Nadine lebih suka menjadi tontonan seisi kantin daripada pergi.

"Nad udah selesai! Anak itu tadi juga udah minta maaf."

"Excuse me Ver. Oh thanks ya, lo superhero"

"Nadine, jangan kaya anak kecil!"

"Shut the fuck up Avero Davis! Mendingan lo pergi ke kelas sana! Gue muak ngeliat lo"

"Oke."

Sepeninggal Vero ke kelas, Nadine diam tak bergerak sedikitpun. Lidahnya kelu, dan seluruh anggota tubuhnya kaku tak dapat digerakkan. Sepenglihatan Nadine, tersirat wajah sendu dan kecewa di mata Vero entah karena apa, namun Nadine sangat-sangat-sangat menyesal atas kelakuannya tersebut. Nadine hampir tidak pernah menunjukkan sikap beringasnya di hadapan Vero.

Semua mata yang ada di kantin menatap Nadine dengan banyak perasaan, namun kebanyakan menatap iba atas apa yang baru saja terjadi. Nadine berlari menuju kelas dengan perasaan campur aduk. Air matanya mengalir tanpa henti. Nadine langsung mengambil tasnya dan melenggang keluar meninggalkan banyak tanda Tanya di otak teman – temannya. Perjalanan dari kelas sampai parkiran memang bukan jalan yang singkat. Namun dengan bodohnya air mata tersebut terus mengalir seiring umpatan – umpatan yang keluar dari mulutnya.

"Nadine!!!" mendengar suara yang khas ini Nadine terus berlari menuju mobilnya, entah Reyhan sudah berada didalamnya atau belum Nadine tidak perduli.

"Nadine stop, jangan kayak gini"

Percuma saja berlari didepan Vero, sejauh apapun pasti akan terkejar. Atlit lari SMA Tri Dharma yang dibanggakan, dua kali meraih medali emas PON dan berjuta kali meraih hati wanita disekitarnya. Lah kok(?) Namun Nadine juga bukan merupakan lawan yang lemah, walaupun Nadine bukan atlit namun pukulannya sangat dahsyat disemua orang tak terkecuali Vero.

"Nadine percuma kamu tau percuma!?" Vero berhasil meraih tangan kanan Nadine dan menggenggamnya erat. Memposisikan tubuhnya tepat memeluk gadis tersebut. Nadine memang selalu diam tak berkutik jika kedua lengan tersebut membungkus tubuhnya.

"Gue minta maaf ya Ver"

"Ver, lo tau kan gue slalu hilang kendali. Otak gue rasanya sakit."

"Ver ..."

Sesaat setelah itu, Vero meninggalkan Nadine di parkiran tersebut tanpa kata apapun. Tubuhnya menjauh bergerak perlahan meninggalkan parkiran tersebut tanpa menoleh ke belakang. Nadine tidak habis pikir atas kelakuan Vero yang janggal tersebut, dan tangisnya bertambah deras.

"Kak lo kenapa? Sakit? Mau dianter pulang?"

"Males bahas gue dek, anterin ya."

Di dalam mobilpun Nadine tidak berusaha bercerita kepada adiknya tersebut, disamping itu Reyhan sendiri tau bahwa kondisi kakaknya memang tidak baik.

Let's be FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang