What will you choose?

15 1 0
                                    

Setelah Nadine membuka mata, Nadine seakan tak percaya atas apa yang baru saja dilihatnya. Beberapa menit yang lalu Nadine seolah putus harapan akan bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Vero. Namun, mungkin setelah melihat apa yang ada di rooftop ini, Nadine perlu memperbaiki persepsinya jika hubungan tidak akan terasa sama setelah perpisahan.

Vero menggunakan jasa event organizer milik papanya, bukan untuk memberi penataan rooftop, dengan dua kursi, satu meja bundar lengkap dengan lilin diatasnya, atau bunga berwarna - warni yang bertebaran yang terkadang dirangkai mengitari tempat duduk tersebut. Tidak. Vero bukan tipikal cowok yang romantis.

Mungkin setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menunjukkan seberapa besar perasaan yang dimilikinya. Dibanding menghias rooftop dengan bunga - bunga, Vero lebih senang menghiasnya dengan satu set proyektor beserta lcd yang telah terpasang rapi di dinding dan karpet merah floral yang digelar di lantai. Yang membuat Nadine terkejut adalah, disitu terputar video dimana jika disimpulkan bahwa video tersebut berasal dari rekaman seseorang yang menguntit Nadine(?)

"Ini apa Ver?"
"Surprise .. Gak surprise ya? Yah ..."
"Hmm, coba ulangin deh Ver."
"Jawab surprise banget yaampun Ver, gitu ya?"
"Hmmm"
"Surprise Nadine!!!!"

Bukannya menjawab seperti apa yang dikatakan Vero, Nadine malah diam dan berusaha menahan tawa. Menurut Nadine, jika dilihat dari dekat wajah Vero sangat menggemaskan.

Mereka berjalan mendekat ke karpet floral yang telah digelar tersebut. Vero yang terlebih dahulu duduk meminta Nadine untuk duduk didekatnya. Membuat kejutan memang tidak mudah, apalagi untuk orang yang kita sayang. Persiapannya menguras tenaga, apalagi pelaksanaannya.
Hanya mengurus kejutan seperti itu saja, tangan Vero membeku karena gugup. Otaknya terus berfikir keras apakah Nadine suka atau tidak.

"Hmm ... Makasih ya Ver"
"For?"
"This surprise, i adore this surprise. Thank you"
"Suka?"
"Yagaklah, video aib gue lo puter di lcd. Mana ada cewek yang suka diperlakuin kaya gitu coba?"
"Hahaha ya sorry deh Nad, soalnya lo kalo ngambek jelek sih. Pake berminggu - minggu. Lo kira utang apa ada jangka waktunya"
"Avero tukang nguntit."
"Ye biarin, tapi kan lo suka"
"Ya, thanks ya"

Setelah selesai melihat video - video yang kata Nadine aib tersebut, mereka memutuskan untuk pergi ke salah satu warung makan terdekat. Namun sayang, hujan mengguyur dengan derasnya seiring bergantinya waktu.
Karena Nadine bukan tipe cewek yang bisa diam, apalagi ada hujan. Maka nadine menarik Vero turun dari tempat mereka meneduh. Alhasil, baju seragam dan badan mereka basah diguyur hujan.

"Nad"
"Apa?"
"Gue cinta sama lo"
"Apa!? Gak denger, kerasin dikit" sambil mengedipkan sebelah matanya. Nadine berusaha menggoda Vero. Padahal di dalam batinnya Nadine terkejut Dan mencerna apa yang baru saja disampaikan Vero.
"Gue cinta sama lo"
"Gak denger Ver, hujan nih"
"Dih dasar ... Lo mau gak jadi pacar gue?"
Tidak ada jawaban apa - apa dari mulut Nadine. Suaranya hilamg dalam hitungan detik, matanya terpejam namun Nadine berharap setelah membuka mata, apa yang baru saja ia lihat dsn dengar memang benar adanya. 
"Nad lo pasti denger"
"Ini beneran?"
"Yaiyalah, lo kira lo mimpi? Gak. Lo mau jadi pacar gue?"
"Yaaa!!!!"

Nadine dan Vero berpelukan di tengah hujan. Beberapa pasang mata menatap mereka. Namun Nadine dan Vero tidak perduli tentang apapun yang orang lain katakan, karena yang menjalani hubungan adalah mereka berdua. Bukan temannya, ataupun orang yang kebetulan lewat di jalan tersebut.

Nadine sampai di rumah pada pukul 19.00, ya, padahal tadi sebelum bertemu dengan hujan, Nadine berniat pulang paling lambat pukul 17.00. Nadine tidak seperti biasanya, cinta memang mengubah seseorang. Nadine berjalan dengan senyum yang terus terpasang di wajahnya, padahal jarak antara gerbang depan dengan pintu rumahnya kurang lebih 20 m.

Let's be FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang