Surprise or Not?

19 2 2
                                    

-Remember the day when you given up-

Rintik - rintik air yang turun dan menenangkan berubah menjadi hujan yang tajam dan mengerikan. Hujan yang malam itu turun, membasahi rumput yang dibebani tubuh Nadine. Tidak terasa musim telah berganti, mungkin karena sudah terlalu lama Nadine meratapi kehidupannya atau memang ini sudah musim hujan. Nadinepun tak tahu.

Nadine seakan kehilangan arah dan tujuan hidupnya. Keluarga yang benar – benar Nadine banggakan, kini entah bagaimana kabarnya. Hal yang paling menyakiti hatinya adalah apa yang dilakukan papanya, Papa yang selalu ada untuk keluarganya merupakan orang yang sama dengan orang yang merusak apa yang menjadi sumber kebahagiaan Nadine. Yaitu Keluarganya.

Nadine sedikit demi sedikit mulai memahami apa yang disampaikan mamanya, bahwa hidup tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dan ternyata itu bukan sekedar kata – kata yang diucapkan untuk menakut – nakuti Nadine, namun itu benar adanya. Nadine terus berfikir dan terus memikirkan jalan keluar atas semua masalahnya hingga akhirnya kedua matanya lelah, dan memutuskan untuk beristirahat.

"Jangan biarkan kehidupanmu yang mengaturmu, buatlah aturanmu sendiri untuk mengatur hidupmu."

Tidak terasa malam dengan cepat berganti, jam telah menunjukkan pukul enam pagi. Nadine segera bersiap – siap untuk berangkat ke sekolah. Sudah beberapa minggu yang lalu sejak Nadine bertengkar dengan Vero di parkiran sekolah. Namun, hubungan keduanya belum berhasil membaik. Gengsi dan harga dirilah yang menjadi benteng utama diantara keduanya. Tidak mau ambil pusing Nadine terus melanjutkan hari – harinya seperti biasa, minus Vero dan Keluarga bahagianya.

Nadine menarik kursi meja makan didekat abangnya, kemudian mengambil segelas susu cokelat hangat dan roti tawar berselai strawberry, sarapan kesukaannya.

"Dek lo berangkat sama siapa?"

"hmmm... pak Bimo bang"

Tiba – tiba Haykal berlari dari dapur dengan tangan kanan memegang segelas susu dingin dan memeluk adik kesayangannya tersebut. Nadine tampak terkejut dan bingung atas kelakuan kakaknya yang berubah menjadi manis tersebut.

"Bang lo kenapa? Baper ya?"

Haykal memasang wajah ibanya dan berakting seolah – olah Haykal sedang menangis.

"Gue terharu dek, lo kalau jomblo jangan kelewatan deh."

"gue gak paham deh bang, maksud lo apaan?"

"Lo kalo lagi berantem sama Vero jangan dong kencan sama pak Bimo, gue gak rela punya-...." Belum sempat melanjutkan kata – katanya, Nadine sudah menjewer telinga abangnya dengan kuat sampai memerah seperti kepiting rebus.

"Najis lo bang"

"HAHAHAHAHAHAHAHAH" Tawa terpecah dari kedua remaja tersebut. Maksudnya Satu orang remaja dan satu orang dewasa semi remaja(?) Entahlah ...

Setelah bercanda dengan abangnya tersebut, suasana hati Nadine berubah menjadi lebih baik. Gadis remaja tersebut berjalan dengan riangnya menuju mobil. Pak Bimo dengan setia akan mengantar Nadine kemanapun Nadine pergi.

Pernah sekali, waktu itu Nadine sedang ada kerja kelompok di rumah Virha, Nadine mulai kerja kelompok sejak pukul 14.00. Awalnya Nadine bersama Virha, namun karena Pak Bimo merasa tidak enak akhirnya Nadine berangkat bersama Pak Bimo. Dan kerja kelompok itu selesai pada pukul 16.00, namun Nadine tidak langsung pulang, ia memilih pergi ke salah satu pusat perbelanjaaan yaitu ke PIM bersama Virha.

Saat itu tiba tiba Virha pamit pulang karena adiknya menelan biji jambu yang lumayan besar kata Virha dan terpaksa dibawa ke rumah sakit. Nadine yang saat itu sedang kesal – kesalnya menelpon Pak Bimo untuk menjemputnya saat itu juga. Setelah bertemu Nadine, Pak Bimo berjalan menuju lantai parkir mall tersebut.

Let's be FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang