Worry about me? Eh

33 2 0
                                    

Nadine tiba – tiba terbangun dari tidurnya dan memutuskan untuk mengambil segelas air di dapur. Merasa tidak asing dengan benda yang berada di dalam lemari es tersebut Nadine mendekat dan menyentuhnya, persegi panjang, tipis, dingin, dan berwarna putih. Tepat sekali, semalam Nadine merutuk kesal atas ulah teman – temannya yang-mengaku-keren dan dengan (tidak) sengaja meninggalkan iPhone kesayangannya di lemari es bersuhu 15 derajat celcius tersebut, tidak terlalu dingin namun sukses membuat iPhone tersebut terbujur kaku. Bukannya handphone memang kaku(?)

Selesai Nadine membasahi kerongkongannya, Nadine kembali menghempaskan badan di kasur kesayangannya dan menatap jam dinding yang ada di sudut kamar menunjukkan pukul 03.00 pagi. Namun itu bukan masalah bagi Nadine, yang terpenting ia tidak ingin menjadi anak yang kurang update, Nadine mengecek iPhone kesayangannya tersebut dan atas mukjizat Allah SWT iPhone tersebut menyala dengan indahnya. Nadine membuka aplikasi twitter dan membuka profil salah satu idolanya tersebut, Shawn Mendes. Tiba – tiba ID caller Avero Davis tertera di layar iPhone Nadine.

"Heh cewek jadi – jadian, lo belum tidur?"

"Lo ngomong sama gue ver?"

"Lo belum tidur?"

"hssshh... udah, ini gue lagi mimpi ngehajar lo"

"Ah masa?"

"Iya , gue itu benci banget sama lo. Berani – beraninya lo nelpon gue tengah malem. Eh ini udah pagi, ya tengah pagi."

"bodoooo"

"Gue aduin lo ver sama abang gue, awas aja!!!!!"

-Sambungan terputus-

SHIT!!! Gerutu Avero semenjak sambungannya terputus. Di dalam hati Vero menggerutu habis – habisan tidak mengerti atas tingkah Nadine yang semakin lama semakin beringas dan berbahaya. Niatnya menelfon hanya ingin mengkhawatirkan kondisi Nadine yang pada pukul 03.00 pagi terlihat online pada akun whatsappnya. Vero dari hari ke hari semakin tidak bisa memahami keadaan Nadine yang-belum-jelas-apa-statusnya dengan Vero.

Nadine A. Firdaus

Menyambungkan ....

Avero

Gue kan cuman niat bercanda doing, emang Nadine otaknya gesrek kali ya. Duh gue cowok kenapa receh gini, malu – maluin. Dibanding gue cuman diem gini mending gue telpon lagi Nadine. Gue sama Nadine udah kenal semenjak kelas 5 SD. Pas itu emang kita kebetulan satu sekolah di Tri Dharma tapi pas naik ke kelas 6 tiba – tiba Nadine pindah ke Singapura sama keluarganya, jadi gue sama Nadine lost contact. Tapi hubungan kita baik lagi 2 bulan yang lalu.

Nadine berjalan dengan mata memandang tanah, berlalu sembari menghitung pasang sepatu yang telah dilewati. Nadine tetap menunduk sampai bahunya menabrak seorang laki – laki, dengan mata tajam dan menusuk. Siapa dia batin Nadine sendiri.

"Lo punya mata?"

"Kebetulan punya nih, pas dua. Lo mau minjem?"

"Anak baru lo ya? Gak tau gue."

"Who do you think you are? Lo emang presiden?HAHAHA" tawa Nadine ternyata salah, tawa Nadine membangunkan macan pada masa hibernasinya. Oh itu beruang -__-

"Lo ya ! ... "

"Kenapa? Glue gak salah monyet."

"Apa lo bilang!?"

"Udah lah vin, cewek kasian. Lepasin aja. Lo gak papa kan,... Nadine?"

"Oh my fucking God, Vero?"

Let's be FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang