Karena aku dan Lashana keluar dari kelas lebih awal, kantin sekolah masih terlihat sepi. Tidak ada hingar bingar yang berarti dan mengganggu.
"Pesenin dong Sha, gue tunggu disini." Pintaku sembari menduduki bangku bagian pojok kantin.
Lashana mendengus enggan, namun tetap menuruti ucapanku.
Sambil menunggu Lashana kembali bersama makanan, aku mengeluarkan ponsel hitamku dari saku seragam.
Baru saja aku hendak menekan ikon permainan The Sims, ponselku bergetar.
GhefPram : makan yg banyak key :)
Senyuman tipis perlahan terbit di bibirku. Aku menoleh ke pintu kelas 10-7 yang terbuka lebar, dan nampaklah sosok Ghefari yang sedang mengedipkan sebelah matanya padaku.
KayLatv : pastinya, gue blm sarapan
GhefPram : sama. gue gabung ya?
KayLatv : ngaco. lo blm istirahat kan?
GhefPram : gampang. wait me key
Aku mendesah pasrah. Terserah saja apa maunya Ghefari. Bocah kan memang sulit untuk diatur.
Tidak lama setelah itu, Lashana datang dengan dua mangkuk mie goreng kering beserta dua gelas es teh manis.
"Thanks, Sha."
Lashana bergumam pelan dan memutar bola matanya seraya duduk di sampingku.
Secara mendadak Lashana merapatkan tubuhnya lalu berbisik ditelingaku."Ciyee yang disamperin sama berondong keju." Godanya.
Aku melotot seseram mungkin supaya Lashana mengkerut dan tidak berkata macam-macam lagi.
Dalam hati aku mengumpat kesal karena tidak jauh di depan mata, Ghefari sedang berjalan santai ke arah meja kami.
"Hai, Key." Sapanya, langsung duduk di hadapanku.
"Ha-hai Ghef." Sahutku sedikit gugup.
Lashana terkikik geli di sebelahku. Dengan kejam aku pun mencubit pahanya supaya mulutnya diam.
Akhirnya Lashana berdeham pelan, wajahnya yang tadi meringis kesakitan sudah kembali normal."Hai cogan, kenalin nama gue Lashana Zeta. Temen deketnya Kayana Latavia." Sapa Lashana, tersenyum hangat.
Ghefari pun membalas tidak kalah ramahnya,
"Hai cecan, gue Ghefari Pramudanu. Tetangganya Key.""Cecan?" Tanya Lashana bingung.
"Iya cecan, cewe cantik." Timpal Ghefari sambil terkekeh pelan.
Aku mencibir perkataan Ghefari,
"Lasha mah bukan cecan Ghef, tapi cetaaaan." Ralatku dengan wajah tengil.Lashana mendelik sebal padaku,
"Sialan lo. Bilang aja lo cemburu gara-gara gue dibilang cantik sama berondong lo. Upss..."Lashana segera menutup mulutnya sambil menatapku takut-takut.
"Ghefari bukan berondong gue, cetan." Sungutku jengkel.
"Udah-udah gausah ribut. Mending kalian makan dulu deh, keburu dingin tuh mienya." Ujar Ghefari menengahi adu pelototanku bersama Lashana.
Aku melengos, begitu juga Lashana. Kini kami fokus dengan makanan milik masing-masing.
"Eh, lo gak makan Ghef?"
"Maunya disuapin lo."
Blush.
Pipiku memanas mendengar jawabannya.Aku melirik Lashana yang sedang terbatuk secara berlebihan. Lashana pun menaik-turunkan alisnya menggodaku.
Kualihkan lagi pandanganku ke arah Ghefari, dia sedang tersenyum sangat manis padaku. Sedetik kemudian Ghefari membuka mulutnya, sambil kedua matanya mengedip-ngedip lucu.
Rasanya aku seperti terhipnotis oleh sikapnya yang cute. Tanganku pun bergerak dengan sendirinya, menggulung mie di garpuku.
Perlahan aku mengangkat tanganku menuju mulut Ghefari.Hampir. Sedikit lagi.
Tiba-tiba garpu di tanganku dibelokkan dan masuk ke dalam mulut orang lain."Nichos!" Pekikku terkejut.
Sahabatku sejak SMP itu hanya menyeringai sambil mengunyah mie goreng kering yang sudah bersarang di dalam mulutnya.
Aku melirik pada Ghefari, wajahnya cemberut dan terlihat kesal. Menggemaskan sekali.
Tanpa disuruh, aku menggulung mie lagi di garpuku. Kali ini untuk Ghefari.
"Ghef?" Panggilku.
Ghefari yang semula sedang menatap tidak suka pada Nichos kembali menatapku.
Wajahnya berubah berseri-seri ketika menyadari aku sedang mengacungkan garpu di depan mukanya.Tanganku sudah terulur, Ghefari pun sudah membuka mulutnya. Tapi, lagi-lagi Nichos membelokkan tanganku. Kali ini masuk ke mulutku sendiri.
Aku melotot pada Nichos sambil mengunyah dengan gusar.
Nichos tertawa pelan, lalu mengacak rambutku.
"Lo laper Ghef? Beli makan lah. Mau gue pesenin sekalian?" Tanya Nichos pada Ghefari yang benar-benar sedang merengut kesal karena gagal disuapi kedua kalinya olehku.
"Gue aja deh yang pesenin. Gue udah selesai makan kok." Ujar Lashana memutuskan tatapan tajam antara Ghefari dan Nichos.
Aku tersenyum penuh terimakasih pada Lashana, yang dibalas olehnya dengan anggukan samar.
Nichos pun duduk di sampingku, menggantikan tempat Lashana.
Ghefari makin kesal saja dibuatnya, tapi ditutupinya dengan berpura-pura sibuk memainkan ponsel.
Nichos menggeser tubuhnya semakin dekat padaku, bibirnya didekatkan ke telingaku.
"Lu mikir dulu dong. Lu serius mau nyuapin tuh bocah depan anak-anak? Di kantin? Seriously?" Bisik Nichos, terdengar geram.
Aku memutar pandangan ke sekelilingku, segera aku merutuki kebodohanku sendiri karena tidak sadar kalau kantin sudah ramai disesaki oleh murid-murid lainnya.
Untungnya, image gue masih bisa terselamatkan. Batinku.
"Thanks, Chos." Ucapku sepelan mungkin supaya Ghefari tidak mendengar.
"Anything, Ay." Bisiknya lagi.
Tanpa Kayana tahu, Ghefari memandang sinis pada Nichos yang sedang menyeringai puas di balik telinga Kayana.
• • •
Cover baruuu, yha.
Is that good?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen for My Neighbour
Teen Fiction[UN-MOOD] Siapa sih yang gak seneng punya tetangga cogan? Alias cowok ganteng. Sayangnya dia lebih muda dua tahun dari gue. Malu dong kalo ketauan naksir brondong. Tapi kalo cuma buat penyedap mata ya gapapa lah. -- Kayana Latavia Gue punya tetangga...