Pertemuan Tetangga.

63 8 0
                                    

Berapa malam kau menunggu seseorang akan datang ke sisimu dan menemanimu?
Aku tidak pernah menghitungnya. Karena jika aku mencoba untuk menghitungnya, hanya jumlah tak terbatas yang kudapatkan.

Ini hari minggu.
Hari libur bagiku selalu memuakkan. Aku lelah terus menerus merasa kesepian.
Lebih baik sekolah seminggu penuh daripada harus menghabiskan jatah weekend sendirian tanpa siapapun. Walaupun akhir-akhir ini jauh lebih baik karena ada Ghefari yang menyempatkan waktunya untuk bersamaku.

Tanpa mandi lebih dulu aku bangun dari kasur dan beranjak ke ruang tengah sambil menenteng ponsel ditanganku.

Sesekali mulutku menguap lebar, jemari tanganku dengan lincah membuka kunci layar ponsel dan membuka aplikasi Line.

GhefPram : pagi key

GhefPram : belum bangun?

Bibirku melengkung keatas membaca chat dari Ghefar, senang rasanya mendapat perhatian darinya.

KayLatv : hehe sorry

KayLatv : baru bangun nih gue

Sembari menunggu balasan, aku mengangkat remote TV yang tergeletak diatas meja lalu kuarahkan ke kotak persegi panjang berwarna hitam didepanku. Tanganku terus menekan tombol angka secara berurutan hingga mataku menemukan acara kartun yang menarik.

Disaat aku mulai fokus menonton serial Detektif Conan yang sudah dipastikan lima belas menit lagi habis tayang, tiba-tiba ada kulit kacang yang terbang ke kepalaku dan mendarat mulus di pangkuanku.

"Kacang siapa nih." Gumamku heran.

Aku menoleh ke arah pintu untuk mencari asal dari si kulit kacang, namun kemudian mataku membelalak lebar melihat kehadirannya di rumahku.

"KAMPRET NICHOS ELU BALIK?" teriakku heboh.

Tubuhku bergerak dengan sendirinya, mendekat kearah pria yang sedang menyeringai tampan di pintu utama rumahku. Tanpa basa-basi lagi, pun aku langsung memeluknya erat.

"Nichos gue kangen. Kok elu pulang gak ngasih kabar dulu?"

"Sengaja. Biar surprise."

Aku terkikik senang di lekukan lehernya yang beraroma mint segar.

Sedetik kemudian aku tersentak karena Nichos tiba-tiba melepaskan pelukanku. Jari telunjuknya mendorong dahiku kebelakang.
Pipiku dengan mudahnya memanas karena Nichos sedang menatapku dengan sangat intens.

"Diliat dari penampilan lu sekarang... Jangan bilang kalo lu belum mandi?"

Mendengar pertanyaannya, cengiran polos pun muncul di wajahku.

"Hehe, gitudeh Chos."

"Gausah sok akrab deh. Bau lu, mandi sana. Jorok amat sih jadi cewe." Sinisnya sembari menggosok hidung.

Aku mencibir keras, tapi tak urung aku tetap menuruti ucapannya. Setelah menyuruhnya duduk untuk menungguku dan menyajikan minum, secepat kilat aku langsung bergegas menuju kamar mandi.

Aku mandi terburu-buru karena terlalu senang dan tidak sabar untuk mengobrol tentang banyak hal dengan Nichos.
Seusainya memakai baju santai dan celana hot pants, aku langsung keluar dari kamar bersama dengan sisir di genggamanku. Dan aku pun mendesah lega melihat Nichos yang benar-benar nyata, masih menungguku sambil menonton TV.

Aku menghempaskan tubuhku disampingnya lalu menyandarkan kepalaku di pundaknya.

"Kangen ih. Sumpah gue seneng banget elu disini."

Nichos mendengus geli seraya menarik pelan hidungku.

"Basah nih baju gue gara-gara rambut lu." Sungutnya.

Fallen for My NeighbourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang