Bab Tiga

150 9 2
                                    


Suatu saat nanti, nuna bakal liat mereka. Bahkan sangat dekat.

Kata-kata itu masih terngiang di telingaku. Aku merasa, Kang Jun tidak sembarang bicara dan itu ada kaitannya dengan masa depanku. Haduh! Mikir apa pagi-pagi buta begini.

"Eomma, Appa! Kang Jun punya ide brilian!" seru Kang Jun sembari menuruni anak tangga dan menghampiri orangtuanya. Aku kaget seketika, aku heran sama ini anak suaranya tidak beda jauh sama toa yang sering dipakai untuk demo.

"Dasar toa!" aku menjitak kepala Kang Jun.

"Ada apa sih, nak?" tanya Tante Sus dan aku merasa jones, karena Om Il Guk ngerangkul Tante Sus.

"Eomma, kedai kita ini kan makin laku, gimana kalo kita adain pesan antar?"

"Kang Jun pintar, Appa sama Eomma juga maunya seperti itu. Tapi, masalahnya dana kita nggak cukup buat bayar karyawan baru," kata Om Il Guk. Keadaan jadi hening, Si Kang Jun jadi keliatan bego.

"Aha! Gimana kalo aku aja yang jadi kurirnya? Aku bisa naik motor, kok," cetusku, tak tahu ideku akan diterima atau bernasib sama seperti Kang Jun.

Tante Sus dan Om Il Guk keliatan mikir, Si Kang Jun malah senyum-senyum melirik aku.

"Wah! Boleh boleh, Om setuju!"

"Tante juga setuju! Ponakan tante ini emang jagoan. Nggak kaya Si Kang Jun, naik motor aja oleng mulu."

"Ih Eomma, berarti Kang Jun ditakdirin buat jadi orang kaya, karena harus bawa mobil."

Aku ketawa-tawa aja, aku tidak menyesal waktu aku di Narogong kemanapun selalu naik motor. Ternyata, berguna juga di Korea. Kita berempat mulai bikin strategi, tempat mana aja yang bakal jadi target kita. Om Il Guk mulai coret-coret kertas bikin daftar lokasi. Apartment, hotel, sekolah, rumah sakit, kantor polisi, dan........SMTOWN.

Oh My God! SMTOWN?! Mata gue nggak salah baca, kan?

Itu artinya, aku berkesempatan buat kesana dan melihat banyak artis. Aku bisa take a picture dan share di medsos, terus temen-temenku di Narogong pada envy deh! Hahahaha.

Okay, sekarang waktunya back to work. Karena, harus membersihkan kedai sebelum dibuka dan Kang Jun juga harus berangkat ke sekolah.

***

Setelah Kang Jun pulang sekolah, gue dan Kang Jun izin ke tukang percetakan untuk mencetak brosur kedai kopi Tante Sus. Then, besoknya kita sebar brosurnya kemanapun dan ke siapapun.

Kita keliling pakai motor matic punya Om Il Guk dan kita jadi pusat perhatian di jalan, karena aku seorang cewek yang membonceng cowok bongsor kaya Kang Jun.

"Nuna, Kang Jun malu diliatin orang-orang. Kita pulang aja, ya, Nun!" bisik Kang Jun ditelingaku dan aku keep focus.

"Nuna!!!" teriak Kang Jun.

"Kang Jun, lo nggak boleh malu! Kita ini lagi kerja bukan mau rampok. Kalo soal diliatin orang, itu bagus lah! Kita bisa lebih gampang buat promosi," jawabku agak kesal, Kang Jun kicep. Aku melihat berbagai ekspresi dari orang-orang setelah membaca brosur kedai kopi Tante Sus. Mulai dari yang ignore, biasa saja, sampai excited. Okay, apapun itu aku harus tetap semangat.

***

Keesokan harinya di tempat dan aktivitas yang sama, pelanggan makin rame saja. Aku sibuk, Tante Sus dan Om Il Guk juga sibuk. Tapi, aku tetap memperhatikan telfon. barangkali ada pelanggan pesan antar dan aku selalu berharap itu dari SMTOWN.

Dikepung Sejuta CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang