Bab empat

206 5 2
                                    

Aku mengetuk pintu itu pelan, kemudian aku mendengar perintah untukku dipersilakan masuk. Kubuka pintu itu dan masuk ke dalamnya, dan...Oh My God! Apa yang gue lihat sekarang?! Mereka...Su..Super Junior! Aku melotot masih tidak percaya, aku tidak pernah menduga kalau Super Junior yang memesan kopi-kopi ini. Aku masih berdiri di titik ini dan tidak bergerak sama sekali, lalu aku tidak sengaja melihat pria tadi sedang duduk bersama member Super Junior lainnya. Pria itu membuka topi dan maskernya, dan....dia Heechul Oppa.

Berarti dari tadi aku satu lift sama Heechul Oppa, pantas saja aku merasa tidak asing.

"Agassi, kamu mau sampai kapan berdiri disana?" ucap seorang pria lain, dan dia adalah Prince Manager, "Kemarilah! Aku yang memesan kopimu tadi di telfon," tambahnya.

"Ne," aku menghampiri mereka dan aku gugup sekali, "I..Ini kopimu, Tuan," aku menyerahkannya pada Prince Manager.

Prince Manager tersenyum padaku dan kegantengannya hampir menyamai member Super Junior, "Tolong berikan kopi-kopi itu pada semua member," pintanya.

Entah, aku merasa kalau Prince Manager tahu benar perasaanku. Seakan-akan ia tahu kalau aku adalah ELF sesungguhnya.

"Ne, Prince Manager," ucapku. Ups, aku keceplosan memanggil dia Prince Manager. Malulah aku.

Semua member tercengang mendengar ucapanku barusan, mereka tahu kalau itu adalah panggilan para ELF untuk manager Super Junior. Kemudian Eunhyuk Oppa tertawa melihat mimik wajahku yang malu-malu kucing ini, aku hanya tertunduk.

"Agassi, mungkinkah kamu seorang ELF?" tanya Eunhyuk Oppa.

"Ne, aku menjadi ELF sejak kalian debut," jawabku malu-malu sambil membagikan kopi-kopi itu.

"Wow! Ternyata kita masih ada seorang ELF disaat boyband baru yang lebih tampan dari kami mulai bermunculan. Kami sangat berterimakasih padamu, Agassi," kata Eunhyuk Oppa panjang lebar.

Aku sangat terharu mendengar ucapannya, bagaimana bisa aku berpaling dari kalian. Itu adalah hal yang tidak pernah terbesit di pikirankku. Tanganku yang sedang membagikan kopi ini berhenti di depan seorang Lee Donghae, ultimate biasku di Super Junior. Aku tidak mengerti arti dari tatapan dan senyumannya itu, yang aku tahu adalah senyumnya sangatlah manis.

"Kamsahamnida, Agassi," katanya pelan. Aku membalas senyumannya, member Super Junior terlihat lebih tampan dari yang kulihat di video ataupun majalah.

"Agassi, ini uangnya," Prince Manager mengambil uang dari dompetnya.

"Sebentar, ini kembaliannya," aku membuka dompetku

"Aniya, kamu ambil saja kembaliannya."

"Tapi, itu.."

"Sudahlah, ambil saja," ujar Heechul Oppa. "Dan, ya, aku minta maaf tadi aku bersikap tidak ramah padamu."

"Gwaenchana, Oppa..I'm ok," jawabku sambil senyum sok imut, "Baiklah, aku harus pulang. Ini adalah hari terbaikku," aku berjalan pelan menuju pintu dan rasanya berat sekali meninggalkan mereka.

Aku hampir membuka pintu yang berada di hadapanku, tapi Kyuhyun Oppa terdengar seperti memanggilku. "Agassi, hanya kamu ELF yang lupa meminta fan service pada kami," kata-katanya membuatku sadar bahwa aku melupakan satu hal yang kramat itu. Aku terlalu speechless melihat mereka, padahal meminta fan service adalah hal pertama yang aku ingin lakukan ketika mereka masih berada di imajinasiku.

Dikepung Sejuta CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang