Penolakkan

45 5 13
                                    

Aku diseret teman - temanku menuju tengah lapangan. Aku tak mau, akan tetapi mereka menarik - narik tanganku.
"Ayo Zira..ayo..." gumam teman - teman sekelasku.

" Apa sih aku gak mau ke sana
teman - teman" jawabku teriak sambil mencoba berlari dari genggaman tangan bereka. Tetapi tak bisa.

"Tenang aja Zira kita gak bakal jahatin kamu kok." Jawab teman temanku. Lalu sebagian tertawa dan sebagian lagi hanya menyunggingkan sedikit senyumnya, sangat terlihat mencurigakan sekali.

Setelah sampai di tengah lapangan aku di suruh berdiri, sambil dikelilingi teman teman sekelasku.

Beberapa menit kemudia ada seorang cowok menghampiri kami.

"Hah?? Ya Tuhan." Gumamku terkejut

Cowo itu melangkahkan kaki nya hingga ke arah kami.

"Itukan Rafa" gumamku dalam hati. Jantungku berdetak dengan sangat kenjang, aku sesak nafas.

"Hai Zira" ucap Rafa.

" Hai Ii.. i...iya" kataku dengan sangat gugup. Tanganku terasa dingin. Dan sangat dingin ketika segerombolan anak kelas 9b menghampiri kami semua, mereka bergegas ke tengah lapangan.

" anak kelas 9 b semua bergegas ke sini. Rafa juga anak 9b. Aduh ada apa ya??? " kataku dalam hati. Aku gelisah.

Ketika semua teman - teman sekelasku ( kelas 9e berkumpul )

" Zira.. aku menyukai kamu. Aku memendam rasa ini Zira. " ucap Araf dengan menatap aku. Menatap dengan tatapan seribu cinta dan harapan untukku.

"Zira, aku menyukaimu sejak lama. Zira pas TK kata teman - teman kamu menyukai aku. Sejak saat itu pula, aku menyukaimu. Zira apa kamu juga menyukaiku? " kata Rafa.

Aku tak berani untuk menjawab kata tidak. Sesungguhnya semua rasaku ada untuknya. Tetapi rasanya mulutku bak sedang terkunci.

"Zira maukah kamu jadi pacarku ?"

Sontak membuatku terkejut. Aduh perut aku sakit. Ini karena efek gugup-_-

"Ayo Zira terima...!!!! Zira... cepet jawab ya! Ucap teman - teman dengan serentak.

"Apa Raf? Pacaran? Ehm... maaf Raf aku belum bisa. " jawabku ke Rafa. Aku berlari menuju kelas.

Dan......
Rafa mengejarku hingga langkahku terhenti di tangga sekolah ketika ia berhasil menggenggam tanganku.

"Zira aku menyukaimu. Aku cinta kamu. Kamu mau ga jadi pacar aku? Ucap Rafa perlahan kepada ku.

"Maaf kan aku Raf , aku gak bisa aku mau fokus belajar. Sebentar lagi kitakan UN . Yaudah, mending kita persiapin semuanya supaya nanti nem kita itu bagus."
Aku menundukkan kepala. Aku tak berani untuk menatap matanya karena pasti nanti dia tahu bahwa omongan ku tadi hanyalah untuk mengalihkan saja.

Sejujurnya aku menyukai dia, tetapi aku belum mau menerima Rafa. Menurutku aku masih kelas9, itu masih dini untuk pacaran.

"Maaf Raf"
Sambil melepaskan genggaman tangannya. Lalu aku berlari menuju lantai 3, kelasku.

Semoga cerita bisa aku selesaikan dan langsung di terbitkan hari ini. Amin.
17.12.2015

JUST SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang