Bodie, California, Amerika. - 11.15pm.
"Kita sudah sampai. Ini dia rumah yang akan kita tinggali selama beberapa tahun kedepan", ayah berhenti dihalaman rumah tua, tapi masih layak ditinggali.
"Ayah"
"Iya John?", ayah keluar dari mobil dan membukakan pintu John.
"Ayah, apakah disini tidak berhantu? Sepi sekali ayah", John keluar dari mobil dan melihat disekeliling rumahnya.
"Mana ada hantu sayang?"
Lina, Peter, dan Sella mengangkat barang-barang dari bagasi belakang mobil. Truk sewaan untuk mengangkut barang-barang berat baru saja datang.
(((TIN..TIN)))
"Pak James, apakah barang-barangnya sudah bisa kami turunkan?", tanya sopir truk pengangkut.
"Bisa, nanti tolong ditata sekalian di dalam"
Ayah berjalan menuju pintu rumah tua itu, banyak sekali debu dan kacanya buram sekali. Ayah membuka kunci pintu dan membukakan untuk para pengangkut barang.
"Masuklah"
Para pengangkut barang mulai memasukkan barang-barang kedalam rumah tua itu.
Daerah sekitar terlihat sunyi, didepan rumah ini ada kebun yang lebat. Sebelahnya ada rumah tua berwarna merah pudar, sebenarnya banyak rumah disini. Tapi nampak tua dan terkadang ada yang sudah tak layak tinggal.
Penerangan disini juga sangat minim. Banyak kebun-kebun yang lebat dan gelap. Kebanyakan rumah saat malam, lampu depan rumah dimatikan. Suasana agak mencekam untuk pendatang baru seperti Lina.
Sebelah kanan kiri rumah Lina juga ada rumah tua, tapi nampak bersih dan asri. Sepertinya pemilik rumah ini suka berkebun, pikir Lina.
Sambil menunggu para pengangkut barang menyelesaikan tugasnya, ayah menyuruh Lina, John, Peter dan Sella menunggu diluar.
Tiba-tiba Sella mengatakan sesuatu yang singkat dan perlahan.
"Banyak sekali disini", Sella sangat pelan seperti berbisik.
"Apa, Sel?", Peter mencoba mendekati Sella di bagian luar belakang mobil.
"Ah, apa? Aku bilang, desa ini sungguh tidak wajar"
"Maksudmu?"
"Iya. Mana ada desa seperti ini?"
"Hm, hai", sapa Lina menggandeng John.
"Dingin sekali ,Lin", John memeluk dirinya.
"Sini aku gendong dan memelukmu", Peter mengangkat John.
"Coba jelaskan tadi apa yang kau maksud, Sella", lanjut Peter.
"Tidak pantas jika aku menjelaskannya, ada anak kecil disini", Sella mengusap-usap kedua tangannya kedinginan, "lagi pula hal ini tidak penting"
Sella pergi kedalam mobil untuk mengambil I-pod nya. Saat dia membuka tasnya, dikursi paling belakang mobil seperti ada yang mengawasinya. Sella tak peduli, dan mengambil I-pod nya. Sella berpikir hanya perasaannya saja. Kemudian, dia menutup tasnya dan menaruhnya kembali di kursi mobil. Hendak menutup pintu, tengkuknya terasa ada yang menghembuskan udara. Terasa panas dan membuat Sella merinding, tapi Sella tak terkejut dan heboh.
"Aku tau dirimu"
Sella memegang tengkuknya, bulu kulitnya serasa berdiri semua. Sella melirik dibelakangnya, seperti sedang berinteraksi dengan hal-hal tak kasat mata.
"Jangan ganggu keluargaku, jangan ikuti aku, dan tolong pergilah", Sella berbisik dan menolehkan kepalannya kebelakang.
"Sedang apa kau disini?", tiba-tiba Peter datang dengan John, membuat Sella terkejut.
"Ah! Aku aku hanya ingin mengambil I-pod ku saja." Sella terus memegangi tengkuknya.
"Kenapa dengan tengkukmu?"
"Bukan apa-apa. Aku hanya kedinginan saja", Sella pergi meninggalkan Peter dan John.
"Ada apa dengan Sella?", tanya John.
"Tidak. Dia sedang lelah"
***
∆01.11am∆
Semuanya sedang tertidur lelap dalam sunyinya malam. Tapi tidak dengan Lina. Dia terbiasa tidur siang, pada malamnya dia selalu menulis diary.
Lina ingin pergi ke kamar mandi, dia pun meletakkan pensilnya diatas bantalnya. Ia keluar dan menuju kamar mandi sebelah kamarnya.
Kamar Lina berada di lantai atas, di rumah tua itu ada 2 lantai. Sebelah kanan kamar Lina ada kamar Sella, dan kirinya kamar mandi. Depan kamarnya ada tangga yang berbentuk melingkar kebawah, besar dan kayunya selalu berbunyi jika dipijak. Mungkin terlalu tua.
Lina masuk kedalam kamar mandi yang berisi bathup, shower, washtaffle, jendela, tirai, dan benda-benda lain.
Ia menuju ke washtaffle, sebelum tidur dia biasa menggosok giginya dan menyisir rambutnya di malam hari. Dia menghadap ke cermin washtaffle itu, dia menggosok gigi, kemudian mencuci muka.
Saat dia mencuci sikat giginya, sambil bercermin. Tiba-tiba ada sekelebat putih lewat dengan cepat didepan pintu kamar mandi, pintu itu tidak ditutup. Lina melihat dicermin dengan tatapan terkejut.
"Apa itu?", ia menoleh ke pintu, tidak ada apapun.
Lina cepat-cepat membereskan sikat dan pasta giginya, kali ini dia tidak menyisir rambutnya. Dia tak peduli dengan rambutnya, dia buru-buru kembali ke kamar tidurnya. Dia menutup pintu kamar mandi, dan lari ke kamarnya.
Dengan segera dia mengunci pintu kamarnya, "apa itu? Cepat sekali bergeraknya"
Lina melompat ke kasurnya dan langsung memakai selimut. Dia kebingungan, tapi dia rasa itu hanya halusinasi. Mungkin dia merasa mengantuk.
Dia menutup seluruh badannya dengan selimut. Menutup wajahnya dengan bantal. Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamarnya dengan sangat keras.
(((TOK! TOK! TOK!)))
(((JEGREK! JEGREK! JEGREK!)))Bukan hanya mengetuk dengan keras, tapi berusaha membuka pintu dengan mengayunkan daun pintu itu dengan sangat kasar.
Bersambung...
********************************
Penasaran dengan kelanjutannya? Silahkan di vote, komen, saran dan kritik ditunggu :) Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haunted House
HorrorLina baru saja pindah rumah. Yang awalnya berada diperkotaan yang ramai, kini berada di sebuah desa. Lina awalnya tidak setuju, karena letaknya jauh dari sekolah, tempat berkumpul, dan suasananya penuh dengan kesunyian. Saat sampai dirumah barunya...