Chapter 3

134 12 2
                                    

∆02.00am∆

Ketukannya semakin keras dan tiba-tiba saja berhenti. Lina membuka selimutnya dan melihat ke arah pintu, tapi tetap bersembunyi dibalik selimut.

"Mengapa berhenti? Siapa yang ada diluar sana? Siapa? Apa sebaiknya aku buka pintunya?"

Lina pun beranjak dari kasurnya dan membuka kunci pintu, dia mengintip di lubang kunci itu. Tidak ada seorang pun.

Tapi, samar-samar ada bayangan seseorang yang menaiki tangga depan kamarnya. Tangga itu berbunyi, bayangan itu mulai berjalan naik keatas.

Bayangan itu menyerupai perempuan, mungkin tingginya seperti Sella. Sekitar 165cm. Rambutnya panjang, dan memakai jubah. Entah berwarna apa.

Jantung Lina berdegup kencang saat bayangan itu mulai mencapai puncak tangga menuju lantai atas. Lina pun buru- buru mengunci pintunya lagi dan duduk dilantai dibalik pintu.

Lina mencoba mendekatkan telinganya dipintu itu, sudah tak berbunyi lagi tangga tua itu. Lina berdiri mengambil kunci dan mengintip dari lubang kunci itu. Bayangan itu telah hilang.

Lina mencoba membuka kuncinya lagi dan membuka pintu secara perlahan. Sangat perlahan dan...

"Tidak ada siapapun..."
Lina menengok ke kanan, tidak ada. Lina menengok ke kiri dan....

"AAAARGGHHHHH!!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.

∆10.26am∆

Lina terbangun dari tidurnya dan...

"Apa yang terjadi?", Lina melihat disekeliling kamarnya dan jendela kamarnya sudah terbuka.

"Hei tukang tidur! Bangun, sudah siang. Untung hari ini hari Sabtu, jadi kau belum bisa masuk sekolah", Sella berada didekat jendela sambil melihat pemandangan dari luar.

"Sella, apa hari ini aku tidak sedang bermimpi?"

Lina memegangi kepalanya dan mengusap-usap matanya, kemudian dia mengedip-kedipkan mata seakan-akan matanya tidak salah lihat.

"AUUUWWH!!", tiba-tiba Sella mencubit lengan Lina dari belakang.

"Sakit!", Lina mengelus-elus lengannya.

"Memangnya jika sekarang ini kau sedang bermimpi, apa yang sedang kau mimpikan?", Sella pun duduk disamping Lina.

"Aku semalam bermimpi sedang dikamar mandi dan tiba-tiba saja aku melihat dikaca yang mengarah pada pintu kamar mandi yang belum ku tutup, ada sekelebat putih dan..."

Belum selesai Lina menceritakan mimpinya itu, Sella menutup mulut Lina.

"Sshh.. Jangan bicarakan soal itu, aku benci padanya. Padahal aku sudah memperingatkan kepadanya, jangan ganggu anggota keluargaku. Masih saja dia mengganggumu meski dalam mimpi"

"Siapa bayangan putih itu? Pemilik rumah ini?", Lina bertanya penuh penasaran.

"Iya. Pemilik rumah ini..."

********************************
Nah, penasaran bagaimana sejarah rumah Lina? Tunggu kelanjutannya, jangan lupa vote, komen, saran dan kritik ya :) Saya tunggu.

Haunted HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang