Chapter 6

111 9 0
                                    

(((TOK..TOK..TOK!)))

Lina pun membatalkan rencanannya, dan membukakan pintu kamarnya.

"Oh kau!", Lina hanya membuka pintunya setengah dan menutupi bagian dalam kamarnya.

"Aku ingin meminjam sesuatu."
Peter ingin masuk kedalam kamar Lina.

"Hmm, kau ingin meminjam apa? Biar aku ambilkan saja."
Lina menahan Peter untuk masuk kedalam.

"Aku ingin meminjam buku novelmu. Karna ini tugas bahasa, dan aku harus merangkumnya."

"Hmm, begitu. Genre apa yang ingin kau pinjam?"

"Biar aku yang memilih."
Peter mulai sedikit mendorong pintu kamar, Lina menahannya dengan kaki kirinya.

"Biar aku saja, kamarku berantakkan sekali. Sungguh!"
Lina meringis sambil menggaruk kepalanya.

"Baiklah. Carikan aku dengan genre petualangan dan bisakah kau berikan novel itu ke kamarku? Aku akan pergi kebawah"

"Baiklah."
Lina menunggu Peter turun, dan menutup pintu kamar.
Untung saja Peter tidak curiga dengan tingkahnya barusan. Jika Peter curiga? Oh tidak! Dia pasti akan mengatakannya kepada ayah, tapi tidak mungkin. Lina yakin itu.

"Peter!"

Lina berjalan menuju depan kamar Peter dan mengetuk pintunya.

"Wah, akhirnya! Sini-sini, cepat berikan padaku! Tugasku mulai menumpuk"

Peter mulai mengambil dengan cepat novel itu dari tangan Lina. Tak sengaja Lina melihat ada luka di sekitar pergelangan tangan kanan Peter, saat mengambil novel itu dari tangannya.

"Hmm, Pet? Ada apa dengan tanganmu?"

Peter mulai bingung, dan membolak balikkan kedua tangannya, mencari luka yang dimaksud.

"Mana?"

"Di pergelangan tangan kananmu"

"Oh! Ini?", Peter menunjukkannya, "ini... aku tidak tahu, semenjak kejadian John waktu itu. Setelah mandi, aku mendapati luka ini di tanganku"

"Seperti sehabis dicakar"

"Iya. Awalnya aku terkejut, dan mungkin saja saat aku sedang mandi dan tergores sesuatu."

"Sudah kau obati?"

"Sudah. Lihatlah, sudah mulai memudar, kan?"

"Iya. Baiklah, aku akan kembali kekamar"

Lina pun berjalan menuju tangga, terlebih dahulu dia melewati dapur. Saat melewatinya, langkah Lina pun berhenti mendadak. Dia seperti melihat seseorang didalam dapur.

Ia kemudian berjalan mundur dan melihat kedalam dapur. Ada siapa? Tidak ada siapapun. Seketika, bulu kuduk Lina pun merinding. Kemudian ia bergegas pergi kekamarnya.

Lina masuk kekamar dan menguncinya. Sekarang, ia ingin segera membuka kotak itu. Rasa ingin tahunya semakin membuat ia menjadi penasaran.

Ia ambil kotak itu dari tempat tidurnya, kemudian ia perlahan membukanya. Dan akhirnya terlihat didalamnya ada patung kecil seperti miniatur seorang perempuan dengan memakai baju balet sedang berputar, sekaligus benda ini mengeluarkan suara seperti musik untuk berdansa.

Ternyata benda ini adalah kotak musik, indah sekali. Lina membolak balikkan benda ini, seperti takjub melihatnya. Ia heran, mengapa pemiliknya membuangnya begitu saja?

Dibagian bawah kotak musik itu, Lina menemukan seperti tuas untuk dapat dibuka pada bagian itu. Ia coba untuk membukanya, ada secarik kertas kecil. Kertasnya berwarna pink. Ia pun membukanya, ada beberapa baris kalimat disana yang bertuliskan,

Aku adalah Maria
Patung kecil yang sedang menari
Lorry Angela adalah temanku
Siapapun yang ingin menemuiku, mainkan aku didepan cermin
Aku akan mengajakmu bermain

Tulisan itu berwarna merah darah, dan tidak rapi. Lina sempat berpikir, siapa Lorry? Apakah dia pemilik mainan ini? Tunggu! Siapa yang menulis semua kalimat ini? Apakah boneka kecil ini yang menulisnya?

Sungguh diluar batas kewarasan, sampai kepala Lina pusing. Apakah benar yang menulis semua itu adalah boneka mainan ini? Oh Tuhan, yang benar saja. Ini benda mati, hanya sebuah mainan.

Tapi, semua kejadian ini membuat Lina penasaran. Siapa itu Lorry? Dan mengapa benda ini bisa ia tinggalkan di rumah ini, dikebun rumah ini? Ada hubungan apa dia dengan rumah ini?

Tak kuat Lina memikirkan semua ini, dia kemudian turun kebawah menuju dapur. Mengambil segelas air, agar ia bisa tenang.

Lina pun berjalan menuju meja makan dengan membawa segelas air, dan duduk melamun. Memikirkan benda yang aneh itu.

Sella pulang dari berbelanja ke kota bersama ayah dan John. Langsung menuju dapur, meletakkan barang belanjaannya. Setelah selesai, dia pun menyiapkan bahan-bahan untuk ia masak nanti malam.

Dari dapur, seseorang dapat melihat keadaan diluar dapur. Yang dapat dilihat hanya bagian meja makan. Dan Sella pun juga melakukannya, ia sedang memandangi Lina. Didalam hati, mengapa Lina tampak murung? Apakah dia sakit?

Haunted HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang