Pandanganku menyisir sekitar mengamati setiap inci isi ruangan ini. Tak ada seorang pun disini, hanya aku, dan berbagai perabot UKS yang tertata rapih. Ah ya, dan jangan lupakan gorden yang membatasi setiap kasur yang saling berdekatan satu sama lain.
Aku memijat pelipisku singkat, pandanganku mulai kabur. Sialan, perutku terasa seperti dikocok-kocok rasanya. Aku segera berlari menuju kamar mandi UKS memuntahkan isi perutku yang hanya berisi cairan bening agak kental. Aku segera berkumur berusaha menghilangkan rasa pahit dan asam di pangkal lidah yang tertinggal. Aku benar-benar sakit ternyata.
Dengan gontai aku melangkah menuju kasur terdekat, menyibak gorden tersebut, dan tidur di kasur dengan posisi miring tanpa melihat sekeliling lagi. Tak seperti biasanya, selimut putih bergaris tergerai di kasur seperti ini.
Aku mengedikan bahu, tak begitu peduli dengan keadaan selimut yang seperti ini, yang penting aku bisa tidur disini. Kepalaku sudah terlalu pusing untuk berpikir.
Aku berbalik, merasa kurang nyaman dengan posisi sebelumnya. Seolah ada benda yang mengganjal punggungku. Mataku terbelalak, begitu melihat rambut coklat bergelombang tergerai bebas di atas bantal.
Aku baru sadar, ternyata di sampingku seorang gadis sedang tertidur dengan pulasnya.
Rambut bergelombang miliknya, membuatku tertarik untuk memainkan rambutnya dengan ujung jemariku.
Aroma shampo yang menyeruak, membuat indra penciumanku bergerak mendekati puncak kepalanya hingga bibir, dan hidungku menempel di rambutnya.
Kuhirup aromanya kuat-kuat. Mengambil sebanyak mungkin udara dengan aroma seperti ini.
Aroma yang menenangkan. Aroma yang membuatku nyaman. Aku ingat, inilah Aroma yang paling aku rindukan selama ini.
Aroma dari ibuku.
Seberapa tinggi suhu tubuhku sampai aku berdelusi seperti ini? ini pasti tak nyata. Sebab mana mungkin ada seseorang dengan aroma yang percis seperti ibuku. Namun kenapa? delusi ini nampak begitu nyata, kalau dengan sakit aku bisa merasakan keberadaan ibu rasanya aku rela-rela saja kalau aku selalu sakit seperti ini.
Jadi Tuhan, aku rela untuk mati sekarang jika ajal memang sedekat ini dengan ibu.
12-11-2018
long time no c!
KAMU SEDANG MEMBACA
It's About Revan
Ficção AdolescenteTujuan hidup Revan hanya dua, yaitu; 1. Bertemu kembali dengan ibunya. 2. Memutuskan hubungan dengan ayahnya. Ya, itu dulu. Semua terpaksa berubah karena kehadiran seorang gadis piatu di hidupnya. Mulai saat itu juga, kepingan demi kepingan yang...